Teori Psikologi Sastra Landasan Teori

Anda Wahyu R : Nilai-Nilai Psikologis Dalam Cerita Laksamana Raja Lautan, 2009. USU Repository © 2009 Melepaskan karya sastra dari latar belakang social budaya dan kesejarahannya, akan menyebabakan karya itu menjadi kurang bermakna, atau palingtidak maknanya akan menjdadi terbatas, atau bahkan makna menajdi sulit ditafsirkan. Hal itu berarti karya sastra menjadi kurang berarti dan bermanfaat bagi kehidupan. Oleh karena itu, analisis sturktural sebaiknya dilengkapi dengan analisis yang lain, yang dalam hal ini dikaitkan dengan keadaan social budaya secara luas.

1.7.2 Teori Psikologi Sastra

Pendekatan psikologi sastra adalah pendekatan yang bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia. .Manusia senantiasa selalu memprlihatkan prilaku yang beragam. Bila ingin melihat dan mengenal manusia lebih dalam dan lebih jauh diperlukan psikologi. Lebih-lebih di zaman kemajuan teknologi seperti sekarang ini manusia mengalami konflok kejiwaan yang bermula dari sikap kejiwaan tertentu serta bemnuara pula ke permasalahan kejiwaan. Tidak sedikit jumlah manusia yang sudah sukses dalam kehidupan kebendaan senantiasa berusaha kersa untuk mecapai tingkat kemampuan yang lebih tiggi tanpa ada batasnya akhirnya kandas dan menemukan dirinya terbenam dalam penyakit kejiwaan. Penjelajahan kedalam batin atau keiwaan untuk mengetahui lebih jauh tentang seluk-beluk manusia yang unik ini merupakan sesuatu yang merangsang. Banyak penulis yang berusaha mendalami masalah psikologi untuk memahami karya sastra di luar kerangkanya sebagai sebuah teks yang otonomi. Memang banyak hal dalam kehidupan umat manusia dapat dipulangkan ke teori-teori psikologi sastra. Karena didorong oleh cara berpikir semacam itulah munculnya pendekatan psikologi sastra dalam telaah atau penelitian sastra. Beberapa tokoh psikologi ternama seperti Sigmund Freud, Carl Gustaf Jung, Adler, dan Brill memberikan inspirasi yang banyak tentang pemecahan misteri tingkah laku manusia melalui teori-teori psikologi. 13 Anda Wahyu R : Nilai-Nilai Psikologis Dalam Cerita Laksamana Raja Lautan, 2009. USU Repository © 2009 Tetapi di antara mereka, Freudlah secara langsung berbicara tentang proses penciptaan seni sebagai akibat tekanan dan timbunan masalah di alam bawah sadar yang kemudian disublumasikan ke dalam bentuk penciptaan karya seni. Psikologi yang dikembangkan oleh Sigmund Freud ini dinamakan Psikoanalisis. Oleh .sebab itu, teori psikoanalisis ini pula yang banyak di dalam pendekatan psikologi sastra. Pendekatan psikologi sastra yang banyak bersandar kepada psikoanalisis yang dikembangkan Sigmund Freud setelah melakukan berbagai penelitian, bahwa manusia banyak dikuasai oleh alam batinya sendiri. Terdapat id, ego, dan super-ego dalam diri manusia yang menyebabkan manusia selalu berada dalam keadaan berperang dalam dirinya, resah, gelisah, tertekan, dan lain-lain bila terdapat ketidakseimbangan antara ketiga unsure tersebut; tetapi apabila ketiganya bekerja dengan seimbang akan memperlihatkan watak yang wajar. Bila terjadi ketidakseimbangan akan muncul neurosis yang menghendaki adanya penyaluran. Di dalam pelaksanaan pendekatan psikologi sastra hanya diambil bagian-bagian yang berguna dan sesuai saja dari teori psikoanalisis, terutama yang terkait dengan pembahasan sifat dan perwatakan manusia Pradopo, 2000:77. Adapun konsepsi dasar dan criteria yang digunakan pada pendekatan psikologi sastra untuk mengkaji karya sastra adalah: 1. Karya sastra merupakan produk dari suatu keadaan kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada dalam situasi setengah sadar subconcius setelah mendapat bentuk yang jelas dituangkan ke dalam bentuk tertentu secara sadar concius dalam bentuk penciptaan karya sastra. 2. Mutu karya sastra bergantung kepada kemampuan pengarang untuk bisa keluar dari keadaan pertama, subconcius, ke keadaan yang kedua, concius, dan kemudian menatanya kedalam perwatakan agar lebih mudah dicerna bahasanya. 14 Anda Wahyu R : Nilai-Nilai Psikologis Dalam Cerita Laksamana Raja Lautan, 2009. USU Repository © 2009 3. Selain membahas proses penciptaan dan kedalaman segi perwatakan tokoh, perlu pula mendapat perhatian dan kajian yaitu aspek makna, pemikiran, dan falsafah yang terlihat di dalam karya sastra. 4. Karya yang bermutu adalah karya yang mampu menyajikan symbol-simbol, wawsan, dan perlambangan yang bersifat universal, yang mempunyai kaitan dengan mitologi, kepercayaan, tradisi, moral, budaya, dan lain-lain. Sealin itu, harus mampu pula menggambarkan kekalutan dan kekacauan batin manusia karena hakikat kehidupan manusia itu adalah perjuangan dalam menghadapi setiap kesulitan dan kekalutan dalam dirinya. Semi, 1998:97 Sigmund Freud dengan teori psikoanalisisnya menggambarkan bahwa pengarang didalam mencipta diserang oleh penyakit jiwa yang dinamakan neurosis11. Bahkan kadang-kadang sampai kepada tahap psikosis seperti sakit saraf dan mental yang membuatnya bareda dalam kondisi sangat tertekan. Berkeluh kesah akibat ide dan gagasan yang menggelora yang menghendakai agar disublimasikan atau disalurkan dalam bentuk penciptaan karya sastra. Oleh karena karya sastra tidak dapat dilepaskan dari masalah penciptaan yang diliputi oleh berbagai macam masalah kejiwaan, maka untuk menggunaka pendekatan psikologi sastra ini harus melalui dukungan ilmu psikologi. Pengetahuan psikologi yang minim bagi peneliti sastra akan menyulitkan dalam pemakaian dan pengoprasian pendekatan ini. Menurut Atar Semi 1998:79-80 metode atau langkah kerja dari pendekatan psikologi sastra adalah: 1 Pendekatan psikologi sastra menekankan analisis terhadap keseluruhan karya sastra bag segi intrinsic maupun segi ekstrinsik. 15 Anda Wahyu R : Nilai-Nilai Psikologis Dalam Cerita Laksamana Raja Lautan, 2009. USU Repository © 2009 Namun tekanan diberikan kepada segi intrinsic. Dari segi intrinsic yang ditekankan adalah penokohan atau perwatakannya. 2 Segi ekstrinsik ysng dipentingkan untuk dibahas adalah mengenai pengarang yang menyangkut masalah kejiwaannya; cita-cita, aspirasi, keinginan, falsafah hidup, obsesi, dan lain-lain. Dalam hubungan ini perlu dilacak riwayat hidup pengarang dari kecil karena adanya anggapan bahwa peristiwa kejiwaan dan pengalaman masa kecil akan mempengaruhi kehidupan, tindakan, dan cara berpikir yang bersangkutan pada masa dewasa. Dengan memahami segi kejiwaan pengarang, akan sangat membantu dalam memahami prilau dan perwatakan tokoh-tokoh cerita yang ditulisnya. Apa yang ditulis pengarang jelas merupakan tumpukan pengalaman kejiwaan pengarang. Dengan demikian, akan menjadi mudah pula menalarkan segi-segi lain yang ada kaitannya dengan prilaku dan perwatakan tokoh cerita. 3 Disamping menganalisis penokohan dan tokoh cerita dilakukan pula analisis yang lebih tajam tentang tema utama karya sastra, karena pada masalah perwatakan dan tema ini pula pendekatan psikologi sastra ini sangat tepat diterapkan, sedangkan aspek lain lebih cocok digunakan pendekatan lain. 4 Di dalam analisis perwatakan harus dicari nalar tentang prilaku tokoh. Apakah prilaku tersebut dapat diterima ditinjau dari psikologi. Juga harus dijelaska motif dan niat yang enduing tindakan tersebut. Kalau ada prilaku tokoh yang berubah tajam, misalnya sebelumnya brutal kemudian menjadi kalem, maka peneliti harus menalarkannya dengan mencari data-data yang diperkirakan dapat mendukung tindakan tersebut. Dengan begitu berarti peneliti diminta secara jeii mengikuti tingkah laku tokoh dari satu peristiwa ke peristiwa lain. 5 Proses penciptaan merupakan hal lain yang mesti mendapat perhatian. Harus diketahui apa motif penciptaan. Harus dilihat 16 Anda Wahyu R : Nilai-Nilai Psikologis Dalam Cerita Laksamana Raja Lautan, 2009. USU Repository © 2009 apakah penciptaan disebabkan endapan pengalaman batin atau ada pengalaman atau keinginan-keinginan yang tidak terpenuhi. 6 Konflik serta kaitannya dengan perwatakan dan alur cerita harus pula mendapat kajian. Bahkan perlu dijelaskan perwatakan yang dihinggapi gejala penyakit neurosis, psikosis, dan halusinasi. Dalam menganalisis konflik harus dilihat apakah konflik itu terjadi dalam diri tokoh, atau konflik dengan tokoh lain atau situasi yang berada di luar dirinya. 7 Analisis dapat diteruskan kepada analisis pengaruh karya sastra terhadap pembaca. 1.8 MetodePenelitian 1.8.1 Jenis Penelitian