Pengujian Aktivitas Antibakteri dengan Metode Difusi Cakram Pengujian Daya Hambat Antibakteri

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dicampur dengan 9 mL Nutrient Broth sehingga didapatkan suspensi dengan kepadatan 10 6 CFUmL Lanawati,dkk., 2003; Dewanti,dkk., 2011; Wahyu, dkk., 2013.

3.3.10. Identifikasi Bakteri dengan Pewarnaan Gram

Sebanyak satu ose bakteri pada Nutrient Agar miring, difiksasi di atas kaca objek yang bersih. Olesan bakteri ditambahkan dengan Gentian violet dalam keadaan berlebih, lalu dibiarkan satu menit. Zat warna yang berlebih dibuang, lalu kaca obyek dibilas dengan air mengalir. Preparat dikeringkan di atas api spiritus. Setelah kering, larutan lugol berlebih ditambahkan ke permukaan preparat tersebut dan didiamkan selama 1 menit. Setelah 1 menit, preparat dibilas dengan air mengalir. Preparat dibilas dengan alkohol 96 sampai semua zat warna luntur kemudian dicuci dengan air mengalir. Preparat dikeringkan di atas nyala api spiritus. Setelah kering, safranin berlebih ditambahkan ke permukaan preparat dan didiamkan selama 45 detik. Preparat dicuci dengan air dan dikeringkan. Preparat ditambahkan satu tetes minyak imersi dan diamati menggunakan mikroskop Olympus CX21 dengan perbesaran 100X Yuli,dkk., 2012; Sulistiyaningsih, 2008.

3.3.11. Pengujian Aktivitas Antibakteri dengan Metode Difusi Cakram

Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode agar dengan cakram. Cakram silinder steril yang digunakan berdiameter 6 mm. Media cair agar NA steril dituangkan secara aseptis sebanyak 20,0 mL pada cawan petri berdiameter 9 cm steril hingga merata, kemudian dibiarkan hingga membeku. Selanjutnya, suspensi bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa yang sudah distandardisasi kekeruhannya, dicelupkan kapas lidi steril, ditunggu sebentar agar cairan meresap ke dalam kapas. Kemudian lidi diangkat dan diperas dengan cara menekankan lidi pada dinding tabung bagian dalam sambil diputar-putar. Digores-goreskan kapas lidi pada permukaan media NA hingga seluruh permukaan tertutup rapat dengan goresan- goresan. Media NA dibiarkan selama 5-15 menit agar suspensi bakteri meresap ke dalam agar. Lalu 100 L larutan asap cair dengan pengenceran 0 kali, 10 kali dan 50 kali diteteskan pada cakram silinder. Diinkubasi pada suhu 37 C selama 18-24 jam. Setelah inkubasi daya antibakteri yang terjadi ditentukan dengan mengukur diameter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta daerah hambat pertumbuhan dengan menggunakan jangka sorong. Untuk selanjutnya dipilih satu suhu pirolisa asap cair yang mempunyai aktivitas antibakterial paling besar terhadap kedua kultur bakteri untuk digunakan pada penilitian tahap selanjutnya Marliana, dkk., 2011; Lanawati, dkk., 2003; Wayan, dkk., 2012.

3.3.12. Pengujian Daya Hambat Antibakteri

Untuk mencari KHM dilakukan dengan metode dilusi tabung yang mana ketentuannya sebagai berikut: Terdapat 9 tabung, dimana tabung 1-7 merupakan tabung untuk pengujian, sedangkan tabung 8 sebagai kontrol positif , tabung 9 kontrol sterilitas berisi aquadest steril, tabung 10 kontrol medium NB, tabung 11 kontrol bakteri tanpa asap cairperlakuan. Serta terdapat 1 larutan stok asap cair dengan nilai pengenceran yaitu 10 kali 10. a Tabung 1-7 berisi 0,5 mL media NB steril b Kemudian tabung 1 ditambahkan dengan 0,5 mL larutan stok asap cair dan campuran dalam tabung dikocok perlahan untuk menghomogenkan. c 0,5 mL campuran larutan pada tabung 1 dipipet dan ditambahkan pada tabung 2, dikocok perlahan untuk menghomogenkan. d 0,5 mL campuran larutan pada tabung 2 dipipet dan ditambakan pada tabung 3, dikocok perlahan untuk menghomogenkan. e 0,5 mL campuran larutan pada tabung 3 dipipet dan ditambahkan pada tabung 4, dikocok perlahan untuk menghomogenkan. f 0,5 mL campuran larutan pada tabung 4 dipipet dan ditambahkan pada tabung 5, dikocok perlahan untuk menghomogenkan. g 0,5 mL campuran larutan pada tabung 5 dipipet dan ditambahkan pada tabung 6, dikocok perlahan untuk menghomogenkan. h 0,5 mL campuran larutan pada tabung 6 dipipet dan ditambahkan pada tabung 7, dikocok perlahan untuk menghomogenkan. i 0,5 mL campuran larutan larutan pada tabung 7 dipipet dan dibuangdipisahkan. j Masing-masing tabung dengan nomor 1-7, selanjutnya ditambahkan dengan 0,1 mL suspensi bakteri 10 6 CFUmL dan ditambahkan dengan 0,4 mL media UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nutrient Broth sehingga volume total masing-masing tabung adalah 1 mL. Tabung 1-7 kemudian selanjutnya, diinkubasi pada suhu 37 C selama 18-24 jam. Kemudian diamati ada tidaknya kekeruhan larutan uji dengan mata telanjang dibandingkan dengan kontrol. Untuk sampel yang akan diuji yaitu Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Konsentrasi terkecil pertama yang menunjukkan kejernihan tidak adanya pertumbuhan bakteri merupakan KHM dari asap cair tempurung kelapa sawit.

3.3.13. Analisis Kerusakan Sel Menggunakan SEM Scanning Electron

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

3 83 102

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)pada Berbagai Perbandingan Media Tanam Sludge dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di Pre Nursery

4 102 53

Respon Morfologi dan Fisiologi Pada Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Aplikasi Pupuk Magnesium Dan Nitrogen

3 97 84

Uji Kompatibilitas Mikoriza Vesikular Arbuskular Pada Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guimensis Jacq) di Pembibitan Pada Media Tanam Histosol dan Ultisol

0 26 82

Pengaruh Pemberian Limbah Kalapa sawit (Sludge) dan Pupuk Majemuk NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guinsensis Jacq) di Pembibitan Awal

0 25 95

Respon Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Media Kombinasi Gambut Dan Tanah Salin Yang Diaplikasi Tembaga (Cu) Di Pembibitan Utama

0 42 79

Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Konsentrasi dan Interval Pemberian Pupuk Daun Gandasil D Pada Tanah Salin Yang Diameliorasi Dengan Pupuk Kandang

1 28 184

Kemampuan AntiFungi Bakteri Endofit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Ganoderma boninenese Pat

5 53 66

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 15 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit Putri Hijau, Besitang Sumatera Utara

5 61 75