Validitas dan Reliabilitas Validasi kuesioner Littlears berbahasa Indonesia untuk menilai tumbuh kembang pendengaran pada anak usia 7-12 bulan di Jakarta Tahun 2013
                                                                                32
dependent  total  skor.  Jadi,  usia  memiliki  kontribusi  sebesar  0,618  dalam menjelaskan total skor.
31
Berdasarkan tabel diatas, dapat dibuat persamaan regresi  yang dinyatakan sebagai  sebuah  fungsi  Y=fx.  Dari  hasil  penelitian  didapatkan  grafik  dan
persamaan regresi sebagai berikut dengan y sebagai total skor dan x sebagai usia:
Grafik 4.1 Kurva regresi linear Tabel dibawah ini adalah tabel perbandingan total skor kuesioner LittlEars
dalam beberapa bahasa dibandingkan dengan bahasa Indonesia.
Tabel 4.9 Perbandingan total skor kuesioner LittlEars dalam beberapa bahasa
Jerman Hebrew
Arabic Spanish
Bahasa Indonesia
Usia anak
7 bulan 18,5
17,7 17,7
17,3 17,1
8 bulan 20,7
19,9 19,6
23,3 19,2
9 bulan 22,8
22,1 21,4
25,0 21,3
10 bulan 25,2
24,3 23,4
26,8 23,4
11 bulan 27,2
26,4 25,2
28,6 25,5
12 bulan 29,3
28,6 27,0
30,3 27,6
y = 2,108x + 2,323 5
10 15
20 25
30 35
2 4
6 8
10 12
14
To tal sko
r
Umur bulan
Grafik Regresi Linear
33
BAB 5
DISKUSI 5.1. Karakteristik Responden
Subjek  pada  penelitian  ini  terdiri  dari  30  anak,  70  anak  laki-laki  dan 30  anak  perempuan  dengan  karakteristik  yang  akan  dibahas  adalah  umur,
pendidikan orang tua, lama orang tua berinteraksi dengan anak per hari dan jenis kelamin.
Umur  subjek  yang  terlibat  dalam  penelitian  ini  antara  7-12  bulan  dengan rerata  9,6  bulan.  Rentangan  umur  ini  merupakan  rentangan  umur  yang  sesuai
untuk  penelitian  ini.  Total  skor  dan  item  pertanyaan  yang  valid  dalam  penelitian ini  sesuai  dengan  perkembangan  respon  pendengaran  anak  terhadap  usia
berdasarkan teori yang ada. Saat  bayi  lahir  mereka  bersiap  untuk  menanggapi  dan  memproses  suara.
Namun,  saat  lahir  pendengaran  mereka  belum  sempurna  dalam  beberapa  aspek. Beberapa  aspek  seperti  frekuensi  dan  resolusi  temporal  matang  pada  bulan
keenam  postnatal.  Aspek  lain  dalam  pendengaran  seperti  sensitivitas,  intensitas, dan  proses  suara  yang  kompleks  berkembang  dari  bayi  sampai  masa  anak-
anak.
32,33,34
Kemampuan  respon  pendengaran  seorang  anak  berbanding  lurus  dengan tingkat usia anak tersebut. Pendengaran adalah salah satu dari 4 aspek kemampuan
fungsional  yang kita amati pada penilaian perkembangan anak seperti  yang telah dijelaskan  oleh  Ikatan  Dokter  Anak  Indonesia  IDAI.  Keempat  aspek
kemampuan  fungsional  tersebut  adalah  motorik  kasar,  motorik  halus  dan penglihatan,  berbicara,  bahasa  dan  pendengaran  serta  sosial  emosi  dan  perilaku.
Adanya  kekurangan  pada  salah  satu  aspek  kemampuan  tersebut  dapat mempengaruhi  aspek  yang  lain.
4
Sebagai  contoh,  bila  seorang  anak  mengalami gangguan pendengaran maka ia akan mengalami gangguan pada aspek lain, salah
satunya adalah kemampuan bicara. Proporsi bicara yang tersedia untuk pendengar adalah  prediktor  kuat  dari  pengenalan  kata-kata  pada  gangguan  perkembangan
bicara delay speech.
35
33
34
Perkembangan  motorik  secara  umum  dibagi  menjadi  motorik  kasar  dan motorik  halus.  Perkembangan  motorik  kasar,  yang  meliputi  kemampuan  gerak
tubuh  secara  keseluruhan,  telah  ditunjukkan  untuk  mempengaruhi  kemandirian bayi  dan  perawatan  diri.  Misalnya,  berjalan  tanpa  bantuan  diikuti  dengan
perubahan emosional  yang mencerminkan otonomi dan ketegasan, meningkatkan keterampilan sosial, dan interaksi.
36
Kemajuan  dalam  perkembangan  motorik  memungkinkan  bayi  untuk mengeksplorasi  lingkungan  mereka,  mengembangkan  fungsi  kognitif,  sosial,  dan
pengembangan persepsi. Perkembangan motorik yang memadai diperlukan untuk pengembangan  visual-perseptual  dan  kognitif  pada  masa  bayi.  Dengan
peningkatan kemampuan, bayi mampu menjangkau benda-benda baru dan tempat- tempat  baru,  meningkatkan  kesempatan  untuk  eksplorasi.  Bulan  ke-9  merupakan
masa  penting  bagi  perkembangan  motorik,  karena  menandai  awal  berdiri  dan ketarampilan menggapai sesuatu. Kebanyakan bayi pada usia ini berada pada fase
transisi kemapuan motorik ke tahap yang lebih lanjut.
36
Motorik halus
dapat diartikan
sebagai kemampuan
untuk mengkoordinasikan  penggunaan  mata  dan  tangan  bersama-sama  dalam  pola
gerakan  yang  tepat  dan  adaptif.  Kebanyakan  bayi  pada  usia  9  bulan  mampu memegang  sesuatu  lebih  baik  dan  dapat  menjepit  suatu  benda  dengan  jari
mereka.
36
Sosial dan budaya memiliki pengaruh terhadap perkembangan seorang bayi. Faktor  sosial  budaya,  seperti  asal  negara,  dapat  mempengaruhi  perkembangan
motorik karena keyakinan dan sikap dapat mendorong atau menghambat beberapa bentuk  perilaku  motorik.  Misalnya,  pada  salah  satu  suku  di  Afrika,  untuk
mendorong  keterampilan  duduk  tegak,  bayi  diletakkan  dalam  lubang  khusus  di dalam  tanah  yang  telah  dibuat  untuk  membantu  mendukung  punggung  mereka
atau selimut  yang terletak di sekitar mereka. Bayi dalam budaya Kipsigis belajar untuk duduk lebih awal dari bayi berkulit putih di Amerika Serikat, di mana ritual
atau kebudayaan seperti itu tidak dilakukan.
36
Erikson  mengusulkan  teori  mengenai  perkembangan  psikososial.  Ia meyakini  bahwa  perkembangan  psikososial  terjadi  selama  masa  hidup  manusia
tersebut.  Teori  Erikson  memberikan  wawasan  baru  ke  dalam  pembentukan
                                            
                