Perencanaan Keuangan LAZ Al-Azhar

BAB IV Manajemen Keuangan LAZ Al-Azhar Peduli Ummat

dalam Pandangan Ekonomi Islam LAZ Al-Azhar “Peduli Ummat” sebagai sebuah organisasi pengelola zakat berskala nasional, bercita-cita ingin meningkatkan kesejahteraan ummat melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi umat dari hasil dana-dana zakat, infaq dan shadaqah yang telah dihimpun oleh para amilnya. Cita-cita ini tak akan mudah terwujud tanpa didukung oleh manajemen yang apik dan rapi dari berbagai aspeknya, salah satunya ialah aspek manajemen keuangan. Pada bagian ini penulis berusaha mengupas sejauh mana LAZ Al-Azhar “Peduli Ummat” mengelola keuangannya serta bagaimana pandangan ekonomi Islam terhadap pengelolaannya tersebut.

A. Perencanaan Keuangan LAZ Al-Azhar

Planning, organizing, directing dan controlling adalah empat fungsi manajemen yang paling umum dikenal. Empat fungsi ini dapat difahami sebagai suatu urutan atau prioritas serta adanya keterkaitan yang kuat antara satu fungsi dengan fungsi yang lainnya. Dengan demikian, perencanaan Planning sebagai fungsi pertama merupakan prioritas utama untuk dijalankan dan akan mempengaruhi fungsi-fungsi lainnya. Oleh karena itu, perencanaan keuangan akan dibahas terlebih dahulu sebelum membahas fungsi lainnya. Perencanaan keuangan pada umumnya diwujudkan dalam bentuk anggaran Budget. Di Indonesia membuat anggaran belum umum dilakukan oleh organisasi pengelola zakat. Memahami demikian pentingnya anggaran bagi suatu organisasi-apapun nama dan bentuknya, maka sudah seharusnya organisasi pengelola zakat pun membiasakan membuat perencanaan keuangan dalam bentuk anggaran. 55 Hertanto Widodo Teten Kustiawan menjelaskan bahwa anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan organisasi yang dinyatakan dalam unit kesatuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu periode tertentu yang akan datang. Anggaran merupakan rencana manajemen dengan asumsi langkah-langkah positif akan diambil oleh pelaksana anggaran demi terealisasinya rencana yang telah disusun. 56 Untuk pengelola zakat, anggaran yang paling penting terkait dengan pengelolaan keuangan adalah anggaran kas. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa tugas pokok pengelola zakat ditinjau dari aliran dana adalah penghimpun dan penyalur dana. Untuk hal ini, Hertanto Widodo Teten Kustiawan membagi anggaran kas pengelola zakat ke dalam dua hal, yaitu 55 Hertanto Widodo Teten Kustiawan, Akuntansi Manajemen Keuangan Untuk Organisasi Pengelola Zakat, Jakarta : Institut Manajemen Zakat, 2001 , h. 77 56 Ibid., h. 78. anggaran penghimpunan dana zakat, infaq dan shadaqah dan anggaran penyalurannya. 57 Anggaran penghimpunan adalah proyeksi jumlah kas yang akan diterima berasal dari zakat, infak dan shadaqah dan sumber dana lainnya. Adapun anggaran penyaluran adalah estimasi penyaluran dana untuk para mustahiq dalam berbagai bentuk program serta biaya operasional pengelola zakat. 58 Dalam hal ini, agar tercapainya suatu target yang telah ditetapkan maka sebuah organisasi pengelola zakat mesti memproyeksikan berapa jumlah kas yang akan mereka terima dari para muzakki yang menyetorkan zakat, infaq dan shadaqah dalam jangka waktu tertentu serta memproyeksikan penyaluran dananya. Berdasarkan data yang diterima oleh penulis, bahwa LAZ Al-Azhar dalam memproyeksikan anggaran kasnya baik penghimpunan dana maupun penyalurannya untuk periode 2005-2006 ialah sebagai berikut; Perhitungan alokasi dana untuk masing-masing bidang sasaran Zakat Infaq Shadaqah Dana kemanusiaan dan Sponsorship Jumlah Anggaran dann yang akan di salurkan Rp.890.000 Rp.81.000 Rp.1.011.000 Rp.2.012000 Anggaran Dana pengelolaan Rp.111.250 Rp 9.000 Rp.30.000 Rp.150.250 Anggaran dana yang tersedia untuk 4 bidang sasaran Rp.778.750 Rp.81.000 Rp.1.011.000 Rp.1.900.750 Pendidikan Rp.66.000 Rp.72.700 Rp.138.7000 57 Ibid., h. 79. 58 Ibid., h. 79. dan Dakwah Sosial Rp.31.000 Rp.980.000 Rp.1.011.000 Kemaslahatan Umat Rp.162.000 Rp.162.000 Pemberdayaan Ekonomi Rp.36.500 Rp.36.500 Dengan melihat perencanaan keuangan diatas LAZ Al-Azhar merencanakan keuangannya menggunakan metode A Posteriori yaitu sebuah metode penyusunan anggaran dengan cara menetapkan estimasi penyaluran terlebih dahulu baru setelah itu ditetapkan target penghimpunan dengan mengacu pada estimasi penyaluran yang telah ditetapkan 59 , nampak bahwa LAZ Al-Azhar berupaya menargetkan penghimpunan dan penyaluran dana ZlS-nya sebesar Rp.980.000.000,00 sembilan ratus delapan puluh juta rupiah selama periode 2005-2006. Dimana dana-dana tersebut akan dialokasikan untuk empat bidang sasaran, yaitu pendidikan dakwah, sosial, kemaslahatan umat dan pemberdayan ekonomi umat.

B. Pengelolaan Keuangan LAZ Al-Azhar