87
4.7 Analisa Data
Dari data-data yang diperoleh dalam proses penelitian, maka dihasilkan suatu analisa data yang didasarkan pada teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini.
Realita pasangan suami istri yang tinggal terpisah bukanlah hal baru yang ada di dalam masyarakat, meniti karir dan tuntutan pemenuhan kebutuhan ekonomi adalah alasan
utama pasangan suami istri memutuskan untuk tinggal terpisah. Menurut fakta yang ditemukan dilapangan bahwa pasangan suami istri yang tinggal terpisah dapat
mempertahankan keutuhan keluarga dalam waktu yang relatif cukup lama. Hal ini karena didukung dengan interaksi dan komunikasi yang baik dan dapat terpenuhinya fungsi-
fungsi keluarga. Interaksi sosial merupakan sarana atau alat dalam kehidupan sosial. Interaksi
sosial diperlukan unuk mencapai tujuan tertentu. Sama halnya dengan pasangan suami istri yang memilki tujuan bersama dalam membangun keluarga yang bahagia dan
harmonis. Dalam mewujudkan tujuan tersebut pasangan suami istri walaupun hidup terpisah, tetap dapat membentuk suatu sistem hubungan yang harmonis dengan
melakukan berbagai tindakan-tindakan yang dianggap mampu untuk mewujudkan tujuan bersama tersebut. Interaksi sosial dapat terjadi karena adanya dua syarat yaitu adanya
kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial terbagi atas dua yaitu yang pertama, kontak primer yang berarti interaksi dapat terjadi apabila orang yang mengadakan hubungan atau
kontak langsung bertemu tatap muka dan yang kedua, adalah kontak sekunder yang berarti kontak yang memerlukan suatu perantara atau media, baik orang maupun alat.
Media telepon merupakan alat perantara yang sangat berpengaruh besar dalam terjalinnya komunikasi antar pasangan suami istri yang tinggal terpisah. Komunikasi
Universitas Sumatera Utara
88 yang terjalin melalui media telepon menjadikan hubungan pasangan suami istri yang
hidup terpisah dapat selalu rutin berkomunikasi setiap hari sehingga komunikasi dapat terjalin dengan baik. Walaupun ada juga pasangan yang tidak selalu berkomunikasi
secara rutin tetapi komunikasi tetap terjaga karena didukung oleh obrolan seputar anak. Jika suami dan istri dapat menjalin hubungan dengan baik walaupun hidup terpisah
berbeda halnya dengan hubungan ayah dan anak yang cenderung tidak ada komunikasi. Anak yang sejak kecil tidak tinggal dengan sang ayah akan menganggap ayahnya sebagai
orang asing, ditambah kurangnya peran ayah yang diberikan sehingga anak lebih dekat dengan ibunya karena anak tinggal bersama ibunya.
Pasangan suami istri yang tinggal terpisah memiliki frekuensi bertemu dalam waktu tertentu yang telah disepakati oleh masing-masing pasangan suami istri yang
memutuskan untuk tinggal terpisah, interaksi secara langsung hanya dapat dilakukan ketika bertemu dan berkumpul dirumah selebihnya dilakukan melalui media telepon.
Pertemuan yang terbatas menjadikan pertemuan yang dilakukan lebih berkualitas dalam hal memberikan perhatian dan kasih sayang kepada pasangan dan anak ketika bertemu
dirumah, tinggal lagi dengan kondisi yang demikian tidak terlepas dari kendala yang dihadapi yaitu biaya komunikasi dan transportasi yang cukup tinggi menjadikan pasangan
suami istri tidak selalu dapat memenuhi keinginannya untuk selalu menanyakan kabar dan bertemu keluarga. Tetapi keadaan tersebut dapat ditepis dengan selalu mendekatkan
diri kepada tuhan supaya perasaan hati lebih merasa tenang. Didalam suatu keluarga terdapat nilai-nilai dan norma-norma yang ditanamkan agar kehidupan keluarga yang
dijalani dapat dilakukan secara teratur dan bahagia.
Universitas Sumatera Utara
89 Proses sosial yang timbul akibat adanya interaksi adalah terjadinya konflik, begitu
juga yang terjadi didalam keluarga yang tinggal terpisah tidak terlepas dari berbagai masalah. Pasangan suami istri yang tinggal terpisah memiliki masalah yang relatif
berbeda dari pasangan yang tinggal bersama, walaupun ada kecenderungan masalah yang sama yang dapat terjadi pada keluarga mana saja misalkan masalah perselingkuhan.
Meskipun pasangan yang hidup terpisah lebih rentan terhadap terjadinya perselingkuhan hingga ke perceraian di karenakan adanya peluang dan berbagai alasan lainnya seperti
pemenuhan kebutuhan biologis yang tidak terpenuhi, kurangnya kasih sayang dan alasan- alasan lainnya yang mereka jadikan dasar untuk melakukan perselingkuhan. Berbeda
dengan masalah yang lebih spesifik yang timbul yaitu seperti lebih ke masalah psikologi terhadap anak dan juga pasangan, misalkan ketika anak sedang sakit sudah tentu menjadi
masalah besar bagi pasangan yang mana ayah sebagai pihak terpisah merasa khawatir dan was-was karena tidak dapat menemani sedangkan istri yang merasa kesusahan yang harus
menghadapinya sendirian. Masalah terhadap pasangan misalkan masalah cemburu, egois dan mudah marah yang akhirnya menimbulkan pertengkaran. Dengan demikian peran
keluarga besar sangat berpengaruh bagi mereka yang hidup terpisah apalagi ketika sedang menghadapi masalah.
Sebuah institusi keluarga dapat mempertahankan keutuhan keluarganya, apabila fungsi-fungsi keluarga dapat terpenuhi dan bejalan dengan baik. Baik itu fungsi pokok
yaitu fungsi biologis, fungsi afeksi, fungsi sosialisasi maupun fungsi sosial yaitu fungsi ekonomi, fungsi perlindungan dan pemeliharaan anak, fungsi pendidikan dan religi, serta
fungsi rekreasi. Apabila fungsi-fungsi keluarga tersebut tidak terpenuhi atau tidak berjalan dengan baik, maka memungkinkan terjadi kegoncangan dalam keluarga.
Universitas Sumatera Utara
90 Sehingga fungsi keluarga merupakan tonggak dari ketahanan suatu keluarga. Fungsi –
fungsi keluarga pada dasarnya dapat dipenuhi oleh pasangan suami istri yang hidup terpisah, walaupun dengan cara yang relatif berbeda dan tidak maksimal seperti keluarga
pada umumnya yang tinggal satu atap, serta adanya bantuan dari orang lain yaitu dari orangtua dan mertua seperti dalam pemenuhan fungsi perlindungan bagi keluarga dimana
suami tidak dapat memberikan perlindungan yang maksimal mengingat tidak tinggal bersama dengan keluarga, hal ini dilakukan karena istri tinggal bersama orangtuanya.
Alat komunikasi seperti telepon memberikan banyak manfaat bagi mereka untuk memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang tidak dapat di penuhi secara langsung, walaupun
pada hakekatnya ada fungsi keluarga yang harus di penuhi langsung secara fisik melalui tindakan seperti fungsi biologis.
Studi kasus di atas menunjukkan tindakan mereka membangun keluarga hampir seluruhnya dapat dikategorikan nilai sebagai rasionalitas utama, yaitu nilai agama
meskipun tidak menutup kemungkinan terjadinya perpaduan dengan rasionalitas yang lain yaitu rasionalitas sarana dan tujuan, serta rasionalitas afektif. Berpadunya orientasi
nilai dengan orientasi sarana-tujuan, mengindikasikan relatif kuatnya orientasi pasangan suami istri bertempat tinggal terpisah dalam membangun keluarga. Kuatnya orientasi
tersebut akan berimplikasi pada kuatnya ketahanan keluarga. Hal ini bisa ditelusuri dari riwayat bertempat tingga l terpisah dari masing-masing kasus, bagaimana komitmen telah
dibangun sejak awal pernikahan, dengan penuh kesadaran terhadap berbagai konskuensi. Didalam keluarga yang hidup terpisah, pasangan sumi istri selalu menanamkan sikap-
sikap yang positif seperti menanamkan nilai - nilai agama yaitu selalu mengingatkan untuk rajin beribadah dan taat kepada agama agar terhindar dari perbuatan yang buruk
Universitas Sumatera Utara
91 dan dapat hidup harmonis bersama keluarga. Serta tidak terlepas dari sikap-sikap yang di
tanamkan oleh masing-masing pasangan suami istri yang tinggal terpisah untuk saling menanamkan rasa saling percaya, saling menghargai, mewujudkan sistem hubungan yang
harmonis dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN