Anda Wahyu R : Nilai-Nilai Psikologis Dalam Cerita Laksamana Raja Lautan, 2009. USU Repository © 2009
SWT. Dalam surah Yassin, ayat 49yang artinya:”Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja akan membinasakan mereka ketika mereka
sedang bertengkar”.
3.4 Kasih Sayang Saudara Kandung
Dalam sebuah sebuah keluarga ada ayah sebagai kepala keluarga dan ada ibu yang mengerjakan pekerjaan runah tangga serta anak-anak
yang merupakan tali kasih sayang kedua. Anak-anaknya tersebut adalah anak kandungnya yang lahir dari dari rahimnya. Saudara kandung adalah
saudara satu ayah dan satu ibu yang di lahirkan dari satu rahim ibu. Saudara kandung merupakan teman yang pertama sekali, sebelum
mengenal teman-teman yang lainnya di luar lingkungan keluarga. Muhammad Abdul Yaman 1994 : 37 mengatakan,
“anak adalah sebuah karunia yang dititipkan kepadamu, maka ajarkan kepada mereka tentang ajaran agama, saling sayang
menyangi diantaranya dan saling mengingatkan kepada jalan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Jangan membunuh dan
saling menyakiti sepeti Habil dan Kabil. Mereka adalah tiang-tiang pada rumah tanggamu bila mereka terpecah maka rumahmu akan
rubuh, namun bila mereka bersatu maka kamu akan menjadi orang yang paling beruntung”.
Dalam keluarga yang memiliki anak, orang tuanya selalu akan memberikan pengajaran kepada anak-anaknya agar selalu menyangi dan
mengasihi saudara sekandungnya bila mengalami kesulitan. Anak dalam keluarga di kenal dengan sebutan anak sulung, anak tengah, dan anak
bungsu. Sebutan untuk anak-anak tersebut di berikan untuk membedakan mana anak yang paling tua, mana yang tengah dan mana yang paling
kecil. Setiap anak yang terlahir akan membawa ciri masing-masing, dengan watak dan rupa yang selalu berlainan antara satu dengan yang
49
Anda Wahyu R : Nilai-Nilai Psikologis Dalam Cerita Laksamana Raja Lautan, 2009. USU Repository © 2009
lainnya. Namun perbedaan yang ada merupakan sebuah karunia dari sang pencipta. Perbedan yang ada diantara mereka tidak akan dapat
memutuskan ataupun menghilangkan pertalian diantara keduanya. Anak yang paling tua akan sayang terhadap adik-adiknya dan akan
membibing dan memberikan perlindungan terhadap adiknya bila mana adiknya dalam kesulitan dan membutuhkan pertolongannya. Bukan malah
sebaliknya, kakak mencelakakan adiknya hanya untuk kepentingan diri sendiri. Hal ini dapat dilihat pada petikan cerita berikut :
Pada suatu malam ternyata Laksamana dan Mahmudsyah mendapat tugas berjaga malam di dalam perahu yang berjalan di
malam hari itu. Mahmudsyah memegang kemudi, sedang Laksamana duduk di atas peti besar dan menghayalkan
kebahagiaannya disaat sampai di Bilah tempat tinggal orang tuannya.dengan perlahan-lahan Mahmudsyah bangkit dari
duduknya dan mendatangi Laksamana yang masih larut lamunannya. Dan saat yang demikian merupakan kesempatan bagi
Mahmudsyah untuk mengayunkan pedangnya keleher Lakasamana yang merupakan adiknya kandungnya sendiri. Namun sayangnya
Mahmudsyah salah satu saudaranya ternyata memiliki perangai yang buruk. Ia merasa dengki karena Laksamana adiknya berhasil
mendapatkan istri yang cantik dan oleh mertuanya dia beri emas dan intan yang jumlahnya tidak sedikit. Lalu timbullah pikiran yang
sangat jahat. Ia mencari cara bagaimana agar bisa mencuri harta benda adiknya itu, dan istrinya bernama Mayang Murai.
LRL, hal : 12-13
Petikan cerita diatas seharusnya memberi gambaran bahwa kasih sayang seorang abang terhadap adiknya haruslah besar. Mengasihi dan
melindungi seorang adik adalah kewajiban,walaupun nyawa menjadi taruhannya. Bukan sebaliknya. Bukankah dengan membunuh adiknya si
Laksamana akan menyulitkan dirinya sendiri kelak karena pasti orang
50
Anda Wahyu R : Nilai-Nilai Psikologis Dalam Cerita Laksamana Raja Lautan, 2009. USU Repository © 2009
tuanya akan menanyakan keberadaan Laksamana kepada dirinya selaku abangnya, tetapi Mahmudsyah tidak menyadari betul akan bahaya yang
siap menantinya.namun itu semua dilakukannya karena rasa iri dan dengki kepada adiknya, demi untuk menguasai harta dan istri adiknya, ia
rela mengorbankan nyawa adiknya sendiri. Bagaimanapun besarnya perbedaan diantara saudara kandung,
namun rasa kasih sayang itu tidak akan pernah hilang karena kasih sayang itu adalah anugerah dari Allah SWT. Kasih sayang itu tidak akan
luntur oleh hujan dan tidak akan koyak oleh panas. Dua orang kakak beradik itu saling menyayangi. Diantara keduanya tidak akan hilang oleh
jarak ataupun yang membatasinya. Wajah boleh berbeda, tempat boleh berjauhan, namun kasih sayang tidak bisa hilang oleh apapun juga, tidak
oleh waktu, tempat, keadaan dan lain-lainnya karena itulah kebesaran Allah. Hal ini seperti yang di gambarkan oleh sikap laksamana ketika
bercerita kepada ayahandanya bahwa dirinya terjatuh dari kapal karena kekhilafan dia dan bukan karena kesalahan abangnya, Mahmudsyah.
3.5 Menjadi Pemimpin Yang Baik