permasalahan ekonomi masyarakat bahkan Negara sebagaimana yang terjadi pada masa khulafaurrasyidin.
35
Hal tersebut di atas, bagi organisasi pengelola zakat tidak mungkin mencapainya tanpa adanya profesionalitas dalam pengelolaannya. Salah satu
wujud profesionalitas adalah adanya manajemen yang sehat dalam segala sisi, baik itu sumber daya manusia, perencanaan strategis, operasional, maupun
keuangan.
1. Pengertian Manajemen Keuangan Organisasi Pengelola Zakat
Pada pembahasan sebelumnya telah dikemukakan pengertian manajemen keuangan secara konvensional dan syari’ah, yaitu segala kegiatan
yang menyangkut perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuangan secara efektif dan efisien.
Adapun Manajemen keuangan dalam organisasi pengelola zakat tidak diukur semata-mata dari efisiensi dan efektifitas, melainkan diukur juga dari
sejauh mana kesesuaian dengan syariah. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan manajemen keuangan dalam organisasi pengelola zakat tidak persis
sama dengan pengertian manajemen keuangan konvensional. Hertanto Widodo dan Teten Kustiawan mengutarakan bahwa Pengertian manajemen
keuangan dalam organisasi pengelola zakat adalah perencanaan, pengelolaan,
35
Ibid, h.74.
dan pengendalian dana untuk memenuhi ketentuan syariah dan pembatasan dari donatur serta terwujudnya efisiensi dan efektifitas dana.
36
2. Ruang lingkupnya
Ditinjau dari aliran dana, tugas pokok organisasi pengelola zakat adalah penghimpun dan penyalur dana zakat. Penghimpun artinya menerima dana
dari muzakki atau donator dan penyalur artinya menyalurkan dana kepada mustahiq. Dari tugas pokok dan dikaitkan dengan pengertian di atas, maka
ruang lingkup manajemen keuangan dalam organisasi pengelola zakat mencakup perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas penghimpunan,
penyaluran dan saldo dana. Dengan demikian organisasi pengelola zakat dalam mengelola keuangannya harus melakukan fungsi-fungsi manajemen
dengan ruang lingkup sebagai berikut
37
: 1.
Membuat perencanaan atau menyusun rencana kegiatan dan anggaran tahunan RKAT atau budgeting yang meliputi beberapa dana yang
diharapkan terhimpun beserta sumber dan strategi memperolehnya. Berapa jumlah dana yang akan disalurkan dan jumlah oranglembaga yang akan
menerimanya, serta saldo dana minimum yang harus tersedia sebagai cadangan untuk paling tidak setiap bulannya.
2. Membuat panduan berupa kebijakan umum dan petunjuk teknis terkait
dengan pengelolaan dana yang akan dilaksanakan dilembaga. Panduan ini harus mencakup penghimpunan, penyaluran dan saldo dana.
36
Ibid, h.75
37
Ibid, h.76.
3. Melakukan pengendalian dalam penghimpunan yang memadai diharapkan
syariah terlaksana dengan baik, pembatasan dari Muzakki donator terpenuhi, dan terwujudnya efisiensi dan efektifitas dana.
Dari tiga hal tersebut di atas, penulis dapat menyimpulkan agar tercapainya sebuah pengelolaan keuangan yang baik dan transparan bagi
organisasi pengelola zakat diperlukan suatu perencanaan yang matang dan sistematis dan panduan kebijakan umum dan teknis terkait pengelolaan dana
berikut pengendaliannya secara syari’ah demi terwujudnya efisiensi dan efektifitas dana.
BAB III Gambaran Umum Lembaga Amil Zakat
Al-Azhar Peduli Ummat
A. Latar Belakang Berdirinya
Lembaga Amil Zakat LAZ Al-Azhar “Peduli Ummat” merupakan bagian dari struktur organisasi Yayasan Pesantren Islam YPI Al-Azhar, dimana
kedudukannya berada di bawah majelis ekonomi. Secara struktural, lembaga ini tidak berdiri secara independen melainkan masih memiliki keterkaitan dengan
organisasi YPI Al-Azhar namun dalam hal manajemennya LAZ Al-Azhar berdiri secara independen.
Meskipun YPI Al-Azhar sudah berdiri sejak setengah abad lebih yang silam, yakni pada tanggal 7 April 1952
38
, namun lembaga ini merupakan lembaga yang baru didirikan oleh YPI Al-Azhar pada tanggal 1 Desember 2004
39
, jadi lembaga ini baru berjalan sekitar enam 6 bulan lebih pada saat penulis melakukan
penelitian di dalamnya.
38
Badruzzaman Busyairi, Setengah abad Al-Azhar, 7 April 1952-7 April 2002, Jakarta :, h. 19
39
M. Anwar Sani, Direktur Eksekutif LAZ Al-Azhar, Wawancara Pribadi, Kebayoran, 1 Juli 2005