yayasan.  Jadi  yayasan  merupakan  salah  satu  organisasi  tanpa  tujuan  laba.  Oleh ka
rena itu kata “tujuan” harus dicantumkan dalam istilah. Undang-Undang
Yayasan sangat
menekankan keterbukaan
dan akuntabilitas  yayasan.  Keterbukaan  disini  menyangkut  kelangsungan  usaha
yayasan  yang  perlu  diketahui  oleh  public,  sehingga  apapun  yang  terjadi  dengan yayasan,  wajib  bagi  pengurus  untuk  melaporkannya  kepada  masyarakat.  Dalam
UU  Yayasan  ditegaskan  juga  mengenai  bagaimana  sikap  pengurus  dan  pegawas dalam menjalankan tugas.
Pengurus dan pengawas yayasan dituntut untuk menjalankan tugas dengan itikad  baik.  Itikad  baik  maksudnya  pengurus  dan  pengawas  harus  mengelola
dengan  jujur.  Jujur  berarti  terbuka  untuk  memberitahukan  apa  saja  yang  telah terjadi  pada  yayasan  kepada  pihak-pihak  yang  berhak  mengetahui  kelangsungan
yayasan  sehingga,  tidak  ada  yang  harus  disembunyikan  dan  dirahasiakan  dari yayasan.
Keterbukaan  ini  harus  disertai  dengan  ciri  akuntabilitas.
14
Maksudnya, kondisi  keuangan  yayasan  harus  selalu  bisa  dimonitor  oleh  masyarakat  dan
pemerintah.  Hal  ini  nyata  dalam  laporan  keuangan  yayasan  yang  harus diumumkan  dalam  ikhtisar  laporan  tahunan.  Terkait  kedua  ciri  ini,  Undang-
Undang  Yayasan  mengatur  juga  mengenai  keharusan  yayasan  untuk mengumumkan ikhtisar laporan tahunan.
14
Rita M.  Risiko Hukum Bagi Pembina,  Pengawas  Pengurus Yayasan,   Cet. I, Jakarta : Forum Sahabat, 2009, h. 45.
Jadi  pada  dasarnya  yayasan  merupakan  sebuah  badan  hukum  yang terbuka.  Dimana  masyarakat  mempunyai  hak  untuk  mengetahui  segala  sesuatu
berkenaan  dengan  berjalannya  hidup  suatu  yayasan  terutama  disini  yayasan penyelenggara pendidikan.
31
BAB III JUDICIAL REVIEW UNDANG-UNDANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN
OLEH MAHKAMAH KONSTITUSI RI
A. Permohonan  Judicial  Review  Undang-Undang  Badan  Hukum  Pendidikan
oleh  ABPPTSI  Asosiasi  Badan  Penyelenggara  Perguruan  Tinggi  Swasta Indonesia ke Mahkamah Konstitusi RI
1. Profil ABPPTSI
ABPPTSI  Asosiasi  Badan  Penyelenggara  Perguruan  Tinggi  Swasta Indonesia  didirikan  dengan  Anggaran  Dasar  berdasarkan  Akta  Nomor  24,
tanggal  26  Maret  2004  oleh  Alfi  Sutan  Notaris  di  Jakarta,  yang  telah diumumkan  dalam  Berita  Negara  Republik  Indonesia  Nomor  1  Tahun  2005,
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 27 tanggal 5 April 2005. Pada  saat  pengajuan  judicial  review  Undang-Undang  Badan  Hukum
Pendidikan,  ABPPTSI  diketuai  oleh  Prof.  Thomas  Suyatno  dan  Prof.  Dr. Jurnalis Uddin, dalam kedudukannya sebagai  Wakil Ketua Umum  ABPPTSI
serta  Dr.  Chairuman  Armia,  M.A.,  dalam  kedudukannya  sebagai  Sekretaris Jenderal ABPPTSI.
Dalam pasal 4 dan 5 Anggaran Dasar ABPPTSI disebutkan mengenai Visi dan Misi ABPPTSI sebagai berikut :
a.  Visi ABPPTSI : “Menjadi  organisasi  yang  profesional,  kuat,  dan  berwibawa  dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa”. b.  Misi ABPPTSI :
1  Menumbuhkembangkan  pengelolaan  yang  baik  dan  benar  good governance  penyelenggaraan  dan  upaya  peningkatan  pelayanan
pendidikan tinggi; 2  Membantu  dan  memfasilitasi  badan  penyelenggara  perguruan  tinggi
swasta  dalam  penyelenggaraan  dan  upaya  peningkatan  pelayanan pendidikan tinggi;
3  Memberdayakan masyarakat
untuk berperan
serta dalam
penyelenggaraan dan upaya peningkatan pelayanan pendidikan tinggi.
1
Adapun yayasan yang tergabung dalam Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia yang ikut serta dalam pengajuan Judicial
Review  Undang-Undang  Nomor  9  Tahun  2009  tentang  Badan  Hukum Pendidikan adalah :
a.  Yayasan Rumah Sakit Islam Indonesia Yayasan Yarsi b.  Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar
c.  Yayasan Perguruan Tinggi As- Syafi’iyah
d.  Yayasan  Trisakti,  pada  saat  ini  Yayasan  Trisakti  telah  membina  dan mengelola 6 enam satuan pendidikan tinggi, yaitu:
1  Universitas Trisakti USAKTI; 2  Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Trisakti STMTT;
3  Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti STPT; 4  Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti STIE;
5  Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi Trisakti AKASTRI; 6  Akademi Teknologi Grafik Trisakti ATGT;
e.  Yayasan Pendidikan Dan Pembina Universitas Pancasila
1
Mahkamah Konstitusi, Putusan No. 11-14-21-126-136PUU-VII2009, Jakarta : Mahkamah Konstitusi, 2010
f.  Yayasan Universitas Surabaya g.  Yayasan  Memajukan  Ilmu  dan  Kebudayaan  YMIK,  Yayasan
memajukan ilmu dan kebudayaan menjalankan kegiatan pendidikan tinggi melalui  Universitas Nasional.
h.  Yayasan Universitas Prof. Dr. Moestopo
2
Kesemua yayasan tersebut diatas mempunyai kepentingannya masing- masing  dalam  mempertahankan  badan  hukum  yayasan  nya.  Salah  satunya
yayasan  perguruan  tinggi  As- syafi’iyah  yang  mempunyai  ciri  khas  model
penyelenggaraan  pendidikan  berbasis  keislaman  yang  ingin  dipertahankan.
3
Oleh  sebab  alasan  masing-masing,  mereka  semua  tergabung  dalam  yayasan penyelenggara  perguruan  tinggi  swasta  di  Indonesia  yang  melakukan
pengajuan judicial review Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan.
2. Alasan-alasan Hukum Pengajuan Permohonan Judicial Review Undang-
Undang Badan Hukum Pendidikan ke Mahkamah Konstitusi RI
Yayasan  merupakan  suatu  badan  hukum  yang  diakui  oleh  peraturan perundang-undangan  di  Indonesia  sejak  1847  dan  berdasarkan  Pasal  365
KUH Perdata, yayasan telah diatur sebagai lembaga sosial yang memiliki hak dan kewajiban sebagai seorang manusia, itulah yang menjadi alasan mengapa
ABPPTSI mengajukan permohonan  Judicial Review Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan.
4
2
Mahkamah Konstitusi, Putusan Nomor 11-14-21-126-136PUU-VII2009, h. 145-154.
3
Wawancara pribadi dengan Moh. Yasin Ardhy, Jakarta, 16 Maret 2014.
4
Mahkamah Konstitusi, Putusan Nomor 11-14-21-126-136PUU-VII2009, h. 161.
Berkenaan  dengan  yayasan  sebagai  subjek  hukum,  disampaikan  oleh Munir  Fuadi  dalam  bukunya  Teori  Negara  Hukum  Modern  bahwa
perlindungan  terhadap  hak-hak  rakyat  merupakan  unsur  utama  dari  suatu negara hukum, disamping unsur-unsur lainnya. Secara lebih terperinci, unsur-
unsur minimal yang penting dari suatu negara hukum adalah sebagai berikut :
a.  Kekuasaan lembaga negara tidak absolut. b.  Berlakunya prinsip trias politica.
c.  Pemberlakuan sistem checks and balances. d.  Mekanisme pelaksanaan kelembagaan Negara yang demokratis.
e.  Kekuasaan lembaga kehakiman yang bebas. f.  Sistem pemerintahan yang transparan.
g.  Adanya kebebasan pers h.  Adanya keadilan dan kepastian hukum.
i.  Akuntabilitas  publik  dari  pemerintah  dan  pelaksanaan  prinsp  good
governance. j.  Sistem hukum yang tertib berdasarkan konstitusi
k.  Keikutsertaan  rakyat  untuk  memilih  para  pemimpin  di  bidang  eksekutif, legislatif bahkan judikatif sampai batas-batas tertentu.
l.  Adanya  sistem  yang  jelas  terhadap  pengujian  suatu  produk  legislatif  , eksekutif maupun judikatif untuk disesuaikan dengan konstitusi. Pengujian
tersebut  dilakukan  oleh  pengadilan  tanpa  menyebabkan  pengadilan menjadi super body.
m. Dalam  negara  hukum,  segala  kekuasaan  negara  harus  dijalankan  sesuai dengan konstitusi dan hukum yang berlaku.
n.  Negara hukum haus melindungi hak asasi manusia. o.  Negara  hukum  harus  memberlakukan  prinsip  due  process  yang
substansial. p.  Prosedur
penangkapan, pengeledahan,
pemeriksaan, penyidikan,
penuntutan,  penahanan,  penghukuman,  dan  pembatasan-pembatasan  hak- hak si tersangka pelaku kejahatan haruslah dilakukan secara sesuai dengan
prinsip due proses yang prosedural.
q.  Perlakuan yang sama di antara warga negara di depan hukum. r.  Pemberlakuan prinsip majority rule minority protection.
s.  Proses impeachment yang fair dan objektif. t.  Prosedur pengadilan yang fair, efisien, reasonable, dan transparan.
u.  Mekanisme yang fair, efisien, reasonable dan transparan tentang pengujian
terhadap  tindakan  aparat  pemerintah  yang  melanggar  hak-hak  warga negara, seperti melalui Pengadilan Tata Usaha Negara.
Penafsirannya  yang kontemporer terhadap konsep Negara hukum mencakup juga  persyaratan  penafsiran  hak  rakyat  yang  luas  termasuk  hak  untuk
mendapat  pendidikan  dan  tingkat  hidup  berkesejahteraan,  pertumbuhan ekonomi  yang  bagus,  pemerataan  pendapatan,  dan  sistem  politik  dan