Permasalahan Pada Yayasan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta
a. Para pemohon yang telah lama menyelenggarakan pendidikan formal, tidak secara tegas diakui dan dijamin haknya sebagai penyelenggara
satuan pendidikan formal;
b. Bahwa dengan diundangkannya Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan tidak dimungkinkannya lagi yayasan sebagai pelaksana
pendidikan;
c. Pemaksaan terhadap yayasan, perkumpulan dan badan hukum lain sejenis diharuskan untuk menyesuaikan tata kelola sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan paling lambat 6 enam tahun setelah diundangkan, mengakibatkan kerugian besar bagi
para Pemohon, karena para Pemohon yang kegiatannya khusus untuk menyelenggarakan pendidikan diharuskan menyesuaikan diri dengan
mengubah akta pendiriannya sehingga dibatasi haknya untuk ikut menyelenggarakan pendidikan pada hal selama ini para Pemohon
sampai sekarang masih menyelenggarakan satuan pendidikan dan
merupakan kegiatan utama;
d. Para Pemohon kehilangan hak penyelenggaraan pendidikan formal secara langsung yang telah digelutinya berpuluh-puluh tahun sebagai
tujuan keberadaannya dan merupakan hak asasinya;
e. Para Pemohon kehilangan kemampuan, pengalaman, sistem
penyelenggaraan, tata kelola, tata kerja dan sejenisnya yang telah
diperoleh, dipupuk dan dikembangkan selama puluhan tahun atau bahkan ratusan tahun, yang membutuhkan perjuangan lama,
kehilangan modal, asset dan lain sebagainya;
f. Para Pemohon akan kehilangan waktu, pikiran, tenaga dan dana yang harus dikeluarkan untuk menghadapi tata kerja badan hukum
pendidikan;
g. Potensi kerugian dari penyelenggara pendidikan dimana harus merubah akta pendirian untuk dapat ikut serta sebagai penyelenggara
pendidikan;
h. Perubahan Anggaran Dasar Yayasan selain menimbulkan masalah internal yayasan, perkumpulan dan badan hukum lainnya, juga
menimbulkan masalah ekternal yaitu harus mengajukan perubahan dan harus disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan
mendapat persetujuan dari Menteri Pendidikan Nasional.
9