Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: Kerangka Teori

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dari latar belakang tulisan di atas, maka penulis melakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Manajemen risiko terhadap pembiayaan mudharabah yang dilakukan oleh masing- masing bank syariah. 2. Strategi bank syariah melalui manajemen risiko untuk mengurangi pembiayaan macet dalam melakukan financing. 3. Periode analisis dari penelitian ini dibatasi hanya untuk periode tahun 2009 Adapun perumusan masalah yang dapat diambil adalah: 1. Bagaimana manajemen risiko yang digunakan masing-masing bank syariah dalam mengantisipasi pembiayaan bermasalah terhadap produk pembiayaan mudharabah? 2. Di antara bank yang menjadi objek penelitian, manajemen risiko bank manakah yang paling efektif untuk mengantisipasi pembiayaan bermasalah dari produk pembiayaan mudharabah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui strategi manajemen risiko yang dilakukan oleh masing-masing bank syariah terhadap pembiayaan mudharabah. 2. Untuk mengetahui strategi manajemen risiko yang paling efektif terhadap pembiayaan mudharabah agar mencegah Non Performing Financing yang terdapat di bank syariah. Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Secara Akademik Sebagai aset pustaka yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh seluruh kalangan akademisi, baik dosen maupun mahasiswa, dalam upaya memberikan pengetahuan, informasi, dan sebagai proses pembelajaran mengenai tata cara manajemen risiko terhadap pembiayaan mudharabah yang ada di industri perbankan syariah. 2. Secara Praktek Mengurangi tingkat pembiayaan macet NPF yang terjadi di bank syariah dan meningkatkan penggunaaan produk pembiayaan yang berbasiskan skim mudharabah.

D. Kajian Pustaka Review Terdahulu

Untuk mendukung materi dalam penelitian ini, berikut akan dikemukakan beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh:

1. Faktor –faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah dan

Mudharabah Pada Bank Syariah di Indonesia. Septiana Ambarwati 9 melakukan penelitian pada tiga bank umum syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia BMI, Bank Syariah Mandiri BSM, dan Bank Mega Syariah Indonesia BSMI. Pada periode Desember 2004 hingga Maret 2008 bertujuan melakukan perhitungan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi 9 Septiana Ambarwati, Faktor – faktor yang mempengaruhi pembiayaan murabahah dan mudharabah pada bank syariah di Indonesia, Thesis S2 Program pasca sarjana, PSTT UI Jakarta. 2008 pembiayaan murabahah dan mudharabah di Bank Umum Syariah. Ambarwati memformulasikan dua model penelitian. Model pertama adalah model faktor yang mempengaruhi pembiayan murabahah, yaitu: LnMUR it = α + α 1 LnNPF i t-1 + α 2 LnSWBI i t-1 + α 3 LnBunga i t-1 + ε Dimana: MUR = pembiayaan murabahah juta Rp α = konstanta α 1 = koefisien variabel NPF α 2 = koefisien variabel SWBI α 3 = koefisien variabel Bunga NPF = pembiayaan bermasalah SWBI = Sertifikat Wadiah Bank Indonesia Bunga = Bunga kredit bank konvensional – konsumsi ε = standart error Sedangkan model untuk menilai faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan mudharabah menurut Ambarwati diformulasikan sebagia berikut : LnMud it = α + α 1 LnNPF i t-1 + α 2 LnMur i t-1 + α 3 LnR i t-1 + ε Dimana: Mud = pembiayaan mudharabah juta Rp α = konstanta α 1 = koefisien variabel NPF α 2 = koefisien variabel murabahah α 3 = koefisien variabel bagi hasil puas NPF = pembiayaan bermasalah SWBI = pembiayaan murabahah Bunga = tingkat bagi hasil ε = standart error Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah pada tiga bank umum syariah periode Desember 2004 hingga Maret 2008, dipengaruhi secara signifikan oleh variabel NPF negatif dan SWBI positif, dan tingkat suku bunga pinjaman bank konvensional positif, sementara itu pada penelitian pembiayaan mudharabah pada tiga bank umum syariah periode desember 2004 hingga maret 2008, dipengaruhi secara signifikan oleh variabel pembiayaan murabahah negatif dan tingkat bagi hasil positif sedagkan variable NPF tidak signifikan berpengaruh, namun mempunyai arah hubungan yang negatif. Penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati cukup jelas dengan memisahkan antara pembiayaan murabahah dan mudharabah termasuk variabel yang mempengaruhinnya. Sehingga dapat terlihat jelas faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi secara signifikan pada kedua jenis pembiayaan tersebut. Perbedaannya adalah penulis memfokuskan diri untuk meneliti proses pencegahan terhadap pembiayaan macet dalam pembiayaan mudharabah melalui manajemen risiko yang dimiliki oleh kedua bank syariah dan melakukan perbandingan diantara ketiganya untuk dapat menilai efektifitas dari manajemen risiko yang kedua bank syariah tersebut lakukan. Selain itu, variable yang digunakan oleh peneliti hanyalah untuk produk pembiayaan mudharabah, dan tidak mengikutsertakan murabahah sebagai bahan penelitian.

2. Risiko dan Manajemen Risiko dalam Transaksi Pembiayaan Mudharabah

Tesis Lusianna Elizabeth. 10 Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan dengan menggunakan berbagai jenis bahan pustaka, atau penelitian ini dapat juga diklasifikasikan sebagai penelitian hukum normative; atau bisa juga disebut sebagai penelitian hukum doktrinal. Dengan bahan-bahan penelitiannya berupa bahan-bahan hukum yang dapat diklasifikasikan; 1. Bahan Hukum Primer a. Undang-undang Nomor 21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah b. Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 Tentang Peradilan Agama c. Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 7 tahun 1992 Tentang Perbankan d. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 Perbankan, dan e. Berbagai peraturan Bank Indonesia tentang Bank Umum yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah. 2. Bahan hukum sekunder, antara lain; buku-buku teks yang membahas mengenai perbankan syariah, dan buku-buku teks lain yang mempunyai relevansi dengan bahasan dalam penelitian ini, serta beberapa tesis dan disertasi yang pada pokoknya memiliki kaitan erat dengan pembahasan dalam penelitian ini. 10 Lusianna Elizabeth, Risiko dan Manajemen Risiko dalam Transaksi Pembiayaan Mudharabah, Thesis S2 Program Pasca sarjana, PSTT UI Jakarta. 2009 3. Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus dan ensiklopedia. Adapun tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif-normatif karena hasil penelitian ini menggambarkan secara menyeluruh mengenai kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam transaksi mudharabah. Selain itu, hasil penelitian ini juga akan memaparkan bentuk-bentuk perlindungan yang dapat diberikan kepada nasabahdeposan mudharabah dalam hal bank mengalami risiko-risiko perbankan. Dengan hasil penelitian yang diperoleh adalah seperti berikut ini; 1. Bahwa bank syariah juga mengalami risiko yang lazim dialami oleh bank konvensional, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuidtas, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategic, dan risiko kepatuhan. Adapun hal yang membedakannya adalah terdapatnya risiko yang secara nature dimiliki oleh bank syariah, yaitu; benchmark risk, withdraw al risk, fiduciary risk, dan displaced commercial risk. 2. Teknik manajemen risiko yang dapat digunakan untuk meminimalisir risiko yang ada di bank syariah adalah dengan cara mengadopsi pendekatan berbasis rating internal Internal Rating Based. Dan melakukan screening terhadap calon nasabah dan proyek yang akan dibiayai. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah dengan cara menganalisa pembiayaan pada bank syariah, guna meminimalisir risiko pembiayaan yang rentan muncul. Yaitu melalui; 1. Pendekatan analisis pembiayaan 2. Prinsip analisis pembiayaan Perbedaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah, peneliti tidak melihatnya dari sisi hukum normative, akan tetapi murni dari strategi yang dapat dilakukan oleh bank syariah, kemudian mengomparasikannya dan menemukan strategi yang paling tepat untuk bisa digunakan.

3. Penerapan Manajemen Risiko Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Bank Syariah

Oleh Alia 11 Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif-analitis-evaluatif. Hasil penelitian ini adalah: 1. Manajemen risiko pembiayaan merupakan pengelolaan terhadap risiko-risiko yang melekat pada kegiatan pembiayaan bank syariah agar tidak melampaui tingkat yang tidak dapat ditolerir yang dapat merugikan atau bahkan membahayakan kelangsungan usaha bank, sehingga menjadi suatu probabilitas dalam meraih keuntungan. 2. Risiko yang dihadapi oleh bank syariah lebih rumit ketimbang pada bank konvensional, untuk itu diperlukan suatu peraturan tentang manajemen risiko bagi bank syariah. Namun pada saat ini, belum ada peraturan baku mengenai manajemen risiko bagi bank syariah, sehingga bank syariah masih mengadopsi peraturan manajemen risiko bank konvensional yang dikeluarkan oleh Bank 11 Alia, dengan judul “Penerapan Manajemen Risiko Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Bank Syariah”. Skripsi S1 Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004 Indonesia, hanya saja setiap bank diberi kebijaksanaan untuk membuat peraturan manajemen risiko sendiri yang disesuaikan dengan ciri khas usahanya. 3. Manajemen risiko pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri telah melakukan fungsinya dengan mengidentifikasi risiko, mengukur, mengendalikan dan memantaunya, yang bermuara pada peraturan Bank Indonesia dan risiko yang dihadapi oleh Bank Syariah Mandiri. 4. Peraturan manejemen risiko pembiayaan berbasis bagi hasil seperti mudharabah dan musyarakah pada Bank Syariah Mandiri tidak diatur secara terpisah dengan pembiayaan lainnya, padahal karakteristik risiko pembiayaan berbasis bagi hasil dengan berbasis margin berbeda. Perbedaan dengan kajian peneliti adalah, selain peneliti menggunakan metodologi kuantitatif untuk menggambarkan efektifitas sebuah manajemen risiko bank syariah, terdapat 2 hal lagi yang membedakan dengan penelitian Alia, yaitu: 1. Peneliti melakukan studi komparatif untuk menemukan model manajemen risiko yang paling tepat digunakan. 2. Penelitian tidak hanya didasarkan pada hasil analisis yang sifatnya deskriptif, akan tetapi juga kuantitatif, ini sebagai bentuk pengukuran yang bisa lebih tepat .

4. Peranan Studi Kelayakan Pembiayaan Terhadap Tingkat Non Performing Financing

Studi Kasus BPRS Harta Insan Karimah Ciledug. Oleh Diah Agustina Prameswari, 12 dengan hasil penelitiannya: 12 Diah Agustina Prameswari, “Peranan Studi Kelayakan Pembiayaan Terhadap Tingkat Non Performing Financing ‖ Studi Kasus BPRS Harta Insan Karimah Ciledug Skripsi S1 Perbankan Syariah Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007 1. Penerapan studi kelayakan di BPRS Hikmah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh Dewan Direksi yakni sebagai berikut: Pertama, pengajuan proposal pembiayaan dilakukan dengan cara wawancara dan survey dan memenuhi semua persyaratan yang ada, kedua analisa pembiayaan; dalam tahap inilah dilakukan penilaian kelayakan usaha nasabah dengan cara a dilihat kondisi dan volume usaha calon nasabah b laba bersihnya harus dapat mengcover angsurannya c jaminan yang bankable atas nama pemohon dan nilai jaminan harus diatas 100 dari jumlah plafon pembiayaannya. Ketiga, keputusan pembiayaan, Keempat penandatanganan akad dan yang Kelima realisasi pembiayaan. 2. Kecenderungan Trend tingkat Non Performing Financing NPF BPRS Hikmah mengalami kenaikan dari tahun 2003 sebesar 1.3 hingga pada tahun 2005 menjadi 3,1. Disebabkan karena adanya regulasi Bank Indonesia mengenai kolektibilitas, tidak ketatnya kebijakan perusahaan dalam hal penilaian kelayakan usaha nasabah, kurangnya fungsi pengawasan dan pemantauan nasabah oleh petugas bank, estimasi biaya biaya yang diproyeksikan tidak sesuai dengan realisasi, daya beli masyarakat menurun atas produk yang dihasilkan oleh nasabah, cash flow menurun serta turn over nasabah lama. 3. Secara umum, studi kelayakan memiliki peranan terhadap tingkat NPF di BPRS Hikmah. Hal ini dapat dibuktikan dengan rasio NPF BPRS Hikmah 3.1 yang masih di bawah standar Bank Indonesia dan persentase jumlah nasabah bermasalah dibandingkan dengan jumlah total nasabah pembiayaan masih relatif kecil hanya sebesar 0.53. Kalau Diah Agustina fokus kajiannya adalah pada peranan studi kelayakannya, peneliti memfokuskan pada sisi manajemen risiko terhadap pembiayaan yang berskimkan mudharabah.

E. Kerangka Teori

Gambar 1.1 Skema Mudharabah Aplikasi Teknis Perbankan Seperti yang terlihat pada Gambar.1.1 bank memberikan modal 100 kepada pihak debitur, sedangkan debitur memberikan seluruh keahlian atau keterampilannya untuk mengelola suatu usahaproyek. Dari skema tersebut, dapat terlihat bahwa bank dalam hal ini banyak bergantung pada sebuah entitas yang disebut kepercayaan yang ada pada pihak debitur, hal ini menjadikan nilai risiko terhadap pembiayaan dengan akad ini semakin tinggi, karena kepercayaan tidak bisa dikuantifikasi. Dengan manajemen risiko yang baik sekaligus efektif untuk mengurangi pembiayaan bermasalah, bank akan dapat menjaga uang yang dipercayakan masyarakat kepada pihak bank, sehingga tidak terjadi misalokasi pembiayaan. Adapun flow chart dari kerangka teori ini dapat digambarkan sebagai berikut;

F. Teknik Penulisan