Status Badan Hukum Yayasan Perguruan Tinggi Swasta Ditinjau Dari

serta pencairan dan penggunaan dana dengan prinsip nirlaba dan adil, transparan dan akuntabel. 4 Pengaturan penyelenggaraan perguruan tinggi swasta di Indonesia selain diatur melalui Undang-Undang Yayasan juga diatur dalam produk hukum lain yaitu Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dan peraturan terbaru ada pada Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi. Pengaturan Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 meliputi : 1. Tanggung jawab, tugas, dan wewenang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbut dalam Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi 2. Pendirian Perguruan Tinggi, Program Studi, dan program Pendidikan Tinggi 3. Gelar, Ijazah, dan sertifikat profesi. Adapun pengaturan pengelolaan Perguruan Tinggi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 meliputi otonomi perguruan tinggi, pola pengelolaan Perguruan Tinggi, tata kelola Perguruan Tinggi dan akuntabilitas publik. 4 Anwar Arifin, Format Baru Pengelolaan Pendidikan, Cet. II, Jakarta : Pustaka Indonesia, 2006, h. 59. Selain mengatur tentang penyelenggaraan dan pengaturan pengelolaan Perguruan Tinggi, Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 juga menegaskan tentang tanggung jawab Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam penyelenggaraan Pendidikan Tinggi, yang mencakup pengaturan, perencanaan, pengawasan, pemantauan, dan evaluasi serta pembinaan dan koordinasi. Pasal 4 Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi menjelaskan bahwa : “Dalam melaksanakan tanggung jawab di bidang pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, Menteri memiliki tugas dan wewenang mengatur mengenai: a. sistem Pendidikan Tinggi; b. anggaran Pendidikan Tinggi; c. hak mahasiswa; d. akses yang berkeadilan; e. mutu Pendidikan Tinggi; f. relevansi hasil Pendidikan Tinggi; dan g. ketersediaan Perguruan Tinggi.“ Terkait dengan tugas dan tanggung jawab di bidang perencanaan itu, Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 juga menugaskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengembangkan Pendidikan Tinggi melalui kebijakan umum yang terdiri atas : 1. Rencana pengembangan jangka panjang 25 tahun; 2. Rencana pengembangan jangka menengah atau rencana strategis 5 lima tahunan; 3. Rencana kerja tahunan. Selain itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga memiliki tugas dan wewenang antara lain : 1. Pemberian dan pencabutan izin pendirian Perguruan Tinggi dan izin pembukaan Program Studi, selain Pendidikan Tinggi Keagamaan meliputi izin pendirian dan perubahan Perguruan Tinggi Swasta PTS serta pencabutan izin PTS, dan izin pembukaan Program Studi dan pencabutan izin Program Studi pada PTN 2. Penetapan biaya operasional Pendidikan Tinggi dan subsidi kepada Perguruan Tinggi Negeri PTN 3. Pemberian kesempatan yang lebih luas kepada calon mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi, dan calon mahasiswa dari daerah terdepan, terluar, dan tertinggal. Mengenai Pengelolaan Perguruan Tinggi Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 menegaskan, Perguruan Tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi. Otonomi dimaksud terdiri atas : 1. Otonomi dibidang akademik meliputi penetapan norma dan kebijakan operasional serta pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat;