Dasar Hukum Yayasan TUNJAUAN UMUM YAYASAN PERGURUAN TINGGI SWASTA

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUH Perdata, hanya memuat 1 pasal, yaitu Pasal 365 yang menyinggung tentang yayasan. Dalam pasal tersebut, disebutkan bahwa yayasan itu merupakan suatu perhimpunan yang berbadan hukum, walaupun tidak dijelaskan unsur-unsur dari yayasan itu sendiri. Isi pasal itu hanya menekankan masalah perwalian yang dapat dilakukan oleh suatu yayasan atau lembaga amal yang dalam anggaran dasarnya mencantumkan kegiatan usaha untuk memelihara anak-anak yang belum dewasa, atas perintah hakim. 6

B. Yayasan Sebagai Badan Hukum

Pasal 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan mengakhiri perdebatan para ahli hukum mengenai apakah yayasan merupakan suatu badan hukum atau bukan. Dalam Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan disebutkan bahwa “Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. ” Dengan ketentuan Pasal 1 tersebut, maka jelaslah bahwa yayasan merupakan suatu badan hukum yang ketentuannya sudah diatur di dalam Undang- Undang sendiri, bukan seperti sebelum adanya Undang-Undang, yakni status yayasan yang hanya berdasarkan pada kebiasaan, doktrin dan yurisprudensi. 6 Kitab Undang-undang Hukum Perdata Burgerlijk Wetboek, diterjemahkan oleh R. Subekti dan R. Tjitrosudibio. Cet. 40 Jakarta : Pradnya Paramita, 2009, ps. 365. Mengenai pengaturan kekayaan yang terdapat pada badan hukum yayasan, ada teori yang disampaikan oleh Chatamarrasid Ais dalam bukunya Badan Hukum Yayasan bahwa suatu badan hukum dapat merupakan atau terdiri dari kekayaan yang dipisahkan untuk mencapai tujuan tertentu adalah berdasarkan Teori Kekayaan Bertujuan, yang pada mulanya diajukan oleh A.Brinz. Menurut teori tersebut hanya manusia yang dapat menjadi subjek hukum. Akan tetapi, merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah adanya hak- hak atas suatu kekayaan. Sedangkan tidak ada satu manusia pun mejadi pendukung hak-hak itu. Apa yang dinamakan hak-hak dari suatu badan hukum, sebenarnya adalah hak-hak yang tidak ada yang memilikinya, dan sebagai gantinya adalah suatu harta kekayaan yang terikat oleh suatu tujuan atau kekayaan yang dimiliki oleh tujuan tertentu. Pada teori ini secara selintas mendukung pula pandangan bahwa yayasan adalah milik masyarakat. 7 Istilah yayasan merupakan terjemahan dari istilah bahasa belanda yaitu Stichting. Istilah ini sudah tidak digunakan lagi dalam kehidupan sehari-hari, karena istilah Yayasan merupakan istilah baku dalam bahasa Indonesia dan telah diterima masyarakat. Peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia yang berlaku saat ini, meskipun cukup banyak yang menyebutkan atau mempergunakan istilah badan hukum tidak ada satupun yang memberikan pengertian atau definisi dari 7 Chatamarrasid Ais, Badan Hukum Yayasan, Cet. II, Jakarta : PT Citra Aditya Bakti, 2003, h. 40. badan hukum. Badan hukum merupakan istilah terjemahan istilah hukum Belanda yaitu rechtspersoon. Selain Undang-Undang tentang Yayasan, penggunaan istilah badan hukum dapat ditemukan dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas misalnya. 8 Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian Yayasan memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia atau oleh kepala kantor wilayah Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia atas nama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Kehadiran badan hukum dalam pergaulan hukum masyarakat sejak permulaan abad ke-19 sampai sekarang telah menarik perhatian kalangan hukum. Berbagai tokoh dan pendukung aliran mahzab ilmu hukum dan filsafat hukum telah mengemukakan pendapat mengenai eksistensi badan hukum sebagai subjek hukum disamping manusia. 9 Badan hukum di Indonesia dapat digolongkan dalam beberapa bagian yaitu : 8 Gunawan Widjaja, Suatu Panduan Komprehensif Yayasan di Indonesia, Cet. I, Jakarta : PT. Elex Media Koraputindo, 2002, h. 7-9. 9 Chidir Ali, Badan Hukum, Cet. II, Bandung : Alumni, 1999, h. 29. 1. Badan hukum menurut macamnya : a. Badan Hukum orisinil murni asli, yaitu Negara, contohnya Negara Republik Indonesia yang berdiri pada tanggal 17 Agustus 1945; b. Badan Hukum yang tidak orisinil tidak murniasli, yaitu badan- badan hukum yang berwujud sebagai perkumpulan berdasarkan ketentuan Pasal 1653 KUHPerdata. 2. Badan hukum menurut jenisnya : a. Badan Hukum Publik, yaitu badan hukum yang diadakan oleh kekuasaan umum misalnya Negara Republik Indonesia mendirikan Badan Usaha milik Negara, bahkan daerah-daerah otonom dapat mendirikan bank-bank daerah; b. Badan Hukum Perdata ialah badan hukum yang terjadi atau didirikan atas pernyataan kehendak dari orang-perorangan misalnya antara lain, perkumpulan koperasi, Yayasan dan lain sebagainya. 3. Badan hukum menurut sifatnya ada dua macam yaitu Korporasi dan Yayasan, mengenai kedua badan hukum tersebut E. Utrecht menjelaskan ; a. Korporasi ialah suatu gabungan orang dalam pergaulan hukum bertindak bersama-sama sebagai satu subjek hukum tersendiri, suatu personifikasi, korporasi adalah badan hukum yang