C. Komparasi Di antara Bank syariah
Hasil dari masing-masing strategi manajemen risiko yang dilakukan Bank Muamalat dan Bank Syariah Bukopin tergambar pada laporan kolektibilitas untuk
pembiayaan mudharabah seperti di bawah ini;
Tabel 4.3
Pembiayaan Mudharabah Tahun 2009 Bank Muamalat Berdasarkan kolektibilitas
Lancar Rp 1.324.534.483
Dalam Perhatian Khusus DPK Rp 37.422.255 Kurang Lancar
Rp 5.627.504 Diragukan
Rp 13.451.517 Macet
Rp 17.824.603
Jumlah Rp 1.398.860.362
Diagram 4.1 Kolektabilitas Pembiayaan Murabahah BMI Tahun 2009
Sumber: Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia Tahun 2009 data diolah
Total pembiayaan mudharabah pada tahun 2009 tercatat sebesar Rp 1.398,86 miliar atau turun 28,01 dibanding posisi tahun 2008 yang sebesar Rp 1.943,16
miliar dan berkontribusi terhadap 12.24 total pembiayaan. Dari total pembiayaan sebesar Rp 1.398,86 miliar, 94,67 tergolong dalam
kategori Lancar, sedangkan sisanya 2,67 Dalam Perhatian Khusus DPK, 0,4 Kurang Lancar, 0,96 Diragukan dan 1,27 masuk dalam kategori Macet. Dari total
pembiayaan yang dilakukan mayoritas di arahkan ke sektor ekonomi jasa usaha yaitu sebesar 82,20. Dari sektor jasa usaha ini pula, pembiayaan yang tergolong lancar
dan macet memiliki sumbangsih paling besar.
Tabel 4.4
Pembiayaan Mudharabah Tahun 2009 Bank Syariah Bukopin
Berdasarkan kolektibilitas
Lancar Rp 78.428.016.758
Dalam Perhatian Khusus DPK Rp 315.697.290
Kurang Lancar Rp 556.441.975
Diragukan Rp 0
Macet Rp 4.298.683.730
Jumlah Rp 83.598.839.753
Diagram 4.2 Kolektibilitas Pembiayaan Mudharabah BSB Tahun 2009
Sumber: Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin Tahun 2009
Dari total pembiayaan sebesar Rp 83.598.893.753, sebanyak 93,81 dalam kategori Lancar,
sedangkan sisanya 0,38 Dalam Perhatian Khusus DPK, 0,66
Kurang lancar, 0 Diragukan dan 5,14 Macet. Sedangkan sumbangan kolektibilitas Macet terbesar dari pembiayaan mudharabah yang digunakan muncul
dari penggunaan modal kerja sebesar 5,14 sedangkan untuk investasi 0.
D. Alur Pembiayaan Bank Muamalat dan Bank Syariah Bukopin