UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
koloni-koloni yang dari atas terlihat bundar dan dari sisi meninggi. Koloni berwarna kuning tua atau seperti emas.
c Infeksi: Stafilokokus adalah anggota flora normal pada kulit manusia, saluran pernafasan dan saluran pencernaan. Infeksi lokal stafilokokus muncul sebagai
suatu “pimple”, infeksi folikel rambut, atau abses. Biasanya reaksi peradangan berlangsung hebat, terlokalisasi, dan nyeri, yang mengalami pernanahan
sentral dan sembuh dengan cepat bila nanah dikeluarkan. Infeksi S aureus dapat juga disebabkan oleh kontaminasi langsung pada luka, misalnya pada
infeksi luka paska bedah. Keracunan makanan yang disebabkan enterotoksin stafilokokus ditandai oleh masa inkubasi yang pendek 1-8 jam; rasa mual,
muntah-muntah, dan diare yang hebat, dan penyembuhan yang cepat. Tidak ada demam.
2.5.2. Pseudomononas aeruginosa
P. aeruginosa bersifat invasif dan toksigenik, mengakibatkan infeksi pada pasien dengan penurunan daya tahan tubuh, dan merupakan patogen nosokomial yang
penting. Pseudomonas merupakan bakteri Gram-negatif, motil, dan aerobik. Pseudomonas aeruginosa sering ada dalam jumlah sedikit pada flora normal usus dan
kulit manusia. a Klasifikasi Kaushik, 2009
Kingdom : Procaryotae Bacteria
Filum : Proteobacteria
Klas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Spesies : Pseudomonas aeruginosa
b Morfologi: P. aeruginosa dapat bergerak dan berbentuk batang, ukurannya 0,6 x 2
m. Merupakan Gram negatif dan terlihat sebagai bentuk tunggal, ganda dan kadang-kadang dalam rantai pendek.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c Infeksi: Menyebabkan infeksi pada luka dan luka bakar, menghasilkan nanah warna hijau biru; meningitis jika masuk melalui fungsi lumbal; dan infeksi
saluran kencing jika masuk melalui kateter dan istrumen atau karena larutan irigasi. Penyerangan pada saluran nafas, khususnya respirator yang tercemar,
mengakibatkan pneumonia nekrotika. Sebagian besar infeksi P. aeruginosa, gejala dan tandanya tidak spesifik dan berkaitan dengan organ yang terserang.
2.6.Tinjauan Antibakteri
Antibakteri ialah obat pembasmi bakteri, khususnya bakteri yang merugikan manusia. Antibakteri adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan oleh organisme
hidup, termasuk turunan senyawa dan struktur analognya yang dibuat secara sintetik, dan dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupan satu
spesies atau lebih mikroorganisme Siswandono, 2000. Obat antibakteri yang ideal memperlihatkan toksisitas selektif. Istilah ini berarti bahwa obat ini merugikan
bakteri tanpa merugikan inang. Obat antibakteri sering mempunyai aktivitas sebagai bakteriostatik dan bakterisidal.
2.6.1. Aktivitas dan Spektrum Antibakteri
Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antibakteri yang bersifat menghambat pertumbuhan bakteri, dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik L. statis =
menghentikan. Lebih jauh, efeknya dapat berubah: Apabila obat dihilangkan, organisme akan tumbuh kembali, dan infeksi atau penyakit akan kambuh. Obat
bakteriostatik yang khas adalah tetrasiklin dan sulfonamida Katzung, 1998; Hoan, 2010.
Antibakteri yang bersifat membunuh bakteri, dikenal sebagai aktivitas bakterisid L. caedere = mematikan. Obat bakterisidal yang khas adalah beta laktam
penisilin, sefalosoporin dan aminoglikosida Katzung, 1998. Kadar minimal yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan mikroba atau membunuhnya, masing-
masing dikenal sebagai Kadar Hambat Minimal KHM dan Kadar Bunuh Minimal KBM. Antibakteri tertentu aktivitasnya dapat meningkat dari bakteriostatik menjadi
bakterisid bila kadar antibakterinya ditingkatkan melebihi KHM Anonim, 2007.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sifat antibakteri dapat berbeda satu dengan lainnya. Misalnya, penisilin G bersifat aktif utama terhadap bakteri Gram positif, sedangkan bakteri Gram negatif
pada umumnya tidak peka resisten terhadap penisilin G. Berdasarkan perbedaan sifat ini antibakteri dibagi menjadai dua kelompok, yaitu berspektrum sempit narrow
spectrum, misalnya benzil penisilin dan streptomisin, dan berspektrum luas broad spectrum umpamanya tetrasiklin dan kloramfenikol.
Walaupun suatu antibakteri berspektrum luas, efektivitas kliniknya belum tentu seluas spektrumnya sebab efektivitas maksimal diperoleh dengan menggunakan
obat terpilih untuk infeksi yang sedang dihadapi terlepas dari efeknya terhadap mikroba lain.
2.6.2. Mekanisme Kerja Antibakteri