UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
benzopiren Indah, dkk., 2009. Cuka kayu asap cair sangat asam, cairan bening dengan warna kekuningan atau kecoklatan Gunarso, dkk., 2009.
2.3.2. Kandungan Kimia
Menurut Gunarso, dkk., 2009 cuka kayu sangat asam, cairan bening dengan warna kekuningan atau kecoklatan mengandung asam asetat asam cuka sebagai
komponen utamanya dan lebih dari 200 jenis senyawa organik lainnya. Cairan ini dapat digunakan sebagai pupuk alami, pengganti sempurna untuk bahan kimia sintetis
dan dapat digunakan untuk sayuran, bunga dan pohon. Hasil dari analisa cuka kayu menunjukkan beberapa zat penting. Kisaran berikut ini tercatat untuk asam asetat
3,359 hingga 7,112 ppm, o-cresol 2,267 hingga 4,686 ppm, p-cresol 1,742 hingga 4,269 ppm, aseton 2,125 hingga 4,206 ppm, metanol 1,712 hingga 3,378 ppm dan
fenol 1,539 hingga 3,636 ppm. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Luditama 2006 terhadap
komponen asap cair dari sabut dan tempurung kelapa menggunakan GC-MS, hasil yang dominan pada masing-masing asap cair adalah senyawa fenol dengan luas area
yang bervariasi antara 31,93-44,30. Dimana luas area tertinggi di dapat dari pada hasil pirolisis sabut kelapa pada suhu 500
C. Senyawa dominan lainnya yaitu 2,6- dimetoksi fenol dan 1,2,-benzenediol dengan luas area yang juga bervariasi
tergantung dari masing-masing sampel dan suhu yang digunakan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sutin 2008 juga terhadap
komponen asap cair hasil fraksinasi dari tempurung dan serabut kelapa dengan instrumen GC-MS didapatkan hasil fenol tertinggi fraksinasi yaitu tempurung kelapa
fraksi n-heksan kandungan fenol 19,28; fraksi tempurung kelapa-etil asetat kandungan fenol 30,26; fraksi tempurung kelapa-metanol adalah 2-metilpropil ester
asam butanoit 30,76
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 2.1. Komposisi kimia asap cair dan presentasenya
Komposisi Kimia Kandungan
Air 11-92
Fenol 0,2-2,9
Asam 2,8-4,5
Karbonil 2,6-4,6
Ter 1-17
Sumber: Maga, 1988
Menurut Zaitsev, et al. 1969 dalam Luditama, 2006 mengemukakan bahwa asap mengandung beberapa zat antimikroba, antara lain:
a Asam dan turunannya: format, asetat, butirat, propionat, metal ester. b Alkohol: metil, etil, propil, alkil, dan isobutil alkohol.
c Aldehid: formaldehid, asetaldehid, furfural, dan metil furfural. d Hidrokarbon: silene, kumene, dan simene.
e Keton: aseton, metil etil keton, metil propil keton, dan etil propil keton. f Fenol
g Piridin dan metil piridin. Senyawa yang sangat berperan sebagai antimikrobial adalah senyawa fenol
dan asam asetat, dan peranannya semakin meningkat apabila kedua senyawa tersebut ada bersama-sama Darmadji, 1995 dalam Luditama, 2006.
2.3.3. Kegunaan pada Masyarakat