BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perlengketan Plasenta
Perlengketan plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir Prawirohardjo, 2007. Sedangkan
Mochtar 2002, mengemukakan perlengketan plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dalam waktu satu jam setelah bayi lahir.
2.2 Etiologi Perlengketan Plasenta
Menurut Prawirohardjo 2007, etiologi perlengketan plasenta yaitu: 1. Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena tumbuh dan melekat lebih
dalam, yang menurut tingkat perlengketannya dibagi menjadi : a. Plasenta adhesiva yang melekat pada desidua endometrium lebih dalam.
b. Plasenta akreta adalah villi chorialis menanamkan diri lebih dalam ke dalam dinding rahim dari pada biasa ialah sampai ke batas atas lapisan otot rahim.
c. Plasenta inkreta adalah kalau villi chorialis sampai masuk ke dalam lapisan otot rahim.
d. Plasenta perkreta adalah kalau villi chorialis menembus lapisan otot dan mencapai serosa atau menembusnya.
2. Plasenta sudah lepas tetapi belum keluar karena atonia uteri dan akan menyebabkan perdarahan yang banyak, atau adanya lingkaran konstriksi pada
Universitas Sumatera Utara
bagian bawah rahim akibat kesalahan penanganan kala tiga yang menghalangi plasenta keluar.
Bila plasenta belum lepas sama sekali tidak akan terjadi perdarahan, tapi bila sebagian plasenta sudah lepas akan terjadi perdarahan dan ini merupakan indikasi
untuk segera mengeluarkannya. Plasenta mungkin pula tidak keluar karena kandung kemih penuh, karena itu harus dikosongkan.
Adapun faktor predisposisi yang memengaruhi terjadinya perlengketan plasenta menurut Manuaba 2005 adalah:
a. Umur : Terlalu muda atau tua b. Paritas: Sering dijumpai pada multipara dan grandemultipara
c. Uterus terlalu dan besar, misalnya pada gemeli, hidramnion atau janin besar. d. Jarak kehamilan yang pendek
e. Faktor sosial ekonomi seperti kurang gizi. Pada wanita hamil proses persalinan harus terpenuhi gizinya karena
kebutuhan gizi ini selain dipergunakan untuk proses rutin juga diperlukan untuk pembentukan jaringan baru yaitu janin, uterus serta kelenjar mamae. Kekurangan gizi
pada wanita hamil akan bisa menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus, inersia uteri, perdarahan post partum, sepsis dan sebagainya. Ibu yang mengalami
kurang gizi pertumbuhan plasenta kadang bisa menembus sampai miometrium. Selain itu pada saat proses persalinan juga dapat menimbulkan inersia uteri yang
akan menyebabkan plasenta tidak lepas dari tempat implantasinya atau walaupun
Universitas Sumatera Utara
terlepas tetap berada dalam kavum uteri yang menyebabkan terjadinya perlengketan plasenta Ronald, 2004.
2.3 Mekanisme Pelepasan Plasenta