Pokok Permohonan dan Putusan Judicial Review Undang-Undang Badan

judisial agar undang-undang selalu konsisten dengan UUD 1945. 11 Berkaitan dengan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan yang isinya bertentangan dengan UUD 1945, maka disini Mahkamah Konstitusi RI dengan kewenangannya dapat melakukan pengujian undang-undang dan Peraturan Perundang-undangan. Pemeriksaan pengujian undang-undang dapat dilakukan secara material materiile toetsing atau secara formil formele toetsing, Jika pengujian tersebut dilakukan atas materi undang-undang, maka pengujian tersebut disebut pengujian formal. Misalnya pengujian atas proses prosedural terbentuknya undang-undang itu ataupun atas proses administratif pengundangan dan pemberlakuannya untuk umum yang ternyata bertentangan dengan UUD 1945 ataupun prosedur menurut undang-undang yang didasarkan atas UUD 1945, dapat disebut pengujian yang bersifat formil, 12 sehingga bentuk pengujian atas Undang-Undang tergantung dari apa yang diajukan ke depan muka sidang Mahkamah Konstitusi RI. Berikut adalah pokok putusan yang dijatuhkan oleh Mahkamah Konstitusi RI berkenaan dengan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan : 1. Menerima dan mengabulkan permohonan para Pemohon untuk seluruhnya; 11 Moh. Mahfud M.D, Konstitusi dan Hukum dalam Kontroversi Isu, Cet. I, Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada, 2009, h. 260. 12 Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia, Cet. I, Jakarta : PT.Bhuana Ilmu Populer, 2007, h .589. 2. Menyatakan bahwa Pasal 41 ayat 5, ayat 6, ayat 7 dan ayat 9, Pasal 46 ayat 1, ayat 2, Pasal 57 huruf a, huruf b, huruf c Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan bertentangan dengan Pasal 28 I ayat 2, Pasal 31 ayat 1, ayat 3, dan ayat 4 UUD 1945; 3. Menyatakan bahwa Pasal 41 ayat 5, ayat 6, ayat 7 dan ayat 9, Pasal 46 ayat 1, ayat 2, Pasal 57 huruf a, huruf b, huruf c Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat; 4. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya. Dengan dikabulkannya permohonan para pemohon untuk seluruhnya oleh Mahkamah Konstitusi RI dan juga menyatakan bahwa Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan tidak berkekuatan hukum tetap, maka yayasan penyelenggara perguruan tinggi swasta kini mempunyai sedikit titik terang mengenai aturan pelaksanaan pendidikan terutama pendidikan tinggi yang dilaksanakan oleh yayasan. Selanjutnya dengan kewenangan untuk membatalkan ketentuan undang-undang ini maka akan berkaitan dengan fungsi pembuatan hukum. Seperti yang dinyatakan oleh Hans Kelsen bahwa ketika membatalkan suatu undang-undang pada hakikatnya Mahkamah Konstitusi juga menciptakan suatu norma baru dengan dihapuskannya norma yang lama itu, 13 13 Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia. h. 592. sehingga secara otomatis timbulah suatu aturan atau hukum baru yang bersifat mengikat dalam masyarakat. Kemudian dalam pembuatan aturan yang baru atas penggantian aturan yang lama dengan tetap mempertimbangkan hierarki perundangan yang ada, dimana UUD 1945 menjadi norma dasar dalam setiap pembuatan peraturan hukum, sehingga perubahan atas aturan tersebut tidak memiliki atau mengandung hal-hal yang dianggap salah ataupun bertentangan seperti apa yang terkandung pada peraturan sebelumnya.