4.2.2 Variabel Individu
Pada penelitian ini, karakteristik responden yang dilihat meliputi pengetahuan, umur, masa kerja, pendidikan, keterampilan dan pelatihan berjumlah 48 orang bidan
yang pernah menjumpai kasus perlengketan plasenta di Kecamatan Padang Bolak Kabupaten Padang Lawas Utara. Berdasarkan pengetahuan, bidan lebih banyak
berpengetahuan baik yaitu 31 bidan 64,6. Umur bidan paling banyak pada kelompok 25-29 tahun, sebanyak 27 bidan 56,2, dan paling sedikit pada
kelompok 30-34 tahun, dan kelompok 50-54 tahun sebanyak 1 bidan 2,4. Masa kerja bidan, paling banyak 3-4 tahun yaitu sebanyak 20 bidan 41,7 dan yang
paling sedikit 9-10 tahun yaitu sebanyak 3 bidan 6,3. Sedangkan pendidikan bidan paling banyak tamat DIV yaitu ada 29 bidan 60,4, dan yang paling sedikit
tamat DI yaitu ada 2 bidan 4,2. Berdasarkan keterampilan, paling banyak bidan tidak terampil yaitu ada 31 bidan 64,6. Bidan yang tidak pernah mengikuti
pelatihan ada 32 bidan 66,7, dan pelatihan yang paling banyak diikuti bidan yaitu APN, sebanyak 11 bidan 68,8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Variabel Individu No Variabel Individu
n
1 Pengetahuan
Baik 31
64,6 Kurang
17 35,4
2 Umur
25-29 tahun 27
56,2 30-34 tahun
1 2,1
35-39 tahun 9
18,8 40-44 tahun
7 14,6
45-49 tahun 3
6,3 50-54 tahun
1 2,1
3 Masa Kerja
1-2 tahun 10
20,8 3-4 tahun
20 41,7
5-6 tahun 11
22,9 7-8 tahun
4 8,3
9-10 tahun 3
6,3 4
Pendidikan DI
2 4,2
DIII 17
35,4 DIV
29 60,4
5 Keterampilan
Terampil 17
35,4 Tidak terampil
31 64,6
6 Pernah Pelatihan
Tidak 32
66,7 Ya
16 33,3
7 Jenis Pelatihan
APN 11
68,8 Manual Plasenta
5 31,3
Jumlah 48
100,0
Pengetahuan bidan tentang penanganan perlengketan plasenta terdapat dalam 25 pernyataan. Dari seluruh pernyataan yang berisi pengetahuan bidan tentang
penanganan perlengketan plasenta sebagian bidan tidak tahu secara jelas, dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Bidan dalam Penanganan Perlengketan Plasenta pada Ibu Bersalin Berdasarkan Jawaban
Pernyataan Pengetahuan di Kecamatan Padang Bolak Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2012
No Pernyataan
Jawaban Benar
Jawaban Salah
Total
1. Perlengketan plasenta adalah
terlambatnya kelahiran plasenta melebihi waktu tiga puluh menit setelah
bayi lahir 35
72,9 13
27,1 48
100,0
2. Perlengketan plasenta adalah Perdarahan
yang terjadi lebih dari 15 menit 17
35,4 31
64,6 48
100,0 3.
Penyebab terjadinya perlengketan plasenta adalah kontraksi uterus kurang
kuat untuk melepaskan plasenta 31
64,6 17
35,4 35
100,0 4.
Kurang memeriksakan kehamilan pada saat ibu hamil dapat menyebabkan
terjadinya perlengketan plasenta 19
39,6 29
60,4 48
100,0 5.
Pada waktu melakukan pertolongan persalinan pada kala tiga tidak
diperkenankan melakukan masase dengan tujuan mempercepat proses
persalinan plasenta 33
68,8 15
31,2 48
100,0
6. Melakukan manajemen aktif kala tiga
dapat menyebabkan terjadinya perlengketan plasenta
11 22,9
37 77,1
48 100,0
7. Jenis perlengketan plasenta seperti
plasenta inkreta, perkreta dapat ditangani oleh bidan
13 27,1
35 72,9
48 100,0
8. Penyebab terjadinya perlengketan
plasenta salah satunya adalah riwayat persalinan lalu dengan riwayat plasenta
previa dan sectio secarea 30
62,5 18
37,5 48
100,0
9. Ibu dengan paritas tinggi dapat
menyebabkan terjadinya perlengketan plasenta yang terlalu dalam
31 64,6
18 35,4
48 100,0
10. Kekurangan gizi pada ibu bersalin dapat menyebabkan terjadinya perlengketan
plasenta, seperti plasenta dengan jenis plasenta akreta, inkreta dan perkreta
30 62,5
18 37,5
48 100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Lanjutan No
Pernyataan Jawaban
Benar Jawaban
Salah Total
11. Adanya semburan darah secara tiba-tiba dan tali pusat memanjang merupakan
tanda-tanda bahwasanya plasenta sudah lepas dari dindingnya
30 62,5
18 37,5
48 100,0
12. Tanda-tanda lepasnya plasenta dari dindingnya adalah tidak adanya
semburan darah 18
37,5 30
62,5 48
100,0 13. Dengan meletakkan tangan disertai
tekanan diatas simfisis, tali pusat ditegangkan maka bila tali pusat masuk
berarti sudah lepas dan bila tali pusat diam atau maju berarti plasenta sudah
lepas dari dindingnya 36
75,0 12
25,0 48
100,0
14. Tindakan pencegahan perlengketan plasenta salah satunya adalah dengan
cara memberikan suntikan analgetik kepada ibu bersalin
17 35,4
31 64,6
48 100,0
15. Tindakan pencegahan perlengketan plasenta adalah dengan melakukan
manajemen aktif kala tiga 12
25,0 36
75,0 48
100,0 16. Melakukan kateterisasi kandung kemih
jika kandung kemih penuh dapat mencegah terjadinya perlengketan
plasenta 30
62,5 18
37,5 48
100,0
17. Dalam pencegahan perlengketan plasenta, kita melakukan manajemen
aktif kala III untuk mengurangi kejadian perlengketan plasenta, yang pertama
dengan memberikan suntikan oksitosin kepada ibu selambat-lambatnya dalam
waktu 2 menit setelah bayi lahir 31
64,6 17
35,4 48
100,0
18. Kita melakukan manajemen aktif kala III untuk mengurangi kejadian
perlengketan plasenta, yang pertama dengan memberikan oksitosin kepada
ibu selambat-lambatnya dalam waktu 10 menit setelah bayi lahir
18 37,5
30 62,5
48 100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Lanjutan No
Pernyataan Jawaban
Benar Jawaban
Salah Total
19. Setelah 15 menit bayi lahir kita memberikan suntikan oksitosin kepada
ibu bersalin untuk mengurangi kejadian perdarahan dan mencegah terjadinya
perlengketan plasenta 16
33,3 32
66,7 48
100,0
20. Memberikan suntikan sedative dan analgetik pada ibu dapat mengurangi
kejadian perlengketan plasenta 10
20,8 38
79,2 48
100,0 21. Memberikan suntikan oksitosin,
penegangan tali pusat terkendali, dan melakukan masase pada fundus ibu
dapat mencegah terjadinya perdarahan dan mencegah terjadinya perlengketan
plasenta 36
75,0 12
25,0 48
100,0
22. Penanganan perlengketan plasenta adalah dengan melakukan manual
plasenta yaitu dengan cara memasukkan satu tangan kedalam vagina secara
obstetri untuk mengeluarkan plasenta 30
62,5 18
37,5 48
100,0
23. Jika terjadi perlengketan plasenta segera kita lakukan KBIKBE
17 35,4
31 64,6
48 100,0
24. Penanganan perlengketan plasenta jika disebabkan oleh kegagalan uterus untuk
berkontraksi adalah dengan melakukan manual plasenta
30 62,5
18 37,5
48 100,0
25. Penanganan perlengketan plasenta jika disebabkan oleh plasenta akreta, inkreta
dan perkreta adalah segera melakukan rujuka n ke Rumah Sakit
32 66,7
16 33,3
48 100,0
Berdasarkan pengetahuan bidan, yang paling banyak mereka ketahui yaitu pemberian suntikan sedatif dan analgetik pada ibu tidak dapat mengurangi kejadian
perlengketan plasenta pernyataan nomor 20 yaitu ada 38 bidan 79,2 yang tahu, dan yang paling banyak mereka tidak ketahui yaitu kejadian perlengketan plasenta
Universitas Sumatera Utara
dapat dicegah dengan penalaksanaan manajemen aktif kala III pernyataan nomor 15 yaitu ada 36 75,0 bidan yang tidak tahu.
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Keterampilan Bidan dalam Penanganan Perlengketan Plasenta pada Ibu Bersalin Berdasarkan Jawaban Pernyataan
Keterampilan di Kecamatan Padang Bolak Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2012
No Pernyataan
Terampil Tidak
terampil Total
1 Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien atau keluarga
34 70,8
14 29,2
48 100,0
2 Meminta persetujuan pasien atau keluarga atas tindakan yang akan
dilakukan secara tertulis 34
70,8 14
29,2 48
100,0 3
Mengatur posisi ibu dengan posisi litotomi
33 68,8
15 31,2
48 100,0
4 Memasang lampu solux
34 70,8
14 29,2
48 100,0
Persiapan Pelaksana
5 Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, keringkan dengan kain bersih 34
70,8 14
29,2 48
100,0 6
Memasang infus dan berikan sedatif dan analgetik melalui
Infus 35
72,9 13
27,1 48
100,0 7
Mencuci tangan kembali 35
72,9 13
27,1 48
100,0 8
Memakai sarung tangan steril 34
70,8 14
29,2 48
100,0 9
Memasang alas bokong dan alas perut secara steril
35 72,9
13 27,1
48 100,0
10 Melakukan vulva hygiene 30
62,5 18
37,5 48
100,0 11 Memeriksa kandung kemih. Lakukan
kateterisasi jika kandung kemih penuh 34
70,8 14
29,2 48
100,0
Penetrasi ke Kavum Uteri
12 Menjepit tali pusat dengan arteri klem Tangan kiri menegangkan tali pusat
sejajar lantai 36
75,0 12
25,0 48
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Lanjutan No
Pernyataan Terampil
Tidak terampil
Total
13 Secara obstetric masukkan tangan kanan ke dalam vagina dengan
menelusuri tali pusat bagian bawah 33
68,8 15
31,2 48
100,0 14 Setelah tangan mencapai pembukaan
serviks, tangan kiri menahan fundus uteri
36 75,0
12 25,0
48 100,0
15 Sambil tangan kiri menahan fundus uteri, masukkan tangan kanan ke ostium
uteri sehingga mencapai tempat implantasi dan tepi plasenta
35 72,9
13 27,1
48 100,0
Melepaskan Plasenta
16 Membuka tangan obstetric seperti memberi salam ibu jari merapat ke
pangkal jari telunjuk 34
70,8 14
29,2 48
100,0 17 Sisipkan ujung jari diantara plasenta
dan dinding uterus 35
72,9 13
27,1 48
100,0 18 Temukan tepi plasenta yang paling
bawah, dan dengan sisi uliner, plasenta dilepaskan
35 72,9
13 27,1
48 100,0
19 Sementara satu tangan masih didalam kavum uteri lakukan eksplorasi ulang
untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat di
dinding uterus 34
70,8 34
29,2 48
100,0
20 Memindahkan tangan kiri ke atas simpisis untuk menahan uterus saat
plasenta dilepaskan 35
72,9 13
27,1 48
100,0 21 Mencengkram seluruh bagian plasenta
dengan tangan kanan 36
75,0 12
25,0 48
100,0 22 Menarik plasenta keluar secara perlahan
kemudian letakkan ke dalam tempat yang telah disediakan
35 72,9
13 27,1
48 100,0
23 Melakukan sedikit pendorongan uterus dengan tangan luar secara dorsal
kranial setelah plasenta lahir 35
72,9 13
27,1 48
100,0 24 Melakukan masase uterus
35 72,9
13 27,1
48 100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Lanjutan No
Pernyataan Terampil
Tidak terampil
Total
25 Memeriksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan untuk
memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap
35 72,9
13 27,1
48 100,0
kemudian masukkan ke dalam kantong plastik yang sudah disediakan
26 Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perineum yang akan
menimbulkan perdarahan aktif 36
75,0 12
25,0 48
100,0 27 Memeriksa kembali kontraksi uterus dan
tanda adanya perdarahan pervginam, pastikan kontraksi uterus baik
34 70,8
14 29,2
48 100,0
28 Membersihkan sarung tangan dan lendir darah di dalam larutan clorin 0.5
, kemudian bersihkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan
dengan air DTT dan keringkan 33
68,8 15
31,2 48
100,0
29 Mengikat tali pusat 36
75,0 12
25,0 48
100,0 30 Melanjutkan pemantauan terhadap
kontraksi uterus, tanda perdarahan pervaginam dan vital sign ibu.
• 2-3 kali dalam 10 menit pertama • Setiap 15 menit pada 1 jam pertama
• Setiap 20-30 menit pada jam kedua 34
70,8 14
29,2 48
100,0
Kebersihan dan Keamanan
31 Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan clorin 0.5 selama
10 menit 34
70,8 14
29,2 48
100,0 32 Membuang bahan-bahan yang
berkontaminasi ke dalam tempat sampah yang telah disediakan
33 68,8
15 31,2
48 100,0
33 Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir, dan mengganti pakaian
ibu dengan yang bersih 35
72,9 13
27,1 48
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Lanjutan No
Pernyataan Terampil
Tidak terampil
Total
34 Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahukan
keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum
32 66,7
16 33,3
48 100,0
35 Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan clorin 0.5
34 70,8
14 29,2
48 100,0
36 Membersihkan sarung tangan di dalam larutan clorin 0.5 melepaskan sarung
tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan clorin 0.5
. 35
72,9 13
27,1 48
100,0
37 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan keringkan
32 66,7
16 33,3
48 100,0
38 Memeriksa keadaan umum ibu dan vital sign ibu
48 100,0
- -
Seluruh bidan terampil dalam melakukan pemeriksaan keadaan umum dan vital sign ibu 100,0, dan yang paling banyak bidan tidak termpil yaitu dalam
melakukan vulva hygiene 37,5. 4.2.3 Ketersediaan Alat
Distribusi responden berdasarkan ketersediaan alat dalam penanganan perlengketan plasenta yaitu ketersediaan alat lengkap sebesar 41,7 dan ketersediaan
alat tidak lengkap sebesar 58,3 seperti terlihat pada Tabel 4.10 berikut :
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Alat dalam Penanganan Perlengketan Plasenta pada Ibu Bersalin di Kecamatan Padang Bolak
Kabupaten Padang Lawas Utara tahun 2012 No
Ketersediaan Alat Jumlah
n
1 Lengkap
20 41,7
2 Tidak lengkap
28 58,3
Jumlah 48
100,0
Universitas Sumatera Utara
Rincian alat yang dimiliki oleh 28 bidan yang terkategori alat tidak lengkap dalam penanganan perlengketan plasenta, secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel
4.11.
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Alat yang Dimiliki oleh 28 Bidan yang Terkategori Alat Tidak Lengkap
Alat n
1,2,4,5,7,8,11,13,14,15,16,17 10
35,7 1,4,7,13,15,16
6 21,4
1,4,7,13,15,16,17 1
3,6 2,3,5,6,8,9,10,11,12,14,17,18
1 3,6
2,5,8,11,14,15,17 1
3,6 2,5,8,11,14,17
4 14,3
3,6,9,10,12,18 5
17,9 28
100,0 Keterangan:
1 = Abocath 8 = Bethadine 15 = Hand Scoon Panjang Steril 1
Pasang 2 = Infus Set 9 = Piring Plasenta
16 = Doek Steril 2 Buah 3 = NaCl 0,9 10 = Tiang Infus
17 = Kain Kasa Secukupnya 4 = Plester
11 = Obat-Obatan Analgetik 18 = Arteri Klem 5 = Gunting
12 = Obat-Obatan Sedatif 6 = Kain Kasa 13 = Spuit 3 cc
7 = Nier Kasa 14 = Obat Utero Tonika Methergin Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 28 bidan yang paling
sedikit tidak memiliki alat yaitu alat 3 NaCl 0,9, alat 6 kain kasa, alat 9 piring plasenta, alat 10 tiang infus, alat 12 obat-obatan sedatif, dan alat 18 arteri klem.
Universitas Sumatera Utara
4.2.4 Dukungan Dinas Kesehatan