Mekanisme Kerja Antibakteri TINJAUAN PUSTAKA

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sifat antibakteri dapat berbeda satu dengan lainnya. Misalnya, penisilin G bersifat aktif utama terhadap bakteri Gram positif, sedangkan bakteri Gram negatif pada umumnya tidak peka resisten terhadap penisilin G. Berdasarkan perbedaan sifat ini antibakteri dibagi menjadai dua kelompok, yaitu berspektrum sempit narrow spectrum, misalnya benzil penisilin dan streptomisin, dan berspektrum luas broad spectrum umpamanya tetrasiklin dan kloramfenikol. Walaupun suatu antibakteri berspektrum luas, efektivitas kliniknya belum tentu seluas spektrumnya sebab efektivitas maksimal diperoleh dengan menggunakan obat terpilih untuk infeksi yang sedang dihadapi terlepas dari efeknya terhadap mikroba lain.

2.6.2. Mekanisme Kerja Antibakteri

Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibakteri dibagi dalam 5 kelompok: a Mekanisme kerja antibakteri melalui penghambatan sintetis dinding sel Bakteri mempunyai lapisan luar yang rigid, yakni dinding sel. Mempertahankan bentuk mikroorganisme dan pelindung sel bakteri, yang mempunyai tekanan osmotik internal yang tinggi. Tekanan internal tersebut tiga hingga lima kali lebih besar pada bakteri Gram positif dibandingkan pada bakteri Gram negatif. Trauma pada dinding sel misal, oleh lisozim atau penghambatan pembentukannya, menimbulkan lisis pada sel Jawetz, dkk., 2005. Dinding sel berisi polimer mukopeptida kompleks peptidoglikan yang secara kimia berisi polisakarida dan campuran rantai polipeptida yang tinggi. Polisakarida berisi gula amino N-asetilglukosamin dan asam asetilmuramat. Asam asetilmuramat hanya ditemui pada bakteri. Pada gula amino melekat rantai peptida pendek. Kekerasan dinding sel disebabkan oleh hubungan saling silang rantai peptida sebagai hasil reaksi transpeptidase yang dilakukan oleh beberapa enzim. Lapisan peptidoglikan kebanyakan lebih tebal pada Gram positif dibandingkan Gram negatif Jawetz, dkk., 2005. Semua penisilin dan sefalosporin antibiotik β-laktam adalah penghambat selektif sintesis dinding sel bakteri dengan cara penghambatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada enzim transpeptidase. Penghambatan enzim transpeptidase oleh penisilin dan sefalosporin dapat pula akibat struktur obat tertentu serupa dengan asil D- alanil D-alanin. Beberapa obat, termasuk basitrasin, vankomisin, dan ristosetin menghambat tahap awal dalam biosintetis peptidoglikan. Karena stadium awal sintetis terjadi di dalam membran sitoplasma, maka obat ini harus menembus membran agar efektif. Sikloserin, suatu analog D-alanin, juga mempengaruhi sintesi peptidoglikan. Obat ini menghambat kerja alanin rasemase, suatu enzim yang penting dalam penggabungan D-alanin dalam pentapeptida peptidoglikan Katzung, 1998. b Kerja antibakteri melalui penghambatan fungsi membran sel Sitoplasma semua sel hidup diliputi oleh membran sitoplasma, yang bertindak sebagai sawar permeabilitas yang selektif, melakukan fungsi transport aktif, dan mengontrol komposisi dalam sel. Jika integritas fungsional membran sitoplasma rusak, makromolekul dan ion lolos dari sel, dan sel rusak atau terjadi kematian. Contoh untuk mekanisme ini adalah kerja polimiksin sebagai senyawa ammonium-kuatener pada bakteri Gram negatif polimiksin secara selektif bekerja pada membran yang kaya fosfatidil etanolamin dan bekerja sebagai detergen kationik Katzung, 1998; Anonim, 2007; Jawetz, 2005. c Kerja antibakteri melalui penghambatan sintetis protein Obat yang termasuk dalam golongan ini ialah golongan aminoglikosid, makrolida, linkomisin, tetrasiklin dan kloramfenikol. Untuk kehidupannya, sel mikroba perlu mensintesis berbagai protein. Sintesis protein berlangsung di ribosom, dengan bantuan mRNA dan tRNA. Pada bakteri, ribosom terdiri atas dua sub unit, yang berdasarkan konstanta sedimentasi dinyatakan sebagai ribosom 30S dan 50S. Untuk berfungsi pada sintetis protein, kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai mRNA menjadi ribososm 70S. penghambatan sintetis protein terjadi dengan berbagai cara Anonim, 2007. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Streptomisin berikatan dengan komponen ribosom 30S dan menyebabkan kode pada mRNA salah dibaca oleh tRNA pada waktu sintetis protein. Akibatnya akan terbentuk protein yang abnormal dan nonfungsional bagi sel mikroba. Antibiotik aminoglikosida lainnya yaitu gentamisin, kanamisin, dan neomisin memiliki mekanisme kerja yang sama. Eritromisin berikatan dengan ribosom 50S dan menghambat translokasi kompleks tRNA-peptida dari lokasi asam amino ke lokasi peptida. Akibatnya, rantai polipeptida tidak dapat diperpanjang karena lokasi asam amino tidak dapat menerima kompleks tRNA-asam amino yang baru. Linkomisin juga berikatan dengan ribosom 50S dan menghambat sintesis protein. Tetrasiklin berikatan dengan ribosom 30S dan menghalangi masuknya kompleks tRNA-asam amino pada lokasi asam amino. Kloramfenikol berikatan dengan ribosom 50S dan menghambat pengikatan asam amino baru pada rantai polipeptida oleh enzim peptidil transferase Anonim, 2007. d Kerja antibakteri melalui penghambatan sintesis asam nukleat Antibakteri yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktinomisin, rifampisin, Mitomisin, Kuinolon dan Flourokuinolon, dll. Aktinomisin membentuk kompleks dengan DNA oleh pengikat residu deoksiguanosin. Kompleks DNA-Aktinomisin menghambat RNA polymerase yang bergantung pada DNA dan menghambat pembentukan mRNA. Aktinomisin juga menghambat replikasi virus DNA. Mitomisin menyebabkan ikatan silang yang kuat pada pelengkap DNA dan kemudian menghambat replikasi DNA. Rifampisin menghambat pertumbuhan bakteri dengan mengikat secara kuat pada RNA polymerase yang bergantung pada DNA bakteri. Semua kuinolon dan flourokuinolon adalah penghambat kuat sintesis asam nukleat. Obat ini menghambat kerja DNA girase topoisomerase II, merupakan enzim yang bertanggungjawab pada terbuka dan tertutupnya lilitan DNA Katzung, 1998; Anonim, 2007. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta e Kerja antibakteri yang menghambat metabolisme sel bakteri Antibakteri yang termasuk dalam kelompok ini adalah sulfonamida, terimetoprim, asam p-aminosalisilat PAS dan sulfon. Dengan mekanisme kerja ini diperoleh efek bakteriostatik. Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya. Berbeda dengan mamalia yang mendapatkan asam folat dari luar, kuman pathogen harus mensintesis sendiri asam folat dari asam amino benzoat PABA untuk kebutuhan hidupnya. Apabila sulfonamida atau sulfon menang dalam bersaing dengan PABA untuk diikutsertakan dalam pembentukan asam folat, maka terbentuk analog asam folat yang nonfungsional. Akibatnya, kehidupan mikroba akan terganggu. Berdasarkan sifat kompetisi, efek sulfonamida dapat diatasi dengan meningkatkan kadar PABA. PAS merupakan analog PABA, dan bekerja dengan menghambat sintesis asam folat pada M tuberculosis. Sulfonamid tidak efektif terhadap M tuberculosis Anonim, 2007. 2.7.Antibakteri Pembanding 2.7.1. Tetrasilin HCl Depkes, 1995 Karakteristik tetrasiklin yang digunakan sebagai antibakteri pembanding adalah sebagai berikut: a Deskripsi: Tetrasiklin HCl mempunyai potensi tidak kurang dari 900 g C 22 H 24 N 2 O 8 HCl per mg b Rumus Kimia: C 22 H 24 N 2 O 8 HCl  480,90 c Pemerian: Serbuk hablur, kuning, tidak berbau, agak higroskopis. Stabil di udara tetapi pada pemaparan terhadap cahaya matahari yang kuat dalam udara lembab menjadi gelap. Dalam larutan dengan pH lebih kecil dari 2, potensi berkurang dan cepat rusak dalam larutan alkali hidroksida. d Kelarutan: Larut dalam air, dalam larutan alkali hidroksida dan dalam larutan karbonat. Sukar larut dalam etanol, praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta e Spektrum Antibakteri: Tetrasiklin memperlihatkan spektrum antibakteri luas yang meliputi kuman Gram-positif dan Gram-negatif, aerobik dan an-aerobik. Efektivitasnya tinggi terhadap infeksi batang Gram-negatif seperti Brucella, Pseudomonas pseudomallei, dan Fusobacterium. Tetrasiklin juga merupakan obat yang sangat efektif untuk infeksi Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia trachomatis dan berbagai riketsia Anonim, 2007. f Farmakodinamik: Golongan tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya. Paling sedikit terjadi 2 proses dalam masuknya antibiotik ke dalam ribosom bakteri Gram negatif; pertama secara difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua melalui sistem transport aktif. Setelah masuk antibiotik berikatan secara reversibel dengan ribosom 30S dan mencegah ikatan t-RNA- aminoasil pada kompleks mRNA-ribosom. Hal tersebut mencegah perpanjangan rantai peptida yang sedang tumbuh dan berakibat terhentinya sintesis protein Anonim, 2007. 2.8.Metode Uji Antibakteri Potensi dari suatu antibakteri diperkirakan dengan membandingkan penghambatan pertumbuhan terhadap mikroorganisme yang sensitif dari hasil penghambatan suatu konsentrasi antibiotik uji dibandingkan dengan antibiotik referensi. Penentuan aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu metode difusi dan metode dilusi.

2.8.1. Metode Difusi

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

3 83 102

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)pada Berbagai Perbandingan Media Tanam Sludge dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di Pre Nursery

4 102 53

Respon Morfologi dan Fisiologi Pada Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Aplikasi Pupuk Magnesium Dan Nitrogen

3 97 84

Uji Kompatibilitas Mikoriza Vesikular Arbuskular Pada Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guimensis Jacq) di Pembibitan Pada Media Tanam Histosol dan Ultisol

0 26 82

Pengaruh Pemberian Limbah Kalapa sawit (Sludge) dan Pupuk Majemuk NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guinsensis Jacq) di Pembibitan Awal

0 25 95

Respon Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Media Kombinasi Gambut Dan Tanah Salin Yang Diaplikasi Tembaga (Cu) Di Pembibitan Utama

0 42 79

Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Konsentrasi dan Interval Pemberian Pupuk Daun Gandasil D Pada Tanah Salin Yang Diameliorasi Dengan Pupuk Kandang

1 28 184

Kemampuan AntiFungi Bakteri Endofit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Ganoderma boninenese Pat

5 53 66

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 15 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit Putri Hijau, Besitang Sumatera Utara

5 61 75