Latar belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Di dalam ajaran Islam, ada dua tata hubungan yang harus dipelihara oleh pemeluknya. Kedua tata hubungan tersebut disebut dengan kalimat hablun minallah wa hablun minannas, dimana tarjamah secara harfiahnya adalah tali Allah dan tali manusia, hubungan tersebut dilambangkan dengan tali, karena menunjukkan ikatan atau hubungan antara manusia dengan Allah dan antara manusia dengan manusia. Yang dituju dari kedua hubungan tersebut adalah keselarasan dan kemantapan hubungan dengan Allah dan dengan sesama manusia, termasuk dirinya sendiri dan lingkungannya. Inilah aqidah dan wasilah jalan yang dibentangkan oleh ajaran Islam bagi manusia dengan berpegang teguh kepada aqidah atau keyakinan itu, maka akan terbuka jalan untuk mencapai kebaikan hidup di dunia dan akhirat kelak 1 . Untuk mencapai tujuan itulah, disamping syahadat, shalat, puasa dan haji diadakan lembaga zakat. Lembaga inilah disamping membina hubungan dengan Allah SWT, juga berperan sebagai jembatan dan mempererat hubungan kasih sayang antara sesama manusia dan menunjukan bukti bahwa umat Islam itu bersaudara, saling bantu-membantu dan tolong-menolong dengan adanya zakat itu 1 M.Daud All, sistem ekonomi Islam zakat dan wakaf, Jakarta : Ul Press, 1988 , h. 29 Islam hendak menggambarkan citra Islam dan mewujudkan cita-cita kemasyarakatan Islam. Zakat memiliki dua fungsi utama yaitu, pertama adalah untuk membersihkan harta benda dan jiwa manusia supaya senantiasa berada dalam keadaan fitrah, sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT dalam surat At-Taubah:103 2 ⌦ ☺ Artinya : Ambillah zakat dan sebagian harta mercka dengan zakat itu kantu membersihkan dan mensucikan mereka . At-Taubah: 103. Dan yang kedua, zakat berfungsi sebagai dana masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan sosial guna mengurangi kemiskinan sebagai upaya untuk mencapai keadilan sosial. 3 Namun yang menjadi masalah adalah bagaimana kedua fungsi zakat tersebut dapat berjalan dan terjalin. Artinya, zakat yang dikeluarkan oleh wajib zakat itu dapat berfungsi sebagai ibadah bagi wajib zakat muzakki dan dapat sebagai dana sosial yang dimanfaatkan untuk kepentingan mengatasi berbagai masalah kemasyarakatan. 2 Depag RI, Al-qur an dan terjemahan Semarang : CV al-waah, 1993 h. 297 3 M.DaudAli Op.Cit, h62. Untuk itulah maka perlu adanya suatu lembaga zakat untuk menjalankan kedua fungsi tersebut. Kelembagaan zakat perlu pula diatur sebaik-baiknya agar pelaksanaan zakat dapat dikoordinasikan dan diarahkan. Hal ini perlu dilakukan untuk memantapkan kepercayaan masyarakat dan wajib zakat muzakki. Peranan pemerintah juga diperlukan dalam hal ini, disamping keikutsertaan pemimpin- pemimpin agama. Sistem administrasi, penyusunan personalia harus didasarkan kepada prinsip-prinsip manajemen yang sehat agar pelaksanaan zakat dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Supaya organisasi yang mengelola zakat dapat berkembang dengan baik, prinsip pengorganisasian yang perlu dilaksanakan antara lain 4 : 1. Penanggung jawab tertinggi harus pemeritah atau pejabat tertinggi dalam strata pemerintahan setempat atau lingkungan tertentu.Unsur-unsur masyarakat Islam perlu diikutsertakan, juga bertanggung jawab 2. Pelaksananya adalah suatu lembaga tetap dengan pegawai yang bekerja penuh secara profesional, dibiayai pada permulaan dengan subsidi pemerintah, yang selanjutnya secara berangsur-angsur oleh dana zakat itu sendiri 3. Kebijaksanaan harus dirumuskan secara jelas dan dipergunakan sebagai dasar perencanaan, pengumpulan dan pendayagunaan zakat, sumber dan sasaran pemanfaatannya untuk suatu waktu tertentu 4. Program pendayagunaan zakat terinci supaya lebih efektif dan produktif bagi pengembangan masyarakat 4 Depag RI, Pedoman zakat jilid 2, Jakarta , 1982 , hal .79-80 5. Usulan proyek penggunaan dana untuk pelaksanaan program yang dilakukan oleh lembaga atau organisasi masyarakat 6. Mekanisme pengawasan dilakukan melalui peraturan administrasi, baik ketatausahaan maupun pembukuan 7. Pengembangan dasar-dasar hukum tentang zakat, pemahaman baru tentang zakat, sumber zakat, masalah pengumpulan dan pendayagunaan zakat dilakukan melalui penelitian, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan 8. Penyuluhan untuk menciptakan kondisi yang kondusif mendukung dalam menarik partisipasi masyarakat untuk menunaikan zakat dilakukan secara teratur dan terus-menerus . Saat ini banyak lembaga pengelola ZIS, baik didirikan oleh pihak pemerintah maupun oleh swadaya masyarakat, yayasan, LSM dan sebagainya, namun fakta membuktikan dengan menjamurnya lembaga ZIS, problematika ummat tentang kemiskinan dan kesenjangan sosial belum dapat diselesaikan. Fenomena inilah yang menggambarkan beberapa masalah yang tengah dihadapi oleh lembaga ZIS. Dalam pengelolaan dana tersebut, kontribusi umat Islam melalui dana ZIS, akan menyangkut unsur-unsur daripada fungsi keuangan yang meliputi antara lain penghimpunan penggalangan dana ZIS , pengelolaan dana serta pengalokasian dana ZIS, agar dana ZIS yang tersedia dapat dialokasikan seefektif dan seefisien mungkin. Melihat unsur-unsur diatas, manajemen keuangan yang baik menjadi tolak ukur bagi keberhasilan suatu lembaga pengelola dana ZIS dalam terbentuknya pemberdayaan ekonomi ummat. Oleh karena itu manajemen keuangan ZIS perlu diimplementasikan pada sebuah lembaga pengelola ZIS. Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli Umat merupakan salah satu bentuk konkrit dari lembaga pengelola ZIS yang memiliki kepedulian terhadap kaum dhuafa dalam bidang kegiatan-kegiatan sosial dengan menggunakan dana ZIS berdasarkan kaidah Islam dengan menggunakan manajemen profesional. Untuk mengetahui lebih jauh pola pembinaan dan sistem manajemen keuangan yang digunakan Lembaga Amil Zakat Al- Azhar Peduli Umat penulis bermaksud menuangkannya dalam skripsi ini dengan judul “Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan Lembaga Amil Zakat Al- Azhar Peduli Ummat Dalam Mengelola Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah ZIS .” Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh bagaimana penerapan hukum Islam terhadap manajemen keuangan yang digunakan Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli Umat yang disingkat LAZ Al- Azhar Peduli Umat dalam mengelola dana ZIS.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah