Proses Pemisahan pada GC-MS

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gas Chromatography adalah teknik kromatografi yang bisa digunakan untuk memisahkan senyawa organik yang mudah menguap. Senyawa yang dapat dipisahkan dengan Gas Chromatography sangat banyak, namun ada batasan-batasannya. Senyawa tersebut harus mudah menguap dan stabil pada temperatur pengujian, utamanya dari 50 -300 C. Jika senyawa tidak mudah menguap atau tidak stabil pada temperatur pengujian, maka senyawa tersebut bisa diderivatisasi agar dapat dianalisis dengan Gas Chromatography Hasanah, dkk., 2012.

2.10.2. Proses Pemisahan pada GC-MS

Pemisahan komponen senyawa dalam GC-MS terjadi di dalam kolom kapiler GC dengan melibatkan dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam adalah zat yang ada di dalam kolom, sedangkan fase gerak adalah gas pembawa Helium maupun Hidrogen dengan kemurnian tinggi, yaitu  99,995. Proses pemisahan dapat terjadi karena terdapat perbedaan kecepatan alir dari tiap molekul di dalam kolom. Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan afinitas antar molekul dengan fase diam yang ada di dalam kolom. Selanjutnya komponen- komponen yang telah dipisahkan tersebut masuk ke dalam ruang MS yang berfungsi sebagai detektor secara instrumentasi, MS adalah detektor bagi GC Hermanto, 2008. Gas Chromatography dengan teknik pemisahan dimana solut-solut yang mudah menguap dan stabil terhadap pemanasan akan bermigrasi melalui kolom yang merupakan fase diam dengan suatu kecepatan yang tergantung pada ratio distribusinya. Pada umumnya solut akan terelusi berdasarkan pada peningkatan titik didihnya. Pemisahan pada Gas Chromatography didasarkan pada titik didih suatu senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara solut dengan fase diam. Fase gerak yang berupa gas akan mengelusi solut dari ujung kolom yang akan dihantarkan ke detektor. Penggunan suhu yang meningkat bertujuan untuk menjamin bahwa solut akan menguap dan akan cepat terelusi, suhu yang biasa digunakan berkisar 50 -350 C Sudjadi, 2007 dalam Fitriana, 2010. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian mulai dilakukan bulan Maret-Juni 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Puslit Biomaterial LIPI Cibinong dan Pusat Laboratorium Terpadu PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3.2.Alat dan Bahan 3.2.1. Alat Peralatan gelas, pH meter Eutech Instrumen Cyberscan pH 110, alat produksi asap cair tanpa merk, refrigerator, vaccum destilasi, cawan penguap, jarum ose, kapas, kain kasa, spatula, mikropipet, bunsen, pinset, alumunium foil, tangas air, timbangan analitik Boeco Germany, kertas saring Whatman paper, shaker incubator WiseCube Wisd, Laminar Air Flow LAF, sentrifugasi, jangka sorong, spektrofotometer, Scanning Electron Microscopy SEM, vortex shaker Vortex Mixer, buret titrasi, piknometer, oven, labu ukur, tabung reaksi, autoklaf, kertas cakram Advantec, Gas Chromatography-Mass Spectrofotometer, Mikroskop Olympus CX21. 3.2.2. Bahan Bahan uji: 2 kg Tempurung Kelapa Sawit Elaeis gueensis Jacq. yang sudah dikecilkan ukurannya diperoleh dari salah satu perkebunan kelapa sawit di Garut sudah dipisahkan dari serabutnya yang akan dipirolisis menjadi asap cair. Bakteri uji: Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 yang diperoleh dari koleksi Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia FK-UI. Antibakteri Pembanding: Tetrasiklin HCl Bahan Kimia: Nutrien Agar Difco, Natrium Broth Difco, Aquades, Alkohol, reagen Folin Ciocalteu, tannin 2, Na 2 S 2 O 3 5, indikator

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

3 83 102

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)pada Berbagai Perbandingan Media Tanam Sludge dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di Pre Nursery

4 102 53

Respon Morfologi dan Fisiologi Pada Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Aplikasi Pupuk Magnesium Dan Nitrogen

3 97 84

Uji Kompatibilitas Mikoriza Vesikular Arbuskular Pada Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guimensis Jacq) di Pembibitan Pada Media Tanam Histosol dan Ultisol

0 26 82

Pengaruh Pemberian Limbah Kalapa sawit (Sludge) dan Pupuk Majemuk NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guinsensis Jacq) di Pembibitan Awal

0 25 95

Respon Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Media Kombinasi Gambut Dan Tanah Salin Yang Diaplikasi Tembaga (Cu) Di Pembibitan Utama

0 42 79

Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Konsentrasi dan Interval Pemberian Pupuk Daun Gandasil D Pada Tanah Salin Yang Diameliorasi Dengan Pupuk Kandang

1 28 184

Kemampuan AntiFungi Bakteri Endofit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Ganoderma boninenese Pat

5 53 66

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 15 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit Putri Hijau, Besitang Sumatera Utara

5 61 75