Pada waktu peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada bidan, ada delapan bidan yang tindakannya tepat walaupun pada dasarnya alat mereka tidak
lengkap karena hanya tiang infus dan piring plasenta yang tidak ada, akan tetapi peneliti menganggap tetap saja alat mereka dikatakan tidak lengkap karena tidak ada
di dalam prosedur penanganan perlengketan plasenta, dan seharusnya bidan mempunyai alat yang lengkap karena di dalam standar operasional prosedur
penanganan perlengketan plasenta, dikatakan bidan yang profesional jika bidan mempunyai alat yang lengkap walaupun pada umumnya bidan bisa menggantikan
alat yang tidak ada menjadi ada seperti tiang infus dengan paku dan piring plsenta dengan baskom, karena tidak selamanya bidan itu dalam menolong persalinan tidak
mempunyai risiko, jadi untuk menghindari risiko tadi, salah satunya adalah dengan melengkapi alat-alat di tempat praktek bidan melakukan pertolongan persalinan
khususnya pertolongan persalin perlengketan plasenta.
5.4 Pengaruh Variabel Psikologis Dukungan Dinas Kesehatan terhadap Penanganan Perlengketan Plasenta
Dukungan Dinas Kesehatan terhadap penanganan perlengketan plasenta yang telah dibahas sebelumnya menunjukkan bahwa 52,1 bidan mengatakan memperoleh
dukungan dari Dinas Kesehatan, sedangkan 47,9 tidak memperoleh dukungan. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat sebagian besar bidan memperoleh dukungan
tentang perlengketan plasenta yaitu seminar, pelatihan, memberikan peralatan, serta motivasi dan penghargaan kepada bidan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Niven 2002, dukungan petugas kesehatan merupakan dukungan sosial dalam bentuk dukungan informatif, dimana perasaan subjek bahwa lingkungan
petugas kesehatan memberikan keterangan yang cukup jelas mengenai hal-hal yang diketahui. Hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan
yang signifikan antara dukungan dinas kesehatan dengan penanganan perlengketan plasenta pada ibu bersalin. Berdasarkan hasil analisis hubungan dukungan dinas
kesehatan dengan penanganan perlengketan plasenta didapatkan bidan yang memperoleh dukungan dengan penanganan yang tepat 10 bidan 40,0 yang
menangani perlengketan plasenta secara tepat dan yang tidak mendapatkan dukungan dari dinas sebanyak 13 bidan 56,5.
Berdasarkan uji regresi logistik berganda tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan dinas kesehatan terhadap penanganan perlengketan
plasenta di Kecamatan Padang Bolak Kabupaten Padang Lawas Utara. Hal ini disebabkan karena tidak ada dukungan Dinas Kesehatan dalam memotivasi dan
memberikan penghargaan kepada bidan dalam melakukan tindakan dalam penanganan perlengketan plasenta. Dalam dukungan yang diberikan Dinas Kesehatan
hanya mengikutsertakan bidan dalam seminar tentang penanganan perlengketan plasenta dan Dinas Kesehatan membuat pertemuan dengan bidan desa untuk
membicarakan seminar dan pelatihan kepada bidan desa tentang ilmu kebidanan mengenai penanganan perlengketan plasenta.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN