UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
e Spektrum Antibakteri: Tetrasiklin memperlihatkan spektrum antibakteri luas yang meliputi kuman Gram-positif dan Gram-negatif, aerobik dan an-aerobik.
Efektivitasnya tinggi terhadap infeksi batang Gram-negatif seperti Brucella, Pseudomonas pseudomallei, dan Fusobacterium. Tetrasiklin juga merupakan
obat yang sangat efektif untuk infeksi Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia trachomatis dan berbagai riketsia Anonim, 2007.
f Farmakodinamik: Golongan tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya. Paling sedikit terjadi 2 proses dalam masuknya antibiotik
ke dalam ribosom bakteri Gram negatif; pertama secara difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua melalui sistem transport aktif. Setelah masuk antibiotik
berikatan secara reversibel dengan ribosom 30S dan mencegah ikatan t-RNA- aminoasil pada kompleks mRNA-ribosom. Hal tersebut mencegah
perpanjangan rantai peptida yang sedang tumbuh dan berakibat terhentinya sintesis protein Anonim, 2007.
2.8.Metode Uji Antibakteri
Potensi dari suatu antibakteri diperkirakan dengan membandingkan penghambatan pertumbuhan terhadap mikroorganisme yang sensitif dari hasil
penghambatan suatu konsentrasi antibiotik uji dibandingkan dengan antibiotik referensi. Penentuan aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu
metode difusi dan metode dilusi.
2.8.1. Metode Difusi
Metode difusi merupakan salah satu metode yang sering digunakan, metode difusi dapat dilakukan 3 cara yaitu metode silinder, lubang dan
cakram. i. Metode silinder yaitu meletakkan beberapa silinder yang terbuat dari
gelas atau besi tahan karat di atas media agar yang telah diinokulasi dengan bakteri. Tiap silinder ditempatkan sedemikian rupa hingga
berdiri di atas media agar, diisi dengan larutan yang akan di uji dan diinkubasi. Setelah diinkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk
melihat ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling silinder.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ii. Metode sumuran yaitu membuat sumuran pada agar padat yang telah diinokulasi dengan bakteri. Jumlah dan letak sumuran disesuaikan
dengan tujuan penelitian, kemudian sumuran diisi dengan larutan yang akan diuji. Setelah diinkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk
melihat ada tidaknya daerah hambatan disekeliling sumuran. iii. Difusi cakram yaitu dengan menginokulasi pelat agar dengan biakan
dan membiarkan zat yang memiliki potensi antibakteri berdifusi ke media agar. Cakram yang telah mengandung zat antibakteri di
letakkan di permukaan pelat agar yang mengandung organisme yang diuji. Konsentrasi menurun sebanding dengan luas bidang difusi. Pada
jarak tertentu pada cakram, antibakteri berdifusi sampai pada titik zat antibakteri tersebut tidak lagi menghambat pertumbuhan mikroba.
Efektivitas zat antibakteri ditunjukkan oleh zona hambat. Zona hambat tampak sebagai area jernih atau bersih yang mengelilingi cakram
tempat zat dengan aktivitas antibakteri terdifusi. Diameter zona dapat diukur dengan penggaris Harmita, 2008.
2.8.2. Metode Dilusi Pengenceran
Mengencerkan zat antibakteri dan dimasukkan ke dalam tabung- tabung reaksi steril. Ke dalam masing-masing tabung itu ditambahkan
sejumlah mikroba uji yang telah diketahui jumlahnya. Pada interval waktu tertentu, dilakukan pemindahan dari tabung reaksi ke dalam tabung-tabung
berisi media steril yang lalu diinkubasikan dan diamati penghamabatan pertumbuhan Kusmiyati, 2007. Metode ini berdasarkan hambatan
pertumbuhan biakan mikroorganisme dalam larutan zat antibakteri dalam media cair Harmita, 2008.
2.9. Scanning Electron Microscope SEM
SEM Scanning Electron Microscope adalah alat yang digunakan untuk mempelajari morfologi permukaanukuran butiran. SEM adalah sebuah instrument
berkekuatan besar dan sangat handal yang dipadukan dengan EDX Energy X-Ray Spectroscopy sehingga dapat digunakan untuk memeriksa, observasi, dan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
karakterisasi struktur terkecil benda-benda padat dari material organik maupun anorganik yang heterogen serta permukaan bahan dengan skala mikrometer bahkan
sampai sub-mikrometer yang menggunakan sumber medan emisi dan mempunyai resolusi gambar 1,5 nm Abdullah, 2012; Fitriana, 2010.
Salah satu penggunaan instrumen SEM adalah untuk mendapatkan gambar topografi dalam rentang pembesaran 10-10.000X. Selain itu juga dapat menentukan
sifat dari bahan yang diuji baik sifat fisik, kimia maupun mekanis sehingga didapatkan informasi mengenai ukuran partikel dari mikrostruktur yang terbentuk dan
komposisi unsurnya Fitriana, 2010; Liani, 2012. Penampakan tiga dimensi dari bayangan yang diperoleh berasal dari kedalaman
yang besar yang ditembus oleh medan SEM. Jenis-jenis sinyal hasil dari interaksi antara berkas elektron dengan sampel diantaranya adalah electron secunder, electron
backscattered, karakteristik x-ray dan foton lain. Untuk SEM, signal yang sangat penting adalah electron sekunder dan electron backscattered karena kedua signal ini
bervariasi sebagai akibat dari perbedaan topografi permukaan manakala berkas elektron tersebut mengenai permukaan sampel Goldstein et al., 2003; Febriana,
2012.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.1. Skema Alat SEM
Berikut perbandingan morfologi bakteri yang diamati dengan SEM membandingkan bakteri kontrol dengan bakteri yang telah diberi perlakuan.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.2. Morfologi Bakteri a Staphylococcus aureus kontrol b Staphyloccus aureus dengan perlakuan 5 ekstrak etanol biji melinjo c Pseudomonas aeruginosa kontrol d Pseudomonas
aeruginosa dengan perlakuan 5 ekstrak etanol kulit melinjo Sumber gambar Jan, 2011; http:www.sciencephoto.com
2.10. Gas Chromatography – Spectroscopy Mass GC-MS
2.10.1. Prinsip Dasar GC-MS
Gas Chromatography-Spectroscopy Mass adalah teknik analisis yang menggabungkan dua metode analisis yaitu Gas Chromatography dan Mass
Spectroscopy. Gas Chromatography merupakan suatu teknik pemisahan fisik karena memanfaatkan perbedaan kecil sifat-sifat fisik dari komponen-komponen yang akan
dipisahkan. Suatu pemisahan fisik dari campuran zat-zat kimia berdasarkan pada perbedaan migrasi dari masing-masing komponen campuran yang terpisah pada fase
diam dibawah pengaruh fase gerak. Sedangkan Mass Spectroscopy adalah metode analisis, dimana sampel yang dianalisis akan diubah menjadi ion-ion gasnya, dan
massa dari ion-ion tersebut di ukur berdasarkan hasil deteksi berupa spektrum massa. Pada GC hanya terjadi pemisahan untuk mendapatkan komponen yang diinginkan,
sedangkan bila dilengkapi dengan MS berfungsi sebagai detektor akan dapat mengidentifikasi komponen tersebut, karena bisa membaca spektrum bobot molekul
pada suatu komponen, juga terdapat reference pada software Lingga, 2004 dalam Ningtyas, 2010; Khamsatul, 2011.
c d
a b
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gas Chromatography adalah teknik kromatografi yang bisa digunakan untuk memisahkan senyawa organik yang mudah menguap. Senyawa yang dapat dipisahkan
dengan Gas Chromatography sangat banyak, namun ada batasan-batasannya. Senyawa tersebut harus mudah menguap dan stabil pada temperatur pengujian,
utamanya dari 50 -300
C. Jika senyawa tidak mudah menguap atau tidak stabil pada temperatur pengujian, maka senyawa tersebut bisa diderivatisasi agar dapat dianalisis
dengan Gas Chromatography Hasanah, dkk., 2012.
2.10.2. Proses Pemisahan pada GC-MS