Pembuatan Asap Cair Pemurnian Asap Cair Analisis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta fenolphtalein, NaOH 0,1 N Merck, Na 2 CO 3 5, buffer caccodhilate, larutan osmium tetraoksida 1, glutaraldehid 2, t-butanol. 3.3.Prosedur Kerja 3.3.1. Penyiapan Bahan Baku Sebelum dibakar, bahan baku sebanyak 2 kg dibersihkan terlebih dahulu. Tempurung kelapa yang diperoleh dari salah satu perkebunan kelapa sawit di Garut sudah dipisahkan dari serabutnya. Selain itu juga, tempurung kelapa sawit yang diperoleh karena merupakan limbah sudah berada dalam keadaan terpotong-potong kecil berdiamater rata-rata 1-2 cm.

3.3.2. Pembuatan Asap Cair

Pembuatan asap cair dilakukan dengan menggunakan alat produksi asap cair terbuat dari baja tahan karat yang dilengkapi dengan alat pemanas listrik yang dapat diatur suhunya. Pada tahap ini diproduksi asap cair dengan suhu pirolisis yang berbeda-beda, yaitu 200-250 C T 1 , 280-350 C T 2 , 400 C T 3 . Produksi asap cair dilakukan dengan cara kondensasi asap hasil pirolisis tempurung kelapa. Proses pembuatan asap cair diawali dengan memasukkan bahan berupa tempurung kelapa yang telah dikecilkan ukurannya sebanyak 2 kg, kemudian alat produksi di tutup serta rangkaian listrik dan air pendingin disambungkan. Suhu pemanasan dinaikkan secara bertahap dengan mengatur tombol pengatur suhu perlakuan. Asap yang keluar dari tungku akan mengalir melalui pendingin sehingga mencair. Pirolisis dilakukan selama 5 jam, asap cair yang keluar ditampung. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 3.1. Alat Pirolisis sumber pribadi

3.3.3. Pemurnian Asap Cair

Pemurnian asap cair dilakukan dengan cara destilasi. Asap cair dimasukkan ke dalam labu destilasi, dipanaskan menggunakan pemanas listrik. Proses destilasi ini dilakukan untuk mengambil seluruh fraksi dan diatur pada rentang suhu sesuai. Suhu yang digunakan pada proses fraksinasi asap cair adalah fraksi suhu 65 C dan fraksi suhu 65 C. Uap yang terbentuk lalu masuk ke dalam pipa pendingin balik kondensor dan destilat ditampung dalam sebuah wadah atau labu.

3.3.4. Analisis

Analisis-analisis yang dilakukan antara lain: a Rendemen: Rendemen diukur berdasarkan volume kondensat yang dihasilkan mL dari setiap satuan berat bahan yang dibakar. b pH: Sampel sebanyak 10 mL diukur dengan menggunakan pH meter, dengan terlebih dahulu dilakukan standardisasi buffer pH 4,0 dan 7,0. Pengukuran sampel dilakukan dengan mencelupkan elektroda pH meter ke dalam sampel dan skala dibaca setelah jarum penunjuk konstan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta c Total Asam Tertitrasi: Sampel sebanyak 10 mL ditambah 100 mL aquades selanjutnya dihomogenkan. Ditambahkan indikator PP sebanyak 2-3 tetes dan dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai titik akhir titrasi, yaitu berubahnya warna sampel menjadi merah keunguan dan stabil tidak berubah bila dihomogenkan. Total asam tertitrasi dinyatakan sebagai persen asam asetat. V = Volume titar NaOH N = Normalitas NaOH BM = Berat Molekul Asam Asetat BC = Bobot sampel gram d Kadar Fenol: Sampel sebanyak 50 L diencerkan menggunakan aquades hingga volume 20 mL. Dari 20 mL sampel yang telah diencerkan, dipipet sebanyak 0,5 mL dan diletakkan pada tabung reaksi. Didiamkan selama 5 menit, lalu dikocok dalam vortex shaker. Kemudian ditambahkan 2 mL Na 2 S 2 O 3 15 ke tiap-tiap sampel, ditambahkan juga 2,2 mL H 2 O dan diinkubasi pada suhu kamar selama 2 jam. Selanjutnya sampel diukur absorbansinya pada panjang gelombang 350 nm. Pembuatan kurva standar: Ditimbang asam galat sebanyak 0,01 gram dan dilarutkan menggunakan aquades hingga volume 100 mL. Didapatkan larutan asam galat dengan konsentrasi 100 ppm. Dari larutan 100 ppm kemudian dipipet sebanyak 0,1 mL, 0,2 mL, 0,3 mL, 0,4 mL dan 0,5 mL dan diletakkan pada tabung reaksi. Untuk larutan yang belum mencapai volume 0,5 mL kemudian ditambahkan dengan aquades masing-masing secara berurutan 0,4 mL, 0,3 mL, 0,2 mL, 0,1 mL dan 0 mL. Didiamkan selama 5 menit, lalu dikocok dalam Vortex Shaker. Kemudian ditambahkan 2 mL Na 2 S 2 O 3 15 ke tiap-tiap larutan, ditambahkan juga 2,2 mL H 2 O dan diinkubasi pada suhu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kamar selama 2 jam. Semua konsentrasi larutan asam galat selanjutnya diukur absorbansinya pada panjang gelombang 350 nm. e Bobot Jenis: Piknometer dibersihkan dengan alkohol 96, kemudian dikeringkan dan ditimbang dengan teliti. Sampel diisi ke dalam piknometer sampai melebihi tanda tera, kemudian di tutup dan dihindari dari adanya gelembung-gelembung udara. Bagian luar piknometer dikeringkan dari bahan yang menempel. Piknometer yang telah diisi oleh akuades didiamkan beberapa saat, kemudian ditimbang. W = Berat piknometer kosong gram W 1 = Berat air + piknometer gram W 2 = Berat sampel + piknometer gram

3.3.5. Sterilisasi Alat dan Bahan

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

3 83 102

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)pada Berbagai Perbandingan Media Tanam Sludge dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di Pre Nursery

4 102 53

Respon Morfologi dan Fisiologi Pada Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Aplikasi Pupuk Magnesium Dan Nitrogen

3 97 84

Uji Kompatibilitas Mikoriza Vesikular Arbuskular Pada Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guimensis Jacq) di Pembibitan Pada Media Tanam Histosol dan Ultisol

0 26 82

Pengaruh Pemberian Limbah Kalapa sawit (Sludge) dan Pupuk Majemuk NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guinsensis Jacq) di Pembibitan Awal

0 25 95

Respon Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Media Kombinasi Gambut Dan Tanah Salin Yang Diaplikasi Tembaga (Cu) Di Pembibitan Utama

0 42 79

Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Konsentrasi dan Interval Pemberian Pupuk Daun Gandasil D Pada Tanah Salin Yang Diameliorasi Dengan Pupuk Kandang

1 28 184

Kemampuan AntiFungi Bakteri Endofit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Ganoderma boninenese Pat

5 53 66

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 15 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit Putri Hijau, Besitang Sumatera Utara

5 61 75