keyakinan itu, sehingga keberadaan bank syariah sangat identik dengan bank bagi hasil. Sehingga ada anggapan luas di masyarakat bahwa produk pembiayaan yang
paling syariah adalah pembiayaan bagi hasil.
3. Kekurangan dan Kelebihan Pembiayaan Mudharabah
Dalam tesisnya Lusianna Elizabeth
29
menyebutkan mengenai beberapa risiko yang
terkait dengan pembiayaan mudharabah, yaitu;
1. Business Risk risiko atau bisnis yang dibiayai yakni risiko yang terjadi pada first way out risiko kebangkrutan. Risiko ini dipengaruhi oleh;
a. Industry risk, yaitu risiko yang terjadi pada jenis usaha yang ditentukan oleh; 1 Karakteristik masing-masing jenis usaha yang bersangkutan.
2 Kinerja keuangan jenis usaha yang bersangkutan industrial financial standard.
b. Faktor negatif lainnya yang mempengaruhi perusahaan nasabah seperti kondisi grup usaha, force majeur, permasalahan hukum, pemogokan dan
riwayat pembayaran. 2. Character Risk risiko terhadap karakter buruk atau moral hazard dari
mudharib, yakni risiko yang terjadi pada third way out. Character risk dipengaruhi oleh hal berikut;
a. Kelalaian nasabah dalam menjalankan bisnis yang dibiayai bank. b. Pelanggaran ketentuan yang telah disepakati sehingga nasabah dalam
menjalankan bisnis yang dibiayai tidak lagi sesuai dengan kesepakatan.
29
Lusianna Elizabeth, Risiko dan Manajemen Risiko dalam Transaksi Pembiayaan Mudharabah, Thesis S2 Program Pasca sarjana, PSTT UI Jakarta. 2009 h. 57
c. Pengelolaan internal perusahaan, seperti manajemen, organisasi, pemasaran, teknis produksi dan keuangan yang tidak dilakukan secara professional sesuai
standar pengelolaan yang disepakati antara nasabah dan bank. Syafi’i Antonio
30
berpendapat dalam bukunya, bahwa terdapat tiga risiko yang terdapat dalam pembiayaan mudharabah;
1. Side streaming; nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebutkan dalam kontrak.
2. Lalai dan kesalahan yang disengaja. 3. Penyembunyian keuntungan oleh nasabah, bila nasabahnya tidak jujur.
Risiko merupakan tingkat ketidakpastian mengenai suatu hasil yang diperkirakan akan diterima. Pembiayaan mudharabah memiliki tingkat risiko yang tinggi karena
jika terjadi kerugian diluar kelalaian mudharib, maka hanya pihak shahibul mal yang menanggung semua kerugian. Tentu saja kerugian tersebut berbentuk modal yang
diberikan kepada mudharib. Risiko seperi ini murni disebabkan oleh business risk atau risiko atas bisnis yang dibiayai.
Akan tetapi dibalik sisi negatif risiko tersebut di atas, dikatakan oleh Umer Chapra
31
bahwa bentuk-bentuk pembiayaan islami yang paling menguntungkan adalah cara bagi hasil mudharabah commenda dan musyarakah kemitraan. Pada
bentuk ini, pemilik modal menyediakan dana, bukan sebagai pemberi pinjaman, tetapi
30
M. Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek Jakarta: Gema Insani Press. 2001 h.94
31
Umer Chapra, ―Pengharaman Bunga bank: Rasionalkah?” Jakarta: Shari’ah Economics and
Banking Institute SEBI. 2001 h. 52-53
lebih sebagai investor. Ia berbagi untung dan rugi dan tidak memperoleh jaminan di muka atas keuntungan yang positif, apapun hasil akhir dari usaha ini.
Selain dapat memberikan keuntungan yang maksimal, selaras dengan hal itu, risiko yang ditimbulkan dari pembiayaan mudharabah pun memiliki risiko yang
tinggi jika dibandingkan dengan pembiayaan berbasiskan penjualan, semisal murabahah, salam dan
istishna’. Akan tetapi yang terjadi saat ini di bank syariah, justru pembiayaan yang
berbasiskan penjualan, yaitu murabahah mendapat porsi yang lebih besar dibandingkan dengan pembiayaan mudharabah.
Sejumlah faktor ditengarai menjadi penyebab pesatnya pembiayaan murabahah dibandingkan dengan pembiayaan mudharabah. Selain itu, sangat menarik untuk
mengaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kedua jenis pembiayaan tersebut, yang diharapkan menjadi masukan bagi terwujudnya keseimbangan antara
pembiayaan murabahah dan mudharabah. Hal ini untuk mengembalikan karakteristik utama perbankan syariah yaitu pembiayaan yang yang berprinsip bagi hasil.
32
Walaupun sebenarnya secara syariah halal, namun mengutip pernyataan Chapra dari tesis yang dibuat oleh Septiana Ambarwati
33
2000 murabahah tidak lebih merupakan produk sekunder dari bank syariah. Sedangkan produk yang primer
32
M. Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek Jakarta: Gema Insani Press. 2001 h.137
33
Septiana Ambarwati, Faktor –faktor yang mempengaruhi pembiayaan murabahah dan
mudharabah pada bank syariah di Indonesia, Thesis S2 Program pasca sarjana, PSTT UI Jakarta. 2008 h. 6
seperti mudharabah atau musyarakah belum mendapatkan proporsi yang sepantasnya, dari seluruh operasional perbankan syariah.
Dengan meningkatkan porsi pembiayaan dengan prinsip bagi hasil diharapkan lebih menggerakan sektor riil karena menutup kemungkinan disalurkannya dana pada
kepentingan konsumtif dan hanya pada usaha produktif. Bila ditinjau dari konsep bagi hasil, maka harus ada return yang dibagi, hal tersebut hanya bisa terjadi bila
uang digunakan untuk usaha produktif. Bila ditinjau dari prinsip ketaatan terhadap syariah, pembiayaan dengan prinsip jual beli dan sewa memberikan celah yang lebih
besar untuk melakukan penyimpangan terhadap prinsip syariah.
34
Sistem bagi hasil diangaap sangat baik karena dengan sistem ini nasabah dan bank syariah sama-sama menentukan bentuk dan arah pengelolaan dana yang disetorkan
nasabah. Keuntungan yang diperoleh dibagi diantara kedua belah pihak dengan transapansi.
35
Meningkatnya prosentasi pembiayaan melalui pola mudharabah dan musyarakah diharapkan dapat menggairahkan sektor riil. Investasi akan meningkat yang disertai
juga dengan pembukaan lapangan kerja baru. Akibatnya tingkat pengangguran akan dapat dikurangi dan pendapatan masyarakat akan bertambah. Dampak lain dari
tingginya pembiayaan bagi hasil adalah akan mendorong tumbuhnya pengusaha atau investor yang yang mengambil keputusan bisnis yang berisiko. Hal ini akan
34
Septiana Ambarwati, Faktor –faktor yang mempengaruhi pembiayaan murabahah dan
mudharabah pada bank syariah di Indonesia, Thesis S2 Program pasca sarjana, PSTT UI Jakarta. 2008 h. 5
35
Karnaen Perwataatmadja, et.al.,Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2005 h. 17-18
menyebabkan berbagai inovasi baru, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing bangsa ini.
36
5. Fitur dan Mekanisme Aplikasi Pembiayaan Mudharabah