Skrining Pendengaran Validasi kuesioner Littlears berbahasa Indonesia untuk menilai tumbuh kembang pendengaran pada anak usia 7-12 bulan di Jakarta Tahun 2013

13 Pada tahun 1993, The National Institutes of Health NIH dan The Joint Committee on Infant Hearing, 2007, merekomendasikan bahwa semua bayi baru lahir dilakukan skrining pendengaran selama enam bulan pertama kehidupan. Lebih jauh lagi, NIH merekomendasikan untuk lebih memilih model skrining yang dimulai dengan uji bangkitan emissi otoakustik evoked otoacoustic emissions test dan harus diikuti oleh tes respon batang otak auditori untuk semua bayi yang gagal uji emisi bangkitan otoakustik. 21,22 The Joint Committee on Infant Hearing menyarankan dua instrumen untuk deteksi dini pendengaran bayi baru lahir yaitu : otoacouatic emissions OAEs atau emissi otoakustik EOA dan the automated auditory brainstem response ABR dikenal juga sebagai brainstem auditory evoked potentials BAEPs atau respons batang otak auditoria ROA. Tujuan dari EHDI adalah untuk memaksimalkan kemampuan linguistik dan mengembangkan kemampuan untuk membaca dan menulis anak yang mengalami kesulitan untuk mendengar. 16,19,23,24,25 EOA memiliki sensitivitas sebesar 100 dan spesifisitas 82-87 sedangkan sensitivitas AABR 99,96 dan spesifisitasnya 98,7. Bila OAE dilanjutkan dengan AABR dalam dua tahapan skrining akan memberikan spesifisitas sebesar 99 dan sensitivitas sebesar 100. Pemeriksaan EOA pada kedua telinga menghabiskan waktu rata-rata 7 menit, AABR 14 menit sedangkan ABR konvensional 20 menit. 7 2.6.1.Respons Batang Otak Auditoria ROA Uji ROA direkomendasikan sebagai alat deteksi utama pada bayi baru lahir yang berada di NICU karena bisa menggambarkan fungsi batang otak dan mendeteksi bayi baru lahir dengan risiko auditory neuropathy spectrum disorder ANSD. ROA adalah respon listrik sebagian batang otak dan saraf kedelapan yang timbul dalam 10 hingga 12 milidetik setelah suatu rangsang pendengaran ditangkap oleh telinga dalam. Namun, pada ROA terjadi penurunan respon spesifisitas-frekuensi akibat energi yang disebarkan pada daerah frekuensi untuk menciptakan ROA yang dapat didengar. 9,14,23,24 ROA memakai tiga elektroda yang diletakan di masing-masing mastoid dan di tengah dahi. Elektroda tersebut akan menghasilkan suatu bentuk 14 gelombang. Bentuk gelombang ini diberi label I sampai VII ditemukan tahun 1971 oleh Jewett. Daerah saraf kranial kedelapan ditunjukkan oleh gelombang I dan II dan gelombang III sampai VII berasal dari daerah lebih tinggi di batang otak. Gelombang yang dapat diperoleh secara konsisten pada semua kelompok umur adalah gelombang I, III, dan V. Waktu terjadinya puncak gelombang setelah mulainya rangsangan masa laten bertambah dan amplitudonya menurun pada penurunan intensitas atau kekerasan stimulus. 9,14,23 Manfaat klinis dari ROA antara lain : membantu dalam mendiagnosis tumor sudut serebelopontin, membantu pada penyakit Meniere atau pusing non- Meniere, menetapkan ambang pendengaran pada bayi dan pasien-pasien yang sukar diperiksa, dan membantu dalam diagnosis sklerosis multiple. Secara spesifik uji ini lebih baik daripada uji lainnya karena memiliki validitas perkiraan yang sangat tinggi atau hampir 95. Pemeriksaan ROA dianjurkan pada pasien dengan riwayat ketulian dalam keluarga, rubela maternal, anak dengan anomali kepala dan leher, kadar bilirubin 20 mgdl atau lebih, berat lahir 1500 gram atau kurang. 1 Beberapa keuntungan dari ROA antara lain adalah digunakan sebagai instrumen pilihan utama pada evaluasi sistem pendengaran, dapat mendeteksi lebih baik bayi baru lahir dengan neuropati pendengaran, tidak dipengaruhi oleh sedasi atau anastesi umum, dapat dilakukan dalam kamar operasi bila anak dianastesi karena suatu hal tertentu. 19,25 Beberapa kerugian penggunaan ROA antara lain lebih mahal dari EOA, membutuhkan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan EOA, dan pemeriksaan harus dilakukan di lingkungan yang tenang. Teknik pemeriksaan dengan ROA cukup kompleks untuk dilakukan dan sulit untuk menginiterpretasikan hasil pemeriksaan oleh sebab itu diperlukan pengetahuan lebih bagi operator yang menjalankan pemeriksaan ini dan membutuhkan pasien atau bayi baru lahir dalam keadaan tidur atau tenang selama pemeriksaan berlangsung. 19,25 Bagi kelompok pediatri ROA umumnya memliki dua penggunaan utama. Pertama, sebagai uji audiometri yang memberi informasi mengenai kemampuan sistem auditoria perifer menghantarkan informasi ke saraf pendengaran dan 15 sesudahnya. Kedua, sebagai diagnosis banding atau pemantau patologi sistem saraf pusat. 19 Uji ROA tidak menilai “pendengaran”. Ia menggambarkan respon listrik saraf pendengaran yang dapat dikorelasikan pada nilai ambang pendengaran perilaku, tetapi ROA normal hanya menunjukkan bahwa sistem pendengaran, sampai pada tingkat otak tengah, adalah responsif terhadap stimulus yang digunakan. Sebaliknya kegagalan memperoleh ROA menunjukkan gangguan respon sinkron sistem, tetapi tidak perlu berarti bahwa tidak ada “pendengaran”. Kadang-kadang respons perilaku terhadap suara adalah normal tetapi ROA tidak dapat diperoleh misalnya, penyakit demielinasi neurologis. ROA dapat digunakan untuk mendengar apakah dan pada tingkat berapakah ada gangguan sistem pendengaran. Kehilangan pendengaran yang mendadak, progresif, atau unilateral merupakan petunjuk untuk uji ROA. 19

2.6.2. Emissi Otoakustik EOA

Emisi otoakustik adalah suatu sinyal akustik rendah yang diproduksi oleh koklea sebagai respon terhadap stimulasi pendengaran. Emisi berjalan dari koklea menuju saluran telinga luar melalui saluran telinga tengah. Nantinya emisi akan dideteksi oleh mikrofon imatur. Dasar dari EOA adalah energi mekanik yang diproduksi oleh gerakan sel rambut koklea yang sangat kecil, yang diubah menjadi energi akustik sebagai respon terhadap getaran dari organ di telinga tengah. Sel rambut koklea sangat rentan terhadap faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal dapat berupa suara berlebihan dan faktor internal dapat berupa bakteri, virus, serta defek genetik. Untuk memeriksa kekuatan koklea dapat digunakan emissi otoakustik yang ditimbulkan sementara transient evoked otoacoustic emission-TEOAE. 7,16,19 Keuntungan menggunakan EOA antara lain teknik pemeriksaan yang sederhana, lebih murah dari ROA dan juga lebih cepat. Sedangkan kekurangan dari EOA yakni memiliki keterbatasan perhitungan atau penilaian pada sistem pendengaran, mempunya efek terhadap cairan di telinga tengah, harus dilakukan di lingkungan yang tenang, secara potensial berefek pada verniks di kanal telinga. 25