Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menguntungkan kembali bagi kehidupan sel, spora akan berkecambah dan menghasilkan satu sel vegetatif Jawetz, dkk. 2005; Anonim, 1993.

2.4.2. Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Medium pertumbuhan yang baik harus mengandung seluruh nutrien yang dibutuhkan oleh organisme untuk perkembangbiakannya, dan sejumlah faktor seperti pH, temperatur, dan kekuatan osmotik harus benar-benar dikontrol. a Nutrien: pada umumnya nutrien yang harus ada hidrogen donor dan penerima: sekitar 2gL, sumber karbon: sekitar 1 gL, sumber nitrogen: sekitar 1 gL, mineral: belerang dan fosfor masing-masing sekitar 50 mgL; elemen trace masing-masing 0,1-1 mgL, faktor pertumbuhan: asam amino, purin, pirimidin, masing-masing sekitar 50 mgL; vitamin masing-masing 0,1-1 mgL. Pada banyak organisme, senyawa tunggal seperti asam amino dapat bertindak sebagai sumber energi, sumber karbon, dan sumber nitrogen; organisme lainnya membutuhkan senyawa berbeda untuk masing-masing sumber tadi. Jika bahan alami seperti media nonsintetik tidak mencukupi suatu nutrien tertentu, maka harus ditambahkan Jawetz, dkk., 2005. b Konsentrasi ion hidrogen pH: kebanyakan organisme memiliki kisaran pH optimal yang sempit. Secara empirik pH optimal harus ditentukan untuk masing-masing spesies. Kebanyakan organisme neutrofil tumbuh dengan baik pada pH 6,0-8,0 meskipun beberapa bentuk asidofil memiliki pH optimal serendah 3,0 dan yang lainnya alkalofil memiliki pH optimal setinggi 10,5 Jawetz, dkk., 2005. c Suhu: Spesies mikroba yang berbeda membutuhkan suhu optimal yang amat seragam untuk pertumbuhannya, misal pada bentuk psikrofilik tumbuh paling baik pada suhu rendah 15-20 C; bentuk mesofilik tumbuh baik pada suhu 30-37 C; dan bentuk termofilik tumbuh paling baik pada suhu 50-60 C. Hubungan antara suhu dan laju pertumbuhan untuk setiap mikroorganisme terlihat sebagai kurva Arrhenius yang khas. Arrhenius memperlihatkan bahwa logaritma kecepatan suatu reaksi kimia log k adalah fungsi linear yang berbanding terbalik dengan suhu 1T. Disamping pengaruhnya pada laju UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pertumbuhan, suhu yang ekstrem akan membunuh mikroorganisme. Panas ekstrem digunakan untuk mensterilkan preparat; suhu dingin yang ekstrem juga membunuh sel-sel bakteri Jawetz, dkk., 2005. d Kekuatan Ionik dan Tekanan Osmotik: Kebanyakan bakteri mampu mentoleransi kisaran tekanan osmotik dan kekuatan ionik ekstrenal yang besar karena kemampuan mereka untuk mengatur osmolalitas dan konsentrasi ion internal. Osmolalitas diatur oleh transport aktif ion K + ke dalam sel; kekuatan ionik internal dijaga tetap konstan oleh ekskresi kompensasi poliamin organik yang bermuatan positif Jawetz, dkk., 2005. 2.5.Bakteri Uji 2.5.1. Staphylococcus aureus Stafilokokus adalah sel Gram positif berbentuk bulat, biasanya tersusun dalam rangkaian tak beraturan seperti anggur. Beberapa diantaranya tergolong flora normal pada kulit dan selaput mukosa manusia. Genus Staphylococcus lebih dari 26 spesies. Staphylococcus aureus merupakan bentuk koagulase positif. S aureus merupakan patogen utama bagi manusia. Hampir setiap orang akan mengalami beberapa tipe infeksi S aureus sepanjang hidupnya, bervariasi dalam beratnya, mulai dari keracunan makanan atau infeksi kulit ringan sampai berat yang mengancam nyawa. a Klasifikasi Paul, 2008 Kingdom : Eubacteriales Divisi : Firmicutes Klas : Bacili Ordo : Bacillales Famili : Staphylococcaceae Genus : Staphylococcus Spesies : Staphylococcus aureus b Morfologi dan Identifikasi: Berbentuk bulat atau lonjong, tidak bergerak, merupakan Gram positif dengan ukuran  0,8 mikron. Umumnya bergerombol seperti buah anggur. Bilamana ditanam dalam perbenihan agar, terlihat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta koloni-koloni yang dari atas terlihat bundar dan dari sisi meninggi. Koloni berwarna kuning tua atau seperti emas. c Infeksi: Stafilokokus adalah anggota flora normal pada kulit manusia, saluran pernafasan dan saluran pencernaan. Infeksi lokal stafilokokus muncul sebagai suatu “pimple”, infeksi folikel rambut, atau abses. Biasanya reaksi peradangan berlangsung hebat, terlokalisasi, dan nyeri, yang mengalami pernanahan sentral dan sembuh dengan cepat bila nanah dikeluarkan. Infeksi S aureus dapat juga disebabkan oleh kontaminasi langsung pada luka, misalnya pada infeksi luka paska bedah. Keracunan makanan yang disebabkan enterotoksin stafilokokus ditandai oleh masa inkubasi yang pendek 1-8 jam; rasa mual, muntah-muntah, dan diare yang hebat, dan penyembuhan yang cepat. Tidak ada demam.

2.5.2. Pseudomononas aeruginosa

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

3 83 102

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)pada Berbagai Perbandingan Media Tanam Sludge dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di Pre Nursery

4 102 53

Respon Morfologi dan Fisiologi Pada Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Aplikasi Pupuk Magnesium Dan Nitrogen

3 97 84

Uji Kompatibilitas Mikoriza Vesikular Arbuskular Pada Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guimensis Jacq) di Pembibitan Pada Media Tanam Histosol dan Ultisol

0 26 82

Pengaruh Pemberian Limbah Kalapa sawit (Sludge) dan Pupuk Majemuk NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guinsensis Jacq) di Pembibitan Awal

0 25 95

Respon Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Media Kombinasi Gambut Dan Tanah Salin Yang Diaplikasi Tembaga (Cu) Di Pembibitan Utama

0 42 79

Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Konsentrasi dan Interval Pemberian Pupuk Daun Gandasil D Pada Tanah Salin Yang Diameliorasi Dengan Pupuk Kandang

1 28 184

Kemampuan AntiFungi Bakteri Endofit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Ganoderma boninenese Pat

5 53 66

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 15 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit Putri Hijau, Besitang Sumatera Utara

5 61 75