pendidikan terkait adanya otonomi pengelolaan pendidikan dengan berprinsip nirlaba dan pengelolaan dananya secara mandiri yang berujung pada
mahalnya biaya pendidikan. Ketentuan
unifikasi dan
otonomi pendidikan
menimbulkan kekhawatiran terjadi pengalihan kewajiban negara kepada pihak swasta
sehingga pada tahun 2010, bentuk Badan Hukum Pendidikan telah dihapuskan sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 11-
14-21-126-136PUU-VII2009 tanggal 31 Maret 2010. Putusan Mahkamah Konstitusi RI tersebut menyebabkan kekosongan
hukum rechtvacum dalan dunia pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, sehigga telah menutup eksistensi segala hal mengenai Badan
Hukum Pendidikan yang dimaksudkan sebagai lembaga penyelenggara pendidikan formal.
Dengan demikian hal ini akan menimbulkan permasalahan seperti status badan hukum yayasan penyelenggara perguruan tinggi swasta di
Indonesia, kedudukan hukum akta pengesahan Badan Hukum Pendidikan Masyarakat, serta ketentuan hukum mengenai pendirian dan penyesuaian
yayasan yang menyelenggarakan pendidikan tersebut. Implikasi putusan Mahkamah Konstitusi RI mengenai pembatalan
Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan jelas berpengaruh pada yayasan
penyelenggara perguruan tinggi swasta di Indonesia yang juga merupakan sebuah yayasan penyelenggara pendidikan.
Melihat pada kedudukan antara Yayasan Pendidikan dan status Badan Hukum Pendidikan, juga mengacu pada Putusan Mahkamah Konstitusi RI
yang menganggap bahwa Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan tidak memiliki kekuatan hukum tetap, membuat penulis tertarik untuk membahas
penyesuaian keduanya yang disertai dengan studi kasus pada Yayasan Perguruan Tinggi As-
Syafi’iyah. Yayasan Perguruan Tinggi As-
Syafi’iyah merupakan satu dari empat belas yayasan pendidikan yang tergabung dalam Asosiasi Badan
Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia ABPPTSI yang melakukan pengajuan judicial review Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009
tentang Badan Hukum Pendidikan, sehingga penulis menjadikan penelitian ini dengan judul
“IMPLIKASI YURIDIS BATALNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 TERHADAP YAYASAN PERGURUAN
TINGGI SWASTA DI INDONESIA” B.
Identifikasi Masalah
1. Mengapa Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan dinyatakan tidak berkekuatan hukum tetap
2. Perubahan apa yang dilakukan yayasan perguruan tinggi swasta selama Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan berlaku
3. Apa alasan Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia ABPPTSI mengajukan judicial review Undang-Undang Badan
Hukum Pendidikan 4. Penyesuaian apa yang dilakukan yayasan perguruan tinggi swasta di
Indonesia pasca batalnya Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan mengenai implikasi batalnya Undang-Undang Nomor 9 tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan,
maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini hanya mengenai implikasinya pada yayasan pendidikan yang menyelenggarakan perguruan
tinggi swasta saja, dalam hal ini sampai pada bagaimana pengaturan pelaksanaan pendidikan oleh yayasan perguruan tinggi swasta secara
umum dan penyesuaian apa yang harus dilakukan oleh yayasan perguruan tinggi swasta di Indonesia.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana pengaturan dan tata kelola yayasan penyelenggara perguruan tinggi swasta di Indonesia sebelum adanya Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan ?
b. Penyesuaian apa yang harus dilakukan oleh yayasan perguruan tinggi swasta di Indonesia pasca batalnya Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2009 tentang Badan Hukum Pendidikan ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pengaturan serta tata kelola yayasan penyelenggara perguruan tinggi swasta di Indonesia sebelum adanya Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan. b. Untuk mengetahui penyesuaian apa saja yang dilakukan yayasan
penyelenggara perguruan tinggi swasta di Indonesia pasca batalnya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum
Pendidikan.
2. Manfaat Penelitian
Secara garis besar manfaat penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan mengenai status beserta pengaturan tata kelola yayasan penyelenggara perguruan tinggi swasta di Indonesia setelah batalnya
Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan.
b. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah :
1 Bagi Akademis Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan yang kelak
dapat diterapkan dalam dunia nyata sebagai bentuk partisipasi dalam
pembangunan Negara
dan masyarakat
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta dalam kehidupan
bangsa sebagai bagian dari masyarakat internasional. 2 Bagi Masyarakat Umum
Dapat menjadi masukan bagi pengurus masyarakat umum dan pengurus yayasan penyelenggara perguruan tinggi swasta pada
khususnya agar
dapat mengetahui
pengaturan mengenai
pelaksanaan yayasan perguruan tinggi swasta di Indonesia pasca batalnya Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan.
3 Bagi Pemerintah Dapat memberikan masukan kepada pemerintah untuk bisa
membuat peraturan tentang yayasan penyelenggara perguruan tinggi swasta yang tidak menghilangkan eksistensi yayasan
sebagai salah satu penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
E. Tinjauan Review Kajian Terdahulu
Adapun yang menjadi tinjauan atau review kajian terdahulu penelitian ini adalah berupa skripsi dengan judul
“Implikasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11-14-21-126-136PUU-VII2009 Mengenai Pengujian
Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan Terhadap Status Universitas Indonesia” oleh Rizka Khaira Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Skripsi tersebut menjelaskan mengenai status badan hukum Universitas Indonesia yang telah menjadi Badan Hukum Milik Negara sesuai
dengan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan. Pasca dihapusnya Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan oleh Mahkamah Konstitusi RI
maka Universitas Indonesia perlu melakukan penyesuaian terhadap peraturan pengganti yang mengatur mengenai Badan Hukum Milik Negara.
Berbeda dengan Rizka Khaira, penulis disini membahas mengenai penyesuaian yayasan penyelenggara perguruan tinggi swasta di Indonesia
setelah batalnya Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan melalui putusan Mahkamah Konstitusi RI yang menganggap bahwa Undang-Undang Badan
Hukum Pendidikan tidak berkekuatan hukum tetap. Penulis juga akan mencari jawaban mengenai pengaturan yayasan
penyelenggara perguruan tinggi swasta di Indonesia dan melakukan penelitian langsung pada Yayasan Perguruan Tinggi As-
Syafi’iyah serta Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia ABPPTSI untuk dapat