Korelasi dan Regresi Validasi kuesioner Littlears berbahasa Indonesia untuk menilai tumbuh kembang pendengaran pada anak usia 7-12 bulan di Jakarta Tahun 2013
34
Perkembangan motorik secara umum dibagi menjadi motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik kasar, yang meliputi kemampuan gerak
tubuh secara keseluruhan, telah ditunjukkan untuk mempengaruhi kemandirian bayi dan perawatan diri. Misalnya, berjalan tanpa bantuan diikuti dengan
perubahan emosional yang mencerminkan otonomi dan ketegasan, meningkatkan keterampilan sosial, dan interaksi.
36
Kemajuan dalam perkembangan motorik memungkinkan bayi untuk mengeksplorasi lingkungan mereka, mengembangkan fungsi kognitif, sosial, dan
pengembangan persepsi. Perkembangan motorik yang memadai diperlukan untuk pengembangan visual-perseptual dan kognitif pada masa bayi. Dengan
peningkatan kemampuan, bayi mampu menjangkau benda-benda baru dan tempat- tempat baru, meningkatkan kesempatan untuk eksplorasi. Bulan ke-9 merupakan
masa penting bagi perkembangan motorik, karena menandai awal berdiri dan ketarampilan menggapai sesuatu. Kebanyakan bayi pada usia ini berada pada fase
transisi kemapuan motorik ke tahap yang lebih lanjut.
36
Motorik halus
dapat diartikan
sebagai kemampuan
untuk mengkoordinasikan penggunaan mata dan tangan bersama-sama dalam pola
gerakan yang tepat dan adaptif. Kebanyakan bayi pada usia 9 bulan mampu memegang sesuatu lebih baik dan dapat menjepit suatu benda dengan jari
mereka.
36
Sosial dan budaya memiliki pengaruh terhadap perkembangan seorang bayi. Faktor sosial budaya, seperti asal negara, dapat mempengaruhi perkembangan
motorik karena keyakinan dan sikap dapat mendorong atau menghambat beberapa bentuk perilaku motorik. Misalnya, pada salah satu suku di Afrika, untuk
mendorong keterampilan duduk tegak, bayi diletakkan dalam lubang khusus di dalam tanah yang telah dibuat untuk membantu mendukung punggung mereka
atau selimut yang terletak di sekitar mereka. Bayi dalam budaya Kipsigis belajar untuk duduk lebih awal dari bayi berkulit putih di Amerika Serikat, di mana ritual
atau kebudayaan seperti itu tidak dilakukan.
36
Erikson mengusulkan teori mengenai perkembangan psikososial. Ia meyakini bahwa perkembangan psikososial terjadi selama masa hidup manusia
tersebut. Teori Erikson memberikan wawasan baru ke dalam pembentukan
35
kepribadian yang sehat. Teori ini menekankan aspek sosial dan emosional pertumbuhan. Kepribadian anak-anak berkembang menanggapi perubahan
lingkungan sosialnya. Hal yang sama berlaku pula pada keterampilan mereka untuk melakukan interaksi sosial. Teori Erikson mencakup delapan tahap. Pada
setiap tahap, sebuah konflik sosial atau krisis terjadi. Konflik sosial ini membutuhkan solusi yang memuaskan baik secara pribadi maupun sosial. Erikson
percaya bahwa setiap tahap harus diselesaikan sebelum seorang anak bisa naik ke tahap berikutnya.
37
Selama 18 bulan pertama kehidupan, anak-anak belajar pada tahap trust or mistrust terhadap lingkungan mereka. Untuk mengembangkan kepercayaan,
mereka harus merasakan kasih sayang, kehangatan, perhatian penuh dari orang sekitar. Mereka membutuhkan seseorang yang dapat memahami sinyal yang
mereka berikan. Ketika bayi tertekan atau bersedih, mereka perlu dihibur. Jika mereka mendapat hal tersebut maka mereka akan mengembangkan rasa percaya
diri dan percaya bahwa dunia atau lingkungan sekitarnya aman dan dapat diandalkan.
37
Perkembangan kognitif mengacu pada pertumbuhan progresif dan berkelanjutan dari segi persepsi, memori, imajinasi, dan akal, ini merupakan
hubungan intelektual dari satu adaptasi biologi terhadap lingkungan. Menurut Piaget, perkembangan kognitif didasarkan terutama pada empat faktor:
kematangan, pengalaman fisik, interaksi sosial, dan perkembangan umum terhadap keseimbangan. Ada empat tahap kognitif perkembangan yang
dikategorikan oleh Piaget, sensorimotor lahir sampai 2 tahun, praoperasional 2-7 tahun, konkrit 7-11 tahun, formal 11-15 tahun. Pada tahap sensorimotor
anak benar-benar refleksif dan bereaksi terhadap rangsangan yang berasal dari lingkungan. Hasil masukan sensorik misalnya, anak mengisap dalam menanggapi
rangsangan pada wajah atau pipi karena mereka sebelumnya terbiasa dengan refleks asi. Melalui paparan berulang, anak belajar bahwa botol menyediakan
nutrisi dan mulai menghisap bila melihat botol. Anak itu kemudian mulai untuk mengambil peran lebih aktif saat makan dan upaya untuk memegang botol dan
kemudian menyuapi diri sendiri. Piaget membagi tahap sensorimotor, menjadi 6 fase. Dua di antaranya adalah, reaksi melingkar sekunder 4-8 bulan: pola input-
36
output skema menjadi lebih kompleks. Seorang anak dapat menempatkan mainan di mulutnya berulang kali untuk memicu respons di lingkungan.
Koordinasi reaksi 8-12 bulan: perilaku yang disengaja jelas terlihat dalam tahap ini. Seorang anak juga akan menggabungkan skema untuk mencapai efek yang
diinginkan. Seorang anak akan meniru perilaku orang lain. Seorang anak akan menyadari bahwa benda memiliki sifat-sifat tertentu misalnya, mainan
digerakkan, bola dilemparkan.
37
Pendidikan orang tua terbanyak adalah D3S1 dengan persentase 53,3 dan terendah adalah SMP dengan persentase 13,3. Hal ini menjelaskan kuesioner
LittlEars pada penelitian ini dapat digunakan pada orang tua dengan tamatan SMP sampai D3S1. Tidak ada kesulitan bagi orang tua dalam mengisi kuesioner karena
kalimat yang ada pada kuesioner mudah dimengerti oleh orang tua dan adanya contoh untuk memperjelas maksud dari setiap pertanyaan yang diajukan.
Jumlah orangtua yang berpendidikan menengah dan tinggi lebih banyak daripada yang berpendidikan rendah. Hal ini menunjukkan tingkat kesadaran yang
lebih tinggi dalam memantau perkembangan anak. Kesadaran orangtua akan pentingnya deteksi dini gangguan pendengaran dan intervensi segera sangat
mempengaruhi keberhasilan program skrining.
38,39,40
Skrining pendengaran bayi secara bertahap menjadi isu global di negara yang memiliki dampak yang cukup merugikan dari bidang kesehatan dan
sosioekonomi.
41
Lebih dari dua dekade belakangan ini dua pertiga penderita gangguan pendengaran tinggal di negara berkembang dan 25 diantaranya
memiliki onset sejak kecil. Secara global, gangguan pendengaran menduduki urutan disabilitas ketiga. Estimasi insiden 2-4 bayi dari 1.000 kelahiran. Sebagai
rangsangan pendengaran yang memadai pada anak, usia dini merupakan dasar untuk perkembangan bicara secara optimal dan perkembangan bahasa. Semua
cacat sensori di usia dini seperti gangguan pendengaran yang berasal dari kelahiran atau pada periode neonatal memerlukan perhatian khusus.
42,43
Namun karena skrining pendengaran bayi baru lahir tidak universal diterapkan di banyak daerah, gangguan pendengaran pada anak-anak dideteksi
terlambat di negara berkembang.
44
Keterlambatan melakukan deteksi dini dan intervensi pendengaran EHDI dalam tahun pertama kehidupan yang terutama
37
terjadi di negara berkembang memiliki konsekuensi yang dapat merugikan terhadap kemampuan anak, seperti kemampuan berbicara, bahasa, perkembangan
kognitif dan psikososial dan selanjutnya berdampak pada pendidikan dan perkembangan
pengetahuan lanjutan.
42,43,45
Individu dengan
gangguan pendengaran akan merasakan menjadi seorang pengangguran, memiliki tingkat
edukasi yang lebih rendah, dan akan mempengaruhi pendapatan keluarga.
46
Lama orang tua berinteraksi dengan anak sangat penting karena berpengaruh dengan hasil pengamatan orang tua terhadap kemampuan respon pendengaran
anak tersebut. Selain itu, berdasarkan penelitian terdahulu orang tua yang mempunyai pola hubungan dengan anak yang cukup baik dalam berinteraksi
dengan anak menyebabkan perkembangan anak mempunyai pencapaian yang baik. Pola hubungan orangtua-anak yang positif dengan memberikan perhatian
dan kasih sayang, merupakan stimuli yang penting bagi perkembangan awal si anak. Bahkan bermain dan kasih sayang merupakan “makanan” yang penting
untuk perkembangan anak.
47
Lama orang tua berinteraksi dengan anak akan mempengaruhi tingkat kemampuan pendengaran anak. Variasi suara yang didapat
pada usia dini akan menjadi stimuli dan memori bagi perkembangan pendengaran anak.
Variasi alami dalam tinggi rendahnya suara pitch saat berbicara mengungkapkan pentingnya informasi linguistik dan emosional yang disampaikan
bagi pendengar. Bayi berusia 7 bulan sebaiknya lebih disajikan dengan kata-kata yang diucapkan dengan emosi yang berisi senang, marah, atau netral prosodi.
Pada usia ini wilayah pemrosesan suara diaktifkan lebih dalam untuk menanggapi perubahan emosi daripada menanggapi prosodi netral perubahan nilai pitch
selama pengucapan kalimat dilakukan atau pitch sebagai fungsi waktu, serta korteks frontal inferior kanan, yang berhubungan dengan persepsi emosi. Jadi
variasi dalam nada suara, terkadang harus lebih dipertajam ketika mengekspresikan emosi, hal ini dapat membantu bayi untuk memahami aspek
penting pembicaraan.
48
Dalam penelitian ini, rerata orang tua berinteraksi dengan anak adalah 10 jam per hari dengan minimum waktu orang tua berinteraksi 7 jam per hari.
Pekerjaan orang tua yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga membuat waktu
38
untuk menemani anak lebih lama. Dengan begitu orang tua dapat lebih memperhatikan
kemampuan perkembangan
anak diantaranya
adalah perkembangan respon pendengaran.
Perbedaan gender dalam hasil keluaran kesehatan dan perkembangan mungkin berhubungan dengan perbedaan gender dalam mengembangkan sistem
saraf dan imunologi. Tingkat testosteron yang tinggi saat prenatal mengurangi perkembangan ukuran kelenjar timus, dan hasilnya berpengaruh terhadap sistem
kekebalan tubuh pada janin laki-laki dan neonatus. Selain itu, tingkat testosteron yang tinggi saat perinatal berhubungan dengan lateralisasi yang lebih besar pada
otak, korpus kallosum yang lebih kecil, dan penurunan konektivitas interhemispher pada anak laki-laki. Kemampuan otak laki-laki melebihi otak
perempuan dalam hal visuospatial, sedangkan otak perempuan lebih baik dalam kemampuan verbal dan linguistik. Fungsi bahasa lebih asimetris pada otak laki-
laki, dan hasilnya adalah kemampuan motorik halus dan bahasa yang lebih rendah pada laki-laki.
49
Perbedaan jenis kelamin juga berpengaruh terhadap kecepatan dalam merespon sebuah suara. Estrogen mempengaruhi bagian otak tertentu, sehingga
anak perempuan lebih cepat merespon terhadap suara yang diberikan daripada anak laki-laki.
50
Hal ini berhubungan dengan suatu kepercayaan yang berkembang di masyarakat bahwa anak perempuan dianggap memiliki kemampuan mendengar
yang lebih baik daripada anak laki-laki. Pengenalan suara yang baik tergantung pada kemampuan pendengar untuk
mengumpulkan suara sasaran dari fragmen yang terjadi di daerah spektral dan temporal yang memiliki karakteristik dimana sinyal untuk rasio kebisingansuara
relatif tinggi.
51
Stimulasi akustik dikenal untuk menginduksi aktivitas saraf di jalur pendengaran. Jalur ini terdiri dari saraf pendengaran, berbagai inti di batang otak,
otak tengah, dan thalamus, dan beberapa daerah kortikal di permukaan superior dari lobus temporal. Namun suara juga dapat mengaktifkan neuron di daerah
otak lainnya, seperti korteks frontal, striatum, hippocampus, dan amygdala. Dalam beberapa kasus, rangsangan suara terbukti terlibat di wilayah nonauditory yang
bermakna atau dimasukkan ke dalam tugas yang memerlukan fungsi kognitif
39
biasanya ditempatkan ke lokasi perekaman memori, proses emosional, perencanaan motorik.
52