METODOLOGI PENELITIAN Model Pemilihan Angkutan Taksi Di Kota Medan (Teknik Stated Preference)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Umum Penelitan ini terlebih dahulu melakukan survei awal observasi khususnya di pusat-pusat perbelanjaan, bandara, hotel, rumah sakit dan perumahan warga sesuai dengan batasan studi yang ditentukan untuk mengetahui keadaan dilapangan sehingga memudahkan dalam strategi penyebaran angket isian kuisioner kepada penumpang pada saat pengumpulan data primer dari pelaksanaan survei sesungguhnya. Elemen yang perlu diketahui berupa identitas responden seperti: tujuan perjalanan, usia, pekerjaan penghasilan, latar belakang menggunakan moda dan frekuensi perjalanan. Prosedur pelaksanaan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Karena studi merupakan penelitian sederhana,maka tahap pertama adalah menentukan 2 jenis operator taksi yang akan diteliti dari sejumlah operator taksi yang ada sebagai contoh aplikasi dari penelitian. Dalam hal ini yang dipilih adalah Taksi Matra dan Taksi Express. Alasan pemilihan kedua jenis taksi tersebut adalah: • Dari data Dinas Perhubungan Kota Medan, jumlah armadanya merupakan yang terbanyak. • Kedua jenis taksi tersebut sudah memenuhi syaratstandar kendaraan yang digunakan untuk angkutan taksi sesuai Keputusan Menteri Perhubungan nomor: KM. 35 Tahun 2003, yang harus dilengkapi dengan: Universitas Sumatera Utara a. Tulisan ”TAKSI” yang ditempatkan diatas atap bagian luar kendaraan. b. Dilengkapi dengan alat pendingin udara. c. Logo dan nama perusahaan yang ditempatkan pada pintu depan bagian tengah, dengan susunan sebelah atas adalah logo perusahaan dan sebelah bawah adalah nama perusahaan. d. Lampu bahaya yang ditempatkan disamping kanan tanda taksi. e. Tanda jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard kendaraan, yang dieluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan taksi. f. Radio komunikasi yang berfungsi sebagai alat berkomunkasi antara pengemudi dengan pusat pengendali operasi danatau sebaliknya. g. Argometer yang disegel oleh instansi yang berwenang. h. Nomor urut kendaraan dari setiap perusahaan angkutan yang ditempatkan pada bagian depan, belakang, kanan atau kiri kendaraan. • Terdapat beberapa perbedaan yang signifikan dari kedua jenis taksi ini misalnya: perbedaan tarif, jenis kendaraan dan kenyamanan sehingga dapat diperbandingkan. 2. Tahap kedua adalah menentukan data-data yang diperlukan dengan survei. Antara lain yaitu: survei awal untuk menyusun model pertanyaan misalnya, data kondisi saat ini eksisting pada kedua jenis taksi tersebut dan Universitas Sumatera Utara pengumpulan data dengan survei lapangan kuisioner dengan metode stated preference. 3. Tahap ketiga adalah penyajian data. Semua data yang diperoleh dari survei lapangan disajikan dalam bentuk tabulasi. 4. Tahap terakhir adalah analisis data dari survei lapangan. Dalam penelitian ini meliputi klasifikasi data-data yang dikumpulkan, analisis setiap parameter, dan evaluasi kondisi angkutan taksi kota Medan. 5. Kesimpulan dan saran. Untuk lebih jelasnya dapat diliat pada rencana program kerja dari penelitian sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara III.2 Pendekatan dan Pemecahan Masalah Berdasarkan konsep utilitas nilai guna, pengambilan keputusan konsumen dalam proses pengambilan keputusan cendrung untuk memaksimumkan utilitas. Sehingga dalam pemilihan moda transportasi, altenatif moda yang memiliki peluang terbesar untuk dipilih adalah alternatif moda yang memberikan utilitas tertinggi Fidel Miro, 2005. Dalam pemilihan moda transportasi terdapat dua aspek yang akan dipertimbangkan oleh pelaku perjalanan traveler adalah: 1 Aspek penawaran, dalam hal ini variabel pelayanan yang disediakan oleh masing-masing moda. 2 Aspek permintaan, dalam hal ini adalah atribut yang melekat pada diri pelaku perjalanan sendiri, sebagai pengambilan keputusan, biasanya diwakili oleh sejumlah variabel sosial ekonomi penggu na jasa. Adanya perbedaan tingkat pelayanan dari tiap alternatif moda dan perbedaan sosial ekonomi akan berpengaruh pada pemilihan. Dengan asumsi bahwa pemilihan moda angkutan yang akan digunakan oleh pelaku perjalanan merupakan keputusan individu maka penelitian ini dilakukan pada level disagregat. Dalam kerangka alternative model pemilihan diskrit seperti pemilihan moda ini, maka fungsi pemilihan moda ini, fungsi pemilihan moda tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan model logit binomial. Pemakaian model logit binomial dilakukan dengan pertimbangan untuk mengurangi kesulitan dalam estimasi parameter, selain karena berdasarkan studi empiris dan studi literature yang ada, hasil estimasi parameter pada model yang bersifat tidak biasa dan Universitas Sumatera Utara konsisten pada data yang besar. Sedangkan data yang akan diolah dalam studi ini diperoleh dengan menggunakan teknik stated preference. III.3 Penjelasan Rencana Kerja III.3.1 Studi Pendahuluan dan Kajian Pustaka Sebelum mulai melakukan suatu kegiatan diperlukan suatu penelitian berupa studi pendahuluan untuk mendapatkan data yang ada pada saat ini eksisting yang akan dipergunakan dan mempermudah penelitian selanjutnya. Kemudian dicari maksud dari penelitian serta tujuan akhir yang akan dicapai dari penelitian ini. Setelah itu dilakukan studi pustaka untuk mencari dan mengumpulkan bahan-bahan literatur berupa landasan teori, metode-metode yang akan digunakan dalam pengolahan data maupun dalam melakukan analisis, serta hasil-hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya dimana memiliki kaitan dan mendukung penelitian itu sendiri. III.3.2 Perancangan dan Pelaksanaan Survei Pendahuluan Dalam perancangan survei pendahuluan kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup: 1. Penentuan metode survei untuk mendapatkan data-data yang digunakan dalam penelitian, data primer diperoleh dari cara sampling yaitu dengan wawancara langsung dan pengisian kuisioner oleh responden. 2. Perancangan desain kuisioner dengan melakukan analisa teknik stated preference. Perancangan kuisioner ini dilakukan berdasarkan kondisi eksisting dari moda yang sudah ada untuk kemudian pada proses Universitas Sumatera Utara selanjutnya dilakukan perubahan baik peningkatan, pengurangan ataupun tidak ada perubahan pada tiap atribut yang ada. Adapun kondisi saat ini eksisting pada moda taksi yang ditelitiditinjau dapat dilihat sebagai berikut: NO ATRIBUT TAKSI MATRA TAKSI EXPRESS 1 Tarif cost Tarif buka pintu + per km Tarif Minimum Rp. 4.500+Rp. 2.500 Rp. 20.000 Rp. 4.500+Rp. 2.500 Rp. 25.000 Biaya Tunggu Rp. 15.000jam Rp. 20.000jam 2 3 Biaya Pembatalan Waktu Tunggu time Pelayanan service fasilitas Jenis kendaraan Sistem pembayaran Fasilitas dalam kendaraan Rp. 10.000 ≤ 15menit Hyundai exel interior standard dan masih nyaman Sesuai argometer dan tawaran Ac dan music Rp. 7.500 10-15 menit Toyota Limo interior baru dan lebih nyaman Sesuai argometer dan tawaran Ac, full music, tisu. Universitas Sumatera Utara Berikut ini penjelasan untuk masing-masing atribut: 1. Biayatarif COST Biaya yang harus dikeluarkan untuk pembayaran ongkos transportasi dalam satuan rupiah per orang, yang terdiri dari tarif buka pintu + per km, dalam hal ini yang kita ambil adalah tarif minimum untuk taksi. Notasi parameter atribut: COST 2. Waktu Tunggu Tingkat Keandalan TIME Yaitu waktu tunggu yang dibutuhkan untuk tiba di tempat konsumen calon penumpang setelah pemesanan melalui telefon. Notasi parameter atribut: TIME 3. Tingkat Pelayanan fasilitas SERVICE Yaitu tingkat pelayanan atau fasilitas yang diberikan oleh masing-masing moda. Dalam hal ini tedapat tiga macam perbedaan atribut pelayanan untuk kedua moda tersebut. Notasi parameter atribut: SERVICE Kemudian dalam format kuisioner yang akan disebarkan kepada penumpang taksi, responden mengekspresikan pilihannya dengan menggunakan teknik point rating dengan lima point skala semantik yaitu: a. 1. Pasti pilih Taksi Matra b. 2. Mungkin pilih Taksi Matra c. 3. Pilihan berimbang d. 4. Mungkin pilih Taksi Express e. 5. Pasti pilih Taksi Express Universitas Sumatera Utara Selanjutnya dilakukan survei dilapangan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan tehadap responden pengguna angkutan taksi. Pelaksanaan survei pendahuluan ini dilakukan untuk mengetahui banyaknya jumlah kuisioner yang dibutuhkan untuk survei penelitian yang sebenarnya serta mengantisipasi kesulitan- kesulitan yang nantinya akan dihadapi dalam proses pengumpulan data dan untuk mengetahui apakah dari kuisioner yang telah dibuat dapat diperoleh keseluruhan data yang dibutuhkan. III.3.3 Perancangan dan Pelaksanaan Survei Penelitian Dalam memperoleh data primer untuk penelitian, data dari hasil survei pendahuluan diolah untuk mengetahui apakah kuisioner yang diberikan pada survei pendahuluan memiliki kekurangan-kekurangan untuk dapat diperbaiki misalnya data yang dihasilkan kurang lengkap, selain itu juga dipersiapkan upaya-upaya untuk mengatasi kesulitan yang dialami selama proses pengumpulan data yang dibutuhkan. Pelaksanaan survei dlakukan untuk memperoleh data primer dan data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian.  Data primer diperoleh dari hasil kuisioner pada survei penelitian. Didapat melalui 2 tahap, yatu: 1. Pembagian kuisioner kepada responden pengguna moda angkutan taksi. 2. Survei dengan teknik wawancara langsung kepada pengguna moda angkutan taksi yang dilakukan oleh surveyor. Teknik penyebaran atau pembagian kuisioner dilakukan dengan cara mendatangi secara langsung penguna ataupun calon pengguna angkutan taksi. Universitas Sumatera Utara Bentuk pertanyaan formulir angket yang akan disurvei meliputi dua hal, yaitu: 1. Pertanyaan yang akan difokuskan untuk mengetahui kondisi sebenarnya dan karakteristik umum pengguna moda saat initentang kondisi sosioekonomi dari pengguna dan informasi perjalanan yang dilakukan pengguna. 2. Pertanyaan akan difokuskan untuk mengetahui preferensi responden seandainnya beberapa atribut pelayanan yang ditawarkan mengalami perubahan pada ongkos perjalanan, waktu tunggu, dan tingkat pelayanan atau fasilitas.  Data sekunder diperoleh dari survei pendahuluan berupa data mengenai angkutan taksi yaitu data dari Dinas Perhubungan Kota Medan dan operator angkutan taksi Matra dan Express kota Medan. III.3.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Pengumpulan data atau survei dilakukan hanya pada tempat yang biasanya menjadi asal dan tujuan dari angkutan taksi karena taksi tidak memiliki trayek tertentu, seperti: pusat-pusat perbelanjaan, bandara, rumah sakit, pusat perkantoran, hotel dan perumahan. Waktu pengamatan diambil pada bulan Maret 2010 dan karena angkutan taksi merupakan angkutan penumpang umum yang melayani trayek yang tidak tetap tidak dalam trayek serta tidak berjadwal maka setiap hari merupakan hari yang sibuk yang dapat dilayani oleh taksi. Universitas Sumatera Utara Pada hasil survei diperoleh 2 dua data yaitu data sosio ekonomi dan data stated preference untuk pelaku perjalanan. Untuk data stated preference diolah agar dapat digunakan sebagai data masukan dalam proses analisa, dimana analisa data kualitatif hasil survei dilapangan yang disajikan dalam skala semantik selanjutnya ditransformasikan kedalam skala numerik dengan menggunakan model logit biner. Model logit binerbinomial adalah model pemilihan diskrit yang paling mudah dan sering digunakan. Aplikasi rumus model tersebut dalam penelitian ini dapat dijelasakan sebagai berikut: { } Express Matra Express Matra v v P P + = exp …………………………………………... 3.1 Express Matra Expess Matra U U U Matra U U U U P Express Matra Matra − + − = + = ∑ exp 1 exp exp exp exp …………………...…………... 3.2 Express Matra Matra Express U U P P − + = − = exp 1 1 1 ……………………..….......3.3 Dimana: P Matra = Probabilitas peluang taksi Matra untuk dipilih. P Express = Probabilitas peluang taksi Express untuk dipilih. Exp = eksponensial U Matra = Nilai parameter atau nilai kepuasan menggunakan taksi Matra. U Express = Nilai parameter atau nilai kepuasan menggunakan taksi Express. Universitas Sumatera Utara III.3.5 Analisa Validasi dan Uji Statistik Validasi terhadap model dilakukan untuk menguji tingkat kepercayaan terhadap model yang diperoleh, yaitu dengan mengukur kemampuannya dalam mengestimasi nilai utilitas pemilihan moda. Ukuran statistik digunakan untuk menentukan sifat penting yang menjadi dasar dalam memahami dan meramalkan prilaku. Secara umum analisis dari validasi model adalah:  Analisis dari validasi model digunakan uji statistik. Ukuran statistik digunakan untuk menentukan sifat penting yang menjadi dasar dalam memahami dan meramalkan perilaku, yaitu konsep goodness of fit yaitu ukuran kesesuaian model R² atau disebut nilai koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi R², diharapkan untuk persamaan model yang baik adalah mendekati satu. Namun dalam pemilihan alternative model yang terbaik dipilih yang memiliki nilai koefisien yang terbesar. III.3.6 Uji Sensitivitas Sensitivitas model dimaksudkan untuk memahami perubahan nilai probabilitas pilihan salah satu taksi seandainya dilakukan perubahan nilai atribut pelayanannya secara gradual. Untuk menggambarkan sensitivitas ini dilakukan beberapa perubahan atribut terhadap model pada masing-masing kelompok, yaitu: • Biaya perjalanan dikurang atau ditambah. • Waktu tunggu ditambah atau dikurangi. • Tingkat pelayanan dan fasilitas ditambah atau dikurangi. Universitas Sumatera Utara III.3.7 Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisa, akan diperoleh beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan karakteristik pemilihan moda yang dilakukan oleh pelaku peralanan. Setelah memperoleh kesimpulan dari hasil penelitian, selanjutnya dapat diberikan rekomendasi atau saran, baik yang berkaitan dengan penelitian lebih lanjut maupun yang berkaitan dengan pihak pengelola moda transportasi yaitu operator atau perusahaan taksi di kota Medan mengenai langkah-langkah perbaikan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA