Watak dan Perwatakan ANALISIS STRUKTUR CERITA LAKSAMANA RAJA LAUTAN

Anda Wahyu R : Nilai-Nilai Psikologis Dalam Cerita Laksamana Raja Lautan, 2009. USU Repository © 2009 Suatu hari menyatakan waktu Raja Dang Tuanku memanggil keempat anaknya untuk berkumpul. la merasa keadaannya semakin lemah. Oleh karena itu keempat anaknya diminta agar segera mencari jodoh dan menikah hal. 1. Selan kejadian ini, peristiwa lain adalah Raja Zulkarnain yang merupakan raja Jin di gua dasar laut memanggil anaknya yang bernama Mayang Murai untuk berbincang-bincang sejenak hal. 4 Pagi hari menyatakan Raja Jin Zulkarnain mempersiapkan oleh-oleh yang merupakan mas kawin untuk Putri Mayang Murai dengan Laksamana hal. 7 Esok harinya menyatakan saat Laksamana tersadar dari pingsan hal. 11 Pada suatu malam menyatakan waktu Laksamana dan Mahmudsyah mendapat tugas berjaga malam di dalam perahu yang berjalan di malam hari. Beberapa menit menyatakan waktu putra-putra raja Bilah Dang Tuanku sampai di istana dan berjumpa dengan raja Dang Tuanku hal. 14. 3 Latar sosial; dalam cerita LRL ini tergambar mengenai keadaan masyarakatnya dalam cerita ini mengenai kelompok sosial masyarakat kerajaan yang dipimpin sang raja. Ceriti ini bertumpu pada aktiviatas dari anak-anak raja yang merupakan golongan tertinggi dalam klasifikasi sosial masyarakat Melayu. Hanya sedikit saja gambaran tentang masyarakat kelas bawah yang digambarkan dalam cerita ini yakni kedudukan sosial pesuruh raja yakni dayang-dayang dan tukang canang yang dibuat sebagai pelengkap cerita sekaiigus sebagai penekanan cerita bahwa cerita ini memang hanya menceritakan tentang latar sosial dari masyarakat golongan atas.

2.5. Watak dan Perwatakan

Dalam pembicaraan sebuah karya sastra, sering dipergunakan istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau 37 Anda Wahyu R : Nilai-Nilai Psikologis Dalam Cerita Laksamana Raja Lautan, 2009. USU Repository © 2009 karakter dan karekterisasi secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama. Istilah-istilah tersebut, sebenarnya tidak menyaran pada pengertian yang persis sama, walau ada di antaranya yang sinonim. Ada istilah yang pengertiannya menyaran pada tokoh cerita, dan pada tehnik pengembangannya dalam sebuah cerita. Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai Jawab terhadap pertanyaan: siapakah tokoh utama cerita rakyat itu?, atau Ada berapa orang jumlah pelaku dalam cerita rakyat itu?, atau Siapakah tokoh protagonis dan antagonis dalam cerita itu?, dan sebagainya. Watak, perwatakan, dan karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada kuaiitas pribadi seorang tokoh. Penokohan dan karakterisasi, karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan, menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh Tertentu dengan watak tertentu sebuah cerita. Atau seperti dikatakan oleh jones dalam Nurgiantoro, 1999:165. Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seorang yang di tanmpilkan dalam sebuah cerita. Penggunaan istilah “karakter” character sendiri dalam berbagai literature bahasa inggris menyaran pada dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh tersebut stanton dalam Nurgiantoro, 1999:165. Dengan demikian, character dapat berarti “pelaku cerita” dan dapat pula berarti “perwatakan”. Antara seorang tokoh dengan perwatakan yang di milikinya, memang merupakan suatu kepaduan yang utuh. Penyebutan nama tokoh tertentu, tidak jarang langsung mengisyaratkan kepada kita perwatakan yang di milikinya. Hal itu terjadi terutama pada tokoh-tokoh cerita yang menjadi milik masyarakat, seperti sampuraga dengan sifat- sifat jahatnya dan lain-lain. Tokoh-tokoh cerita dalam sebuah karya sastra dapat dibedakan kedalam beberapa jenis penamaan berdasarkan dari sudut mana penamaan itu dilakukan. Berdasarkan perbedaan sudut pandang dan tinjauan, seorang tokoh dapat saja di kategorikan kedalam beberapa jenis 38 Anda Wahyu R : Nilai-Nilai Psikologis Dalam Cerita Laksamana Raja Lautan, 2009. USU Repository © 2009 penamaan sekaligus, misalnya sebagai tokoh utama-protagonis- berkembang-tipikal. Adapun jenis-jenis tokoh cerita tersebut adalah: a.tokoh utama dan tokoh tambahan membaca sebuah karya sastra , kita akan dihadapkan pada sejumlah tokoh yang di hadirkan didalamnya. Namun, dalam kaitanya dalam keseluruhan cerita, peranan masing-masing tokoh tersebut tidak sama. Dilihat dari segi peranan dan tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, dan sebaliknya, ada tokoh yang hanya di munculkan sekali atau beberapakali dalam cerita, dan itu pun mungkin dalam porsi penceritaan yang relatif pendek. Tokoh yang di sebut pertama adalah tokoh utama central character, main character. Sedang yang kedua adalah tokoh tambahan peripheral character. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam sebuah cerita yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Bahkan pada cerita rakyat tertentu, tokoh utama senantiasa hadir dalam setiap kejadian dan dapat di temui dalam tiap halaman buku cerita yang bersangkutan. b. Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis jika dilihat dari peran tokoh-tokoh dalam pengembangan plot dapat dibedakan adanya tokoh utama dan tokoh tambahan, dilihat dari fungsi penampilan tokoh dapat dibedakan kedalam tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Membaca sebuah karya sastra, pembaca sering mengidentifikasikan diri dengan tokoh tertentu, memberikan simpati, dan melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh tersebut. Tokoh yang di sikapi demikian oleh pembaca di sebut sebagai tokoh protagonis Alterbrend dan Lewis dalam Nurgiantoro, 1999:178. 39 Anda Wahyu R : Nilai-Nilai Psikologis Dalam Cerita Laksamana Raja Lautan, 2009. USU Repository © 2009 Tokoh protagonis adalh tokoh yang kita kagumi. Tokoh yang merupakan pengejewantahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan kita ,harapan-harapan kita sebagai pembaca. Maka kita sering mengenbalinya sebagai yang mkemiliki kesaan dengan kita, Demikian pula halnya dalam menyikapinya. Demikian pula sebaliknya, tokoh antagonis adalah tokoh yangmenampilkan sesuatu yang tidak sesuai dengan pandangan kita , tidak sesuai dengan norma-norma, nilai-nilai yang tidak ideal bagi kita. c. Tokoh Sederhana dan Tokoh Bulat berdasarkan perwatakanya, tokoh cerita dapat di bedakan kedalam tokoh sederhana simple atau flat character dan tokoh kompleks atau tokoh bulat comples atau round character. Tokoh sederhana, dalam bentuknya yang asli adalah tokoh yang memiliki suatu kualitas tertentu, satu sifat watak tertentu saja. Sebagai seorang tokoh manusia, Dia tidak di ungkapkan ke berbagai kemungkinan sisi kehidupannya. Dia tidak memliki tingkah laku yang dapat memberikan efek kejutan bagi pembaca. Sifat dan tingkah laku tokoh sederhana bersifat datar, monoton, hanya mencerminkan satu watak tertentu Tokoh bulat atau kompleks adalah tokoh yang memiliki dan diungkapkan ke berbagai kemungkinan sisi klehidupannya, sisi keperibadiannya, dan jati dirinya ia dapat saja memiliki watak tertentu yang dapat diformulasikan, namun ia pun dadpat menampilkan watak dan tingkah laku yang bermacam-macam. Bahkan mungkin seprti bertentangan dan sulit diduga. Oleh karena itu, perwatakannya pada umumnya sulit dideskripsikan secara tepat. 40 Anda Wahyu R : Nilai-Nilai Psikologis Dalam Cerita Laksamana Raja Lautan, 2009. USU Repository © 2009 Setelah membaca danj mengamati cerita rakyat dan seyembara bohong maka dapat diketahui watak dan perwatakannya sebagai berikut : 1. watak atau tokoh cerita Tokoh utama dalam cerita LRL ini adalah laksamana. Sedangkan tokoh tambahan dalam cerita rakyat LRL adalah mahmudsyah dan dua saudara lainnya , serta tukang canang. 2. perwatakan dan penokohan Tokoh cerita dan perwatakannya dalam LRL adalah: • Laksamana memiliki perwatakan yang tegas, arif, pemberani serta sangat menyayangi keluarga • Mahmudsyah memiliki perwatakan yang suka iri dan dengki kepada saudara sendiri dan merasa kurang puas dengan apa yang telah dimilikinya • Raja Dang Tuanku memiliki watak yang arif dan bijaksana. • Tukang Canang memiliki perwatakan yang penurut. Demikianlah paparan tentang watak dan perwatakan dalam cerita rakyat sayembara bohong. 41 Anda Wahyu R : Nilai-Nilai Psikologis Dalam Cerita Laksamana Raja Lautan, 2009. USU Repository © 2009

BAB III NILAI-NIALI PSIKOLOGIS CERITA LAKSAMAN MATI DIBUNUH