Percaya Kepada Kekuasaan Tuhan

Anda Wahyu R : Nilai-Nilai Psikologis Dalam Cerita Laksamana Raja Lautan, 2009. USU Repository © 2009

3.3 Percaya Kepada Kekuasaan Tuhan

Mempercayai Allah adalah suatu hal yang mutlak bagi manusia di muka bumi ini.Allah bersifat gaib, namun kebesaran dan keagunganNya dapat kita lihat dan rasakan.Kekuasaan Allah meliputi langit dan bumi dan apa saja yang terkandung di dalamnya. Kekuasaan Allah tidak ada batasnya, segala sesuatu yang dikehendakiNya terjadi maka hal itu akan terjadi.Dengan kekuasaannya, Allah ciptkan manusia sebagai khalifah atau pemimpin serta dijadikannya bumi sebagai tempat tinggal manusia. Firman Allah dalam surah Yassin ayat 33 – 35 yang artinya: “Dan suatu tanda kekuasaan Allahbagi mereka adalah bumi yang mati, kami hidupkan bumi itu dan kami keluarkan dari padanya biji- bijian maka dari padanyalah mereka makan.Dan kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur, dan kami pancarkan padanya beberapa mata air. Supaya mereka makan sebagian dari buah-buahannya dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka, maka mengapakah mereka tidak bersyukur”. Dengan kebesaran dan kekuasaan Allah juga di bumi ini ada tumbuh-tumbuhan, gunung, bukit, sungai, laut dan sebagainya, yang kesemuanya itu diperuntukkan bagi manusia.Manusia adalah mahluk yang paling sempurna diciptakan Allah dari mahluk lainnya yang dibekali akal pikiran dan ilmu pengetahuan belum mampu mengetahui berapa banyak jumlah ikan di lautan. Itulah salah satu kecil dari kekuasaan Allah yang manusia sebagai mahluk yang memiliki ilmu yang tidak mampu menjawabnya. Manusia dan segala apa yang dilihatnya merupakan bagian terkecil dari apa yang telah diciptakan Allah, sering manusia merasa angkuh dan sombong di karenakan sesuatu yang pernah di ciptakannya.Manusia dapat mengarungi lautan, terbang keangkasa dan menciptakan berbagai hal yang membantu kehidupan manusia itu sendiri bahkan menjadi penguasa yang besar, telah membuat manusia menjadi lupa dan 46 Anda Wahyu R : Nilai-Nilai Psikologis Dalam Cerita Laksamana Raja Lautan, 2009. USU Repository © 2009 sombong karena keberhasilan mereka. Manusia tidak menyadari bahwa apa saja yang dibangun dan dirancang manusia tidak ada gunanya bila Allah tidak menurunkan ilmu bagi manusia. Akibat keangkuhan dan kesombongan manusia Allah telah memberikan banyak peringatan kepada manusia, bahwa tidak ada yang lebih berkuasa di muka bumi ini kecuali diriNya. Bila mengingat peringatan itu tidak di indahkan juga maka Allah akan menimpakan azab dan malapetaka bagi manusia, agar manusia itu menyadari akan kesalahannya dan mau kembali kejalan yang benar. Imam Syafi”I dalam Muhammad Afif Az-Za”by 1992:54 mengatakan, “Apa yang kau kehendaki pasti terjadi meskipun itu tidak seiring dengan keinginanku. Tetapi apa yang kuinginkan tidak mungkin menjelma, jika tidak sejalan dengan kehendakMu. Kau ciptakan manusia yang telah Kau ketahui sebelumnya.Dalam ilmu-Mu pula ada manusia muda dan tua. Diantara mereka ada yang bahagia dan menderita, serta ada pula manusia yang baik dan yang buruk.Ada manusia yang Kau buat mulia dan ada pula yang kau buat hina,ada yang Kau beri pertolongan ada pula yang tidak”. Dalam kisah-kisah para nabi merupakan contoh yang dapat dilihat dan diambil sebagai pelajaran.Bagaimana Fir”aun dan seluruh pengikutnya ditenggelamkan Allah dilaut merah karena menggap dirinya adalah Tuhan, bagaimana Nabi Ibrahim dapat tetap hidup walaupun dibakar dalam kobaran api yang menyala-nyala dan bagaimana Korun dengan hartanya di tenggelamkan Allah kedalam perut bumi karena ketamakannya, dana masih banyak lagi contoh-contoh lainnya yang dapat dilihat.Kesemunya itu adalah tanda akan kebesaran dan kekuasaan Allah.Allah mampu mendatangkan bencana dengan bajir, topan, gunung meletus, kilat dan guntur, namun dengan kekuasaannya Allah juga mampu menjadikan suatu daerah itu aman dan makmur, hijau dan subur yang masyarakatnya hidup tentram dan damai. 47 Anda Wahyu R : Nilai-Nilai Psikologis Dalam Cerita Laksamana Raja Lautan, 2009. USU Repository © 2009 Allah tidak menyukai manusia yang angkuh dan sombong dikarenakan manusia itu telah mampu berbuat banyak bagi kepentingan orang lain, yang pada akhirnya menjadikan dirinya sama dengan sang Pencipta semesta alam. Apa saja yang dianggap manusia tidak mungkin terjadi, Namun apabila Allah yang mengkehendaki bisa terjadi dan manusia tidak akan mampu menolaknya karena memang hanya Allah yang memiliki kekuasaan untuk dapat berbuat segalanya bagi diri manusia. Perhatikan petikan cerita di bawah ini : Tanpa berpikir panjang saat yang demikian sulit, dengan tiba-tiba tangannya merangkul sebuah benda. Ternyata benda itu adalah seekor Ikan hiu parang. Ia menduga bahwa ikan hiu yang dipeluknya pasti saja pertolongan Tuhan. Pertolongan yang demikian membangkitkan semangat untuk hidup kembali. Tanpa disadari ikan hiu itu bergerak keras tubuh Laksamana terhempas, namun tangannya tetap berpegangan ketubuh ikan hiu itu. LRL, hal : 11. Dari petikan cerita di atas dapat digambarkan bahwa bila Allah berkehendak maka segala sesuatunya akan terjadi, dan tidak ada satupun kekuatan manusia yang mampu menghadangnya walau di dalam benteng yang sangat kuat sekalipun. Allah mampu memberikan petunjuk bagi siapa saja yang dikehendakiNya, tetapi Allah juga mampu menyesatkan dan menghancurkan siapa saja yang dikehendakinya. Allah maha pengasih dan maha penyayang bagi setiap mahluk dimuka bumi ini. Semua yang diciptakan dibumi adalah untuk manusia agar manusia dapat hidup dan mengerjakan kewajibannya sebagai khalifah atau pemimpin. Setiap waktu, baik siang dan malam nikmat dan karunia dan kasih sayang Allah tiada pernah putus-putusnya untuk manusia, namun manusialah yang selalu ingkar dan berbuat zalim bagi dirinya sendiri. Sehingga harus menerima azab dan siksaan dari Allah 48 Anda Wahyu R : Nilai-Nilai Psikologis Dalam Cerita Laksamana Raja Lautan, 2009. USU Repository © 2009 SWT. Dalam surah Yassin, ayat 49yang artinya:”Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar”.

3.4 Kasih Sayang Saudara Kandung