72 merupakan hubungan kerjasama dari suami dan istri untuk dapat tetap melaksanakan
kewajiban dan tanggung jawab masing-masing walaupun hidup terpisah. Pemeliharan pola yaitu usaha yang dilakukan oleh pasangan suami istri untuk tetap dapat mewujudkan
sistem hubungan yang harmonis di dalam keluarga agar keutuhan keluarga dapat tetap terjaga dengan menanamkan nilai-nilai dan norma-norma yang ada seperti nili-nilai
agama.
4.5 Faktor-faktor yang berpengaruh dalam Ketahanan Keluarga
Untuk tetap bisa bertahan, setiap kelompok memerlukan sikap-sikap dan nilai-nilai yang sama diantara anggota-anggotanya, termasuk kelompok keluarga. Mangacu pada
studi kasus diatas, sikap-sikap dan nilai-nilai yang perlu dicermati antara lain adalah sikap-sikap dan nilai nilai yang memperkuat ketahan keluarga faktor-faktor yang
memperkuat ketahanan keluarga dan sikap-sikap dan nilai-nilai yang memperlemah ketahanan keluarga faktor-faktor yang memperlemah ketahan keluarga.
4.5.1 Faktor-faktor yang Memperkuat Ketahanan Keluarga
Berdasarkan studi kasus di atas, dapat dicermati sikap-sikap dan nilai-nilai yang perlu dikembangkan dalam keluarga untuk memperkuat ketahanan keluarga, antara lain :
1. Sikap saling percaya antara suami istri kasus pasangan A, D, E
2. Adanya anak kasus pasangan A, B, D
3. Saling menghargai kasus pasangan E
4. Saling bertanggung jawab kasus pasangan F
5. Rasa kasih sayang pasangan kasus A,C, D
6. Penuh kejujuran pasangan kasus E
7. Pengamalan nilai agama pasangan kasus A,D, E
Universitas Sumatera Utara
73 8.
Pemenuhan kebutuhan ekonomi secara optimal kasus B, C, D 9.
Sistem hubungan yang harmonis kasus A, D 10.
Komunikasi timbal balik kasus A, D 11.
Terbuka, permasalahan dibicarakan bersama kasus A, D, E, F
4.5.2 Faktor-faktor yang Memperlemah Ketahanan Keluarga
Berdasarkan studi kasus diatas, dapat dicermati sikap-sikap dan nilai-nilai yang memperlemah ketahanan keluarga yang perlu dicermati, antara lain :
1. saling curiga dan egois
2. mudah tersinggungmarah
3. ketidak-percayaan suami-istri.
4. Saling memendam perasan tidak enak terhadap pasangan hingga berlarut-larut.
4.6 Masalah – Masalah yang Muncul pada Pasangan Suami Istri yang Tinggal Terpisah
Kehidupan rumahtangga adalah suatu kehidupan baru bagi pasangan suami istri yang baru menikah, dimana suami dan istri tinggal bersama berusaha membentuk suatu
keluarga yang harmonis. Menyatukan dua pemikiran yang berbeda yaitu suami dan istri dibarengi dengan masing-masing ego, terkadang pertengkaran pun tak dapat terelakan,
ditambah beban pikiran yang semakin menumpuk belum lagi persoalan ekonomi, masalah anak dan sebagainya yang terkadang sulit untuk diselesaikan. Sama halnya
dengan pasangan suami istri yang tinggal terpisah sangat rentan terhadap terjadinya permasalahan dalam keluarga, masalah-masalah yang kerap muncul pada pasangan suami
istri yang tinggal terpisah antara lain adalah :
Universitas Sumatera Utara
74
4.6.1 Perselingkuhan
Perselingkuhan merupakan pelanggaran terhadap hubungan seks antara laki-laki dan perempuan yang telah menikah. Perselingkuhan terjadi ketika seseorang yang telah
menikah melakukan hubungan seks dengan seseorang yang bukan pasangannya. Agama atau kepercayaan apa pun yang mereka anut, sebagian besar orang mengerti bahwa janji
pernikahan menuntut “meninggalkan semua yang lain”. Walaupun definisi perselingkuhan begitu jelas dan mudah dipahami, beberapa
orang mencoba “membengkokkan” arti kata itu untuk menyesesuaikannya dengan situsi mereka sehingga perselingkuhan yang mereka lakukan dapat dibenarkan. Misalnya,
beberapa orang yang mempertanyakan apakah “peselingkuhan dalam hati”, yang biasa juga dikenal dengan istilah “penyelewengan emosional”, dapat disebut sebagai
perselingkuhan yang sungguh-sungguh. Kedekatan emosional di antara laki-laki da perempuan yang tidak terikat pernikahan dapat menimbulkan masalah dalam pernikahan
mereka masing-masing. Namun, ini bukan penyelewengan. Inti penyelewengan dan perzinahan adalah adanya keintiman seksual di antara dua orang, yang di antaranya telah
menikah dengan orang lain. Banyak orang membuat definisi sendiri mengenai perselingkuhan. Seorang laki-
laki berpendapat bahwa sebuah hubungan baru dapat dinamakan perselingkuhan jika didalamnya terjadi hubungan intim yang terus menerus dengan seseorang yang bukan
istrinya. Laki-laki yang lain menjelaskan bahwa berhubungan seks dengan seorang pelacur tidakah termasuk dalam penyelewengan. Banyak laki-laki menolak pandangan
bahwa perselingkuhan termasuk juga melakukan kencan satu malam one night stand dengan seorang perempuan di tempat yang jauh dari rumah yang ia tempati bersama
Universitas Sumatera Utara
75 istrinya. Bagi para laki-laki seperti itu, perselingkuhan berarti keterlibatan – bukan
sekedar berhubungan seks dengan perempuan lain. Dibandingkan dengan kaum laki-laki, kaum perempuan membuat definisi yang
lebih tegas tentang perselingkuhan. Beberapa perempuan menjelaskan bahwa ketika seorang laki-laki memberikan perhatian lebih banyak kepada perempuan lain
dibandingkan dengan yang diberikannya kepada istrinya, laki-laki itu telah berselingkuh. Bagi para perempuan, laki-laki tidak perlu berhubungan intim dengan perempuan yang
bukan istrinya untuk memperoleh sebutan seorang penyeleweng-yang perlu dilakukannya cukup hanya dengan memberikan perhatian lebih kepada perempuan lain.
Beberapa istilah yang banyak digunakan laki-laki dan perempuan untuk melukiskan perselingkuhan meliputi :
• Hubungan gelap luar nikah • Berbohong
• Berzinah • Bermain-main
• Keluyuran • Berkhianat
• Sesuatu yang sedikit berbeda • Memanfaatkan pilihan lain
• Bantuan kasih sayang • Variasi seksual
• Sesuatu yang baru secara seksual • Hubungan tidak sah
Universitas Sumatera Utara
76 • Pertemuan rahasia
• Kencan Apa pun iatilah yang dipakai, perselingkuhan membuat hidup menjadi rumit,
merusak pernikahan dan membuat para perempuan menjadi marah-dan itu merupakan salah satu factor utama penyebab perceraian. Then, 2002 : 17-19
Begitu juga halnya dengan pasangan suami istri yang tinggal terpisah, dimana suami tinggal jauh dari istri dan anak sudah tentu menjadi peluang yang cukup besar
untuk para suami melakukan hubungan diluar nikah perselingkuhan dan tidak menutup kemungkinan perselingkuhan yang dilakukan oleh para istri walaupun lebih cenderung
dilakukan oleh kaum laki-laki . Banyak alasan para suami melakukan selingkuh, salah satunya dalah pemenuhan kebutuhan seks yang terbatas karena tinggal berjauhan dengan
istri menjadi faktor utama dalam terjadinya perselingkuhan. Belum lagi kurangnya perhatian dan kasih sayang yang diberikan hingga merasa nyaman dengan perhatian yang
di berikan oleh orang lain hingga adanya peluang dan kesempatan untuk mendapatkan variasi seks terhadap wanita lain dan berbagai alasan lainnya.
Hasrat untuk memiliki berbagai tipe mitra seksual sering muncul dalam fantasi kaum laki-laki. Antasi seksual mereka terutama di dominasi oleh perempuan-perempuan
cantik yang mempertontonkan keseksian tubuh mereka dan menawarkan hubungan intim tanpa syarat merupakan fantasi seksual kaum laki-laki yang pa;ing menonjol.
Sebaliknya, fantasi seksual perempuan paling banyak melibatkan emosi dan perasaan, serta terpusat pada seseorang yang secara emosional telah dekat dengan sang perempuan.
Mengamati kecenderungan kaum laki-laki untuk melakukan hubungan seks secara sambil lalu, tidaklah mengejutkan bahwa sebuah survey disponsori oleh playboy , lebih
Universitas Sumatera Utara
77 dari seperempat kaum laki-laki yang pernikahannya bahagia mengatakan bahwa mereka
akan berselingkuh seandainya perbuatan itu tidak terbongkar Then, 2002: 28. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kaum laki-laki sangat rentan untuk
melakukan perselingkuhan, tidak hanya pada pasangan suami istri yang tinggal terpisah saja tetapi juga terhadap suami istri yang hidup bersama bahkan hidup bahagia, tetapi
kembali kepada alasan-alasan mengapa terjadinya masalah perselingkuhan tersebut. Meski ada sejumlah situasi yang menyebabkan baik laki-laki dan perempuan terlibat
dalam hubungan di luar nikah, keadaan itu biasanya dilandasi faktor-faktor yang berbeda. Laki-laki mencari perhatian melalui seks, perempuan mencari perhatian, kemudian seks.
Secara keseluruhan, laki-laki dan perempuan sebetulnya mempunyai harapan dan kebutuhan yang sama dari pasangan mereka, hanya cara mereka mencoba meenuhi
kebutuhan emosional dan seksual yang berbeda. Beberapa Alasan Laki-laki Melakukan Hubungan di Luar Nikah
Alasan-alasan yang berhubungan dengan masalah seksual • Variasi dalam hubungan seks
• Hubungan intim lebih banyak dan lebih sering • Oral seks
Alasan-alasan yang berhubungan dengan kesenangan karena sesuatu yang baru • Sensasi tubuh yang baru
• Untuk “senang-senang” – tidak ada tanggung jawab atau beban emosional • Persahabatan dengan “orang baru”
• Kegairahan karena adanya tantangan baru Alasan-alasan yang bersifat mendorong ego
Universitas Sumatera Utara
78 • Merasa menarik di depan seorang perempuan yang lebih muda
• Sensasikemungkinan diketahui istri • Petualangan melakukan sesuatu yang terlarang
• Memompa ego • Menjadi pusat perhatian total
• Kesempatan yang terlalu bagus untuk dilewatkan • “Dia yang mulai”
• “Sudah disediakan, mengapa tidak?” Alasan yang berhubungan dengan istri
• Kekuasaan atas istri • Merasa jenuh dalam pernikahan
• Istri tidak lagi menarik secara fisiksecara seks • Untuk membalas istri
• Merasa transisi dalam pernikahan • Untuk menghindari hubungan seks dengan istri
• Untuk melukai istri • Istri bertambah gemuk
• Istri terlalu memperhatikan anak-anak Alasan –alasan yang berhubungan dengan fantasi romantis
• Ingin merasakan pengalaman romantis • Untuk mendapatkan cinta dan kasih sayang
• Pelarian sementara dari pernikahan yang tidak bahagia • Sebagai pelarian ke dunia fantasikhayal
Universitas Sumatera Utara
79 • Untuk membuktikan kejantanandaya pikadaya tarik seksual Then, 2002 : 30-31
Didalam hubungan pernikahan, setiap pasangan yang melakukan perselingkuhan memiliki alasan masing-masing mengapa mereka melakukan hubungan diluar nikah
penyelewengan baik yang di lakukan suami maupun istri. Dari hasil penelitian di lapangan menunjukan bahwa pasangan suami istri yang tinggal terpisah rentan terjadinya
peeselingkuhan, dan perselingkuhan tersebut didominasi oleh kaum pria yang melakukannya. Dari informasi yang didapat bahwa mereka melakukan hubungan diluar
nikah karena faktor kebutuhan seks yang tidak terpenuhi. Ada beberapa asumsi tentang hubungan diluar nikah dengan alasan yang berkaitan dengan seks, yaitu :
• Kencan satu malam • Kencan akhir pekan
• Kencan liburan • Hubungan intim dengan pelacur
• Hubungan intim dengan pendamping bayaran Dari penjelasan diatas dijelaskan bahwa para suami melakukan hubungan seks
dengan wanita lain hanya untuk pemuasan sesaat ketika mereka tidak dapat memenuhi kebutuhannya seksnya dengan istri, dan tentunya tindakan tersebut dilakukan tanpa
sepengatahuan istri. Pada dasarnya istri menganggap tindakan yang dilakukan suami tersebut adalah sebuah penghianatan ikatan suci pernikahan sementara berbeda dengan
suami yang menganggap itu hanya sambil lalu karena itu hanya hubungan ditempat tidur saja tidak berlanjut kehubungan yang lebih serius dan jangka panjang. Walaupun
demikian ketika istri mengetahui perbuatan suami tentu istri merasa sakit hati dan terjadi pertengkaran hebat, tetapi itu kembali dimaafkan oleh istri dengan alasan memahami
Universitas Sumatera Utara
80 keadaan suami yang sulit untuk menepis dalam memenuhi kebutuhan biologis tersebut.
Seperti yang di ungkapkan suami pada pasangan B : ‘....dahulu saya ketika masih bekerja di jawa tengah dan frekuensi pulang ke rumah
hanya 6 bulan sekali membua saya tidah betah tinggal dirumah kontrakan. Sering saya bersama teman kerja yang lain mendatangi tempat hiburan malam untuk mencari
wanita bayaran semalam. Alasan utama saya melakukan itu adalah kebutuhan seks saya yang tidak dapat tersalurkan dengan istri sehingga saya melakukannya dengan
perempuan lain pelacur. Tetapi setelah sekian lama saya melakukan itu saya teringat dengan istri dan anak-anak saya yang pasti akan kecewa dengan perbuatan saya
seperti ini, hingga akhirnya saya memutuskan untuk pindah bekerja yang lebih dekat dengan tempat tinggal keluarga walaupun gaji saya jauh lebih sedikit. Itu semua saya
lakukan demi keluarga…”
Berbeda dengan penuturan dari suami pada pasangan E, yaitu :
‘…ketika saya masih di Kalimantan timur dulu saya rasa sangat luar biasa dengan apa yang sudah saya lakukan, karena pengaruh teman-teman ditambah saya hidup
sendiri tidak ada yang mengontrol menjadikan hidup saya tidak karuan. Teman- teman selalu mengajak saya untuk berkenalan dengan seorang wanita awalnya
melalui via telepon, ya seperti orang pacaran itu, trus lama-lama kelamaan terjadi perselingkuhan jangka panjang. Dan pada akhirnya istri mengetahui perbuatan
saya dan kami pun bertengkar hebat. Tetapi semua masalah selesai ketika ada keputusan bersama untuk saya pindah kerja ke kota tempat keluarga istri dan
anak tinggal..”
Berbeda dengan Pasangan F yang mana istri melakukan perselingkuhan dengan laki-laki yang lebih muda, dari informasi yang didapat bahwa istri melakukan
perselingkuhan karena alasan kurang kasih sayang secara langsung dan merasa sepi karena tinggal sendirian, dan kasus ini belum selesai hingga saat ini masih dalam tahap
penyelesaian. Dengan adanya penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pasangan suami istri
yang tinggal terpisah sangat rentan terhadap terjadinya perselingkuhan. Banyak alasan mengapa mereka memilih berselingkuh padahal mengingat istri yang selalu setia
menunggu di rumah, satu hal yang tidak dapat dihindari bahwa seks merupakan
Universitas Sumatera Utara
81 kebutuhan primer yang harus dipenuhi khususnya oleh kaum laki-laki pada saat kapanpun
mereka butuhkan.
4.6.2 Tidak Menjaga Ikatan Suci Pernikahan
Pernikahan adalah awal dari sebuah kehidupan dan perjalanan hidup yang baru. Idealnya, perjalanan panjang hendaknya disertai dengan bekal yang benar dan cukup.
Demikian pula dengan pernikahan, membutuhkan bekal yang tidak sedikit dan sembarangan. Perkawinan yang sah, baik menurut agama maupun ketentuan perundang-
undangan yang berlaku merupakan wadah kehidupan berkeluarga. Dari sini akan tercipta kehidupan yang harmonis, tentram, sejahtera lahir batin yang didambakan oleh setiap
insan manusia. Namun dalam perjalanannya, kondisi keluarga tidak selalu seperti yang diharapkan, goncangan atau kekacauan dalam keluarga dapat saja terjadi setiap saat.
Ketika goncangan atau kekacauan telah melanda keluarga, mengindikasikan bahwa ketahanan keluarga mulai dan sedang teruji. Dalam menghadapi kekacauan ini ada
keluarga yang bisa bertahan dan ada juga keluarga yang menjadi berantakan disorganisasi, perkawinan berujung pada perceraian.
Pada pasangan suami istri yang memutuskan untuk tinggal terpisah sudah pasti menghadapi banyak masalah dan problema masing-masing pada pasangan yang tinggal
terpisah seperti masalah yang terkait dengan komitment pernikahan yang seharusnya setiap pasangan suami istri dapat menjaga ikatan suci pernikahannya, tetapi berbeda
dengan Pasangan B yang menganggap remeh ikatan pernikahan dengan membolehkan pasangannya untuk berselingkuh dengan orang lain. Seperti yag diungkapkan suami pada
pasangan B, yaitu : “…saya pernah berkata dengan istri saya, silahkan kamu kalau mau pergi
slingkuh dengan pria lain gak masalah buat saya tetapi asalakan jangan
Universitas Sumatera Utara
82 nampak saya, begitu juga sebaliknya, istri juga tidak mempermasalahkan saya
untuk bermain dengan wanita lain asalkan istri tidak mengetahui. Jika ada uang lebih saya tidak merasa sungkan untuk mencari wanita lain untuk melampiaskan
hasrat biologis saya, karena saya mengakui sulit rasanya jika itu tidak saya lakukan ada dampak yang saya rasakan bila hasrat biologis tidak terpenuhi yaitu
tensi darah saya naik, lebih sensitif dan sering marah-marah…”
Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa semakin lemahnya suatu keluarga yang tidak didasari oleh komitment menjaga ikatan suci pernikahan, hidup ini seperti seakan
tidak waras jika relitanya suami atau istri membolehkan pasangan untuk berselingkuh dengan orang lain. Tetapi hal itu dapat terjadi karena alasan tertentu yang sepertinya tidak
dapat ditolerir.
4.6.3 Tidak Adanya Komunikasi Antara Ayah Pihak yang Terpisah dengan Anak
Keluarga merupakan sebuah satuan organisasi terkecil yang dipmpin oleh seorang kepala keluargaayah,yang terdiri dari ibu dan anak-anak nya sebagai anggota angota
atau perangkat organisasinya. dari keluarga semuanya berawal. sebuah penelitian membuktikan bahwasanya banyak orang sukses berawal dari kondisi keluarganya yang
baik. Hal ini jelas sekali membukt ikan bahwa keluarga memiliki andil yang sangat besar terhadap kesuksesan seseorang. Salah satu yang terpenting dalam membina sebuah
keluarga yang harmonis adalah dengan adanya komunikasi yang berjalan dengan baik yang terjadi didalam anggota keluarga tersebut. komunikasi yang baik berawal dari
sebuah sebuah rasa kenyamanan dan kehangatan yang timbul antar anggota keluarga. Ayah sebagai pemimpin keluarga memiliki tanggung jawab yang besar terhadap
kelangsungan kehidupan berkeluarga. Seorang ibu sebagai wakil dari keluarga harus dapat membantu kinerja ayah sebagai kepala keluarga. Dengan kesamaan visi dan misi
yang terjadi antara ayah sebagai seorang kepala keluarga dan seorang ibu sebagai wakil
Universitas Sumatera Utara
83 kepala keluarga menjadikan satu kesatuan yang kuat terhadap keharmonisan sebuah
keluarga. Pada pasangan suami istri yang tinggal terpisah, istri lebih banyak berperan dalam
mendidik anak, mengingat anak-anak tinggal bersama ibunya. Sehingga anak lebih dekat dengan ibunya karena hari-hari sang anak ditemani oleh sang ibu, berbeda dengan ayah
yang hanya datang sesekali kerumah dan jarang bertemu, dengan kondisi yang demikian menjadikan kurangnya interaksi secara langsung terhadap anak ditambah komunikasi
lewat telepon yang minim menjadikan anak tidak dekat dengan ayahnya bahkan tidak ada komunikasi sama sekali antara ayah dan anak. Seperti yang diungkapkan suami pada
pasangan B, yaitu “… semenjak awal pernikahan saya dan istri sudah tinggal terpisah, jarak yang
jauh menjadikan frekuensi untuk pulang kerumah sangat minim hanya 6 bulan sekali, karena anak-anak sejak kecil sudah saya tinggalkan bersama ibunya
menjadikan anak-anak tidak dekat dengan saya bahkan seperti tidak ada komunikasi sama sekali dengan saya. Itu juga yang membuat saya sering merasa
sedih dan memilih untuk pindah kerja ke tempat yang lebih dekat dengan tempat tinggal keluarga agar dapat sering bertemu karena anak-anak yang paling utama
buat saya…”
Berbeda dengan pasangan E yang mengatakan : “…walaupun tidak saya pungkiri ada dampak negatif dari kehidupan yang saya
jalani, anak pertama dan anak kedua saya jarang bisa berkomunikasi dengan saya bahkan tidak ada komunikasi sama sekali karena mereka lebih dekat dengan
ibunya yang selalu ada buat mereka, tetapi menurut saya itu wajar karena saya akui saya terlalu diam dan fakum bahkan bersikap cuek kapada mereka karena
memang seperti itulah sifat saya yang cenderung pendiam…”
4.6.4 Rasa Khawatir Ketika Anak Jatuh Sakit
Tujuan pernikahan adalah adanya keinginan untuk meneruskan keturunan. Pasangan suami istri akan merasa lebih lengkap dan bahagia dengan adanya kehadiran
seorang anak. Anak merupakan generasi penerus dalam sebuah keluargarumah tangga, yang harus dibina agar nanti dapat diharapkan menjadi pewaris yang berpotensi. Hidup
Universitas Sumatera Utara
84 lebih teratur dan serasi sesuai norma dan tata nilai yang sesuai yang berlaku dalam
masyarakat. Disamping itu menjadi keturunan yang lebih ulet, tabah serta berguna bagi keluarga, masyarakat bahkan bangsanya.
Anak merupakan kebanggan bagi orangtuanya, tidak ada yang lebih berharga selain anak bagi orangtuanya, sehingga tidak heran orangtua mampu melakukan apa saja
demi kebahagiaan anaknya. Begitu halnya dengan pasangan suami istri yang tinggal terpisah yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak terutama dalam hal
pemenuhan kebutuhan ekonomi dan pendidikan walau harus hidup terpisah. Masalah terbesar yang di hadapi bagi pasangan suami istri yang tinggal terpisah adalah ketika anak
jatuh sakit. Sudah pasti menimbulkan rasa khawatir dan was-was dari pihak suami yang tidak dapat menemani dan juga istri yang harus menghadapi anak yang sedang sakit
sendirian, dan masalah ini dihadapi oleh semua pasangan suami istri yang tinggal terpisah, seperti yang diungkapkan suami pada pasangan C, yaitu :
“…yang menjadi masalah terbesar bagi saya dalam hidup terpisah kayak gini ketika anak lagi sakit, ketika saya dikabarkan oleh istri kalau anak lagi sakit
langsung menjadi pikiran. Ingin sekali rasanya pulang melihat anak tetapi karena kerjaan yang banyak membuat saya meyerahkan sepenuhnya kepada istri untuk
mengurus anak, tetapi walaupun demikian membuat rasa khawatir dan tidak tenang karena tidak dapat menemani anak yang sedang sakit…”
Sebagai orangtua yang sayang terhadap anak, tentu hal ini tidak mudah untuk di hadapi, tetapi walau demikian suami selalu mengusahakan yang terbaik untuk anak-
anaknya agar anak-anaknya selalu sehat dan adapun keluarga yang tinggal terpisah selalu mengusahaknan untuk dapat tinggal bersama-sama.
Universitas Sumatera Utara
85
4.6.5 Timbulnya Prasangka Negatif Terhadap Pasangan Suami Istri
Pada dasarnya keputusan untuk tinggal terpisah bukan keinginan setiap pasangan suami istri, tetapi karena alasan yang kuat dan demi tercapainya tujuan bersama
menjadikan mereka harus rela hidup berjauhan. Pernikahan yang didasarkan atas cinta akan terasa tidak mudah untuk hidup berjauhan dari orang-orang yang di sayangi
sehingga dengan hidup terpisah sudah tentu muncul rasa was-was, cemburu terhadap pasangan, curiga yang berlebihan dan tidak jarang karena masalah seperti ini pasangan
suami istri bertengkar, kejadian seperti ini di rasakan oleh semua pasangan suami istri yang tinggal terpisah terutama yang diungkapkan oleh para istri yang takut jika suami
tidak tinggal bersamanya pasti selalu curiga dan cemburu karena mereka menganggap suami lebih cenderung dapat melakukan perselingkuhan. Seperti yang diungkapkan oleh
istri pada pasangan A, yaitu : “…tidak saya pungkiri bahwa saya selalu mempunyai rasa curiga kepada suami.
Suami tidak tinggal dengan saya, kalaupun suami berselingkuh siapa yang tau.. Tetapi dengan adanya perasaan-perasaan yang muncul seperti itu membuat saya
dan suami selalu menjaga komunikasi dan saling mengabarkan keadaan masing- masing sehingga tidak ada yang di tutupi diantara kami walaupun terkadang
karena masalah ini tidak jarang terjadi pertengkaran…”
Perasaan curiga yang belebihan terhadap pasangan muncul karena adanya rasa cinta dan sayang walaupun pada akhirnya jadi bertengkar, tetapi itu juga merupakan
pendewasaan diri bagi masing-masing pasangan untuk dapat merasa terbiasa dengan kehidupan yang sedang dijalani saat ini yaitu hidup terpisah. Dengan demikian dapat
muncul sikap-sikap yang harus ditanamkan pada diri masing- masing pasangan agar keluarga tetap dapat utuh dan bertahan walaupun hidup terpisah yaitu menanamkan sikap
saling percaya kepada pasangan.
Universitas Sumatera Utara
86
4.6.6 Keuangan Rumahtangga yang tidak Terkontrol
Kebutuhan ekonomi merupakan kebutuhan utama yang harus dipenuhi didalam keluarga, mengingat begitu banyak kebutuhan misalkan biaya pedidikan anak mnjadikan
para orangtuaharus bekerja keras demi memberikan pendidikan yang layak bagi anaknya. Belum lagi kebutuhan-kebutuhan lainnya yang tidak sedikit jumlahnya membuat para
keluarga khususnya orangtua harus sepintar mungkin mengatur keuangan rumah tangga. Data dilapangan menyebutkan bahwa mereka yang hidup terpisah berpendapat bahwa
pengeluaran membengkak, hal ini dikarenakan adanya dua pos pengeluaran yaitu dari pihak suami dan istri, belum lagi ditambah biaya komunikasi melalui media telepon dan
transportasi yang sangat diperlukan bagi pasangan untuk tetap dapat bertemu dalam waktu tertentu. Hal ini dirasakan oleh beberapa pasangan yaitu pasangan A, B, D dan F
yang merasa bahwa pengeluaran semakin membengkak selama hidup terpisah, selain adanya dua pos pengeluaran yang tidak seimbang dengan satu pos pemasukan yaitu
hanya suami yang bekerja. Seperti yang diungkapkan oleh suami pada pasangan B, yaitu “…saya dan istri sering bertengkar karena asalah keuangan, terkadang uang yang
tidak cukup karena banyak biaya tak terduga misalkan untuk biaya pendidikan anak, memang saya akui kami hidup terpisah menjadikan keuangan tidak
terkontrol di tambah saya juga mempunyai banyak kebutuhan seperti rokok yang sudah tidak bisa di tinggalkan, menjadikan pengeluaran semakin banyak. Karena
kami sering ribut masalah uang akhirnya saya dan istri sepakat untuk istri yang mengatur seluruh keuangan, gaji saya seluruhnya di pegang oleh istri dan saya
meminta kepada istri untuk kebutuhan saya selama bekerja…”
Berbeda dengan pasangan E yang suami dan istri sama-sama bekerja sehingga pengeluaran dapat tertutupi dengan pemasukan yang seimbang sehingga kebutuhan dapat
terpenuhi.
Universitas Sumatera Utara
87
4.7 Analisa Data