Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi dari Ekstrak Etil Asetat Dengan Metode

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta  Fraksi 5 merupakan gabungan fraksi no. 38 – 40  Fraksi 6 merupakan gabungan fraksi no. 41 – 64  Fraksi 7 merupakan gabungan fraksi no. 65 – 85  Fraksi 8 merupakan gabungan fraksi no. 86 – 92  Fraksi 9 merupakan gabungan fraksi no. 93 – 103  Fraksi 10 merupakan gabungan fraksi no. 104 – 125 Setelah digabungkan, fraksi – fraksi tersebut kemudian dikering anginkan untuk menguapkan pelarut yang terdapat dalam fraksi. Bobot masing – masing fraksi ditimbang saat fraksi telah kering atau pelarut telah menguap. Bobot masing – masing fraksi dapat dilihat pada Tabel 4.4. Profil KLT masing – masing fraksi yang telah digabungkan dapat dilihat pada lampiran 11. Tabel 4.4 . Bobot Masing – Masing Fraksi Fraksi Bobot 1 1,5299 g 2 1,7406 g 3 0,9461 g 4 1,0519 g 5 0,0984 g 6 0,6825 g 7 0,7841 g 8 0,111 g 9 0,087 g 10 0,107 g

4.9 Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi dari Ekstrak Etil Asetat Dengan Metode

Bioautografi Kesepuluh fraksi diuji aktivitas antibakteri menggunakan metode biaoutografi langsung dengan konsentrasi 50 mgml, dimana 10 µ l fraksi ditotolkan ke plat KLT, kemudian plat KLT dicelupkan kedalam suspensi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bakteri 10 6 CFUml sebanyak 10 ml selama 5 detik dan diinkubasi selama 20 jam suhu 37 o C. Untuk melihat hasil pengujian, maka plat KLT disemprot dengan p – iodonitrotetrazolium INT 2mgml. Hasil pengujian aktivitas antibakteri 10 fraksi terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5. Hasil Uji aktivitas antibakteri fraksi dari ekstrak etil asetat dengan metode bioautografi terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 Keterangan: + : ada aktivitas antibakteri - : tidak ada aktivitas antibakteri Fraksi 50 mgml Aktivitas Antibakteri Staphylococcus aureus Pseudomonas aeruginosa 1 - + 2 - - 3 - - 4 - - 5 - - 6 + - 7 - - 8 + - 9 - - 10 - - Kontrol positif tetrasiklin 1000 µgml + + UIN Syarif Hidayatullah Jakarta c d Gambar 4.3. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi dari ekstrak etil setat dan tetrasiklin dengan metode bioautografi terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 Keterangan : a Hasil pengujian sepuluh fraksi dengan metode bioautografi terhadap bakteri Staphylococcus aureus b Hasil pengujian sepuluh fraksi dengan metode bioautografi terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa c Hasil pengujian Tetrasiklin 1000 µgml sebagai kontrol positif terhadap bakteri Staphylococcus aureus d Hasil pengujian Tetrasiklin 1000 µgml sebagai kontrol positif terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa Bioautografi adalah suatu teknik untuk mendeteksi zat yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan organisme uji dalam campuran yang kompleks dan matriks Choma, 2005. Metode ini menggabungkan penggunaan teknik kromatografi lapis tipis dengan respon mikroorganisme yang diuji berdasarkan aktivitas biologi suatu sampel yang memiliki aktivitas antibakteri Kusumaningtyas, dkk, 2008. Pengujian ini bertujuan untuk menentukan fraksi yang mempunyai aktivitas antibakteri tertinggi. 5 1 2 3 4 8 9 7 6 10 Kloroform Ea a b 1 2 3 4 6 7 8 9 10 Kloroform Ea 5 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Aktivitas antibakteri positif ditunjukkan jika terbentuk zona hambat yang berwarna putih – krim disekitar ekstrak pada latar plat KLT berwarna merah atau ungu setelah penyemprotan p – iodonitrotetrazolium INT. Hal ini terjadi karena adanya reaksi enzimatik antara larutan INT dengan bakteri, dimana larutan INT yang tadinya berwarna kuning kehijauan akan direduksi oleh enzim dehidrogenase yang terdapat pada bakteri sehingga berubah menjadi formazan yang berwarna merah atau ungu. Dari hasil uji bioautografi ini, dapat diketahui bahwa fraksi 1 memiliki aktivitas antibakteri tertinggi terhadap P.aeruginosa dengan diameter zona hambat 13 mm, tetapi tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap S.aureus. Fraksi 8 memiliki aktivitas antibakteri tertinggi terhadap S.aureus dengan diameter zona hambat 8,6 mm, tetapi tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap terhadap P.aeruginosa. Selanjutnya fraksi 1 dan fraksi 8 konsentrasi 50 mgml ditotolkan pada plat KLT sebanyak 10 µ l dan fraksi 1 dielusi menggunakan eluen n – heksana : etil asetat 19:1 sedangkan fraksi 8 dielusi dengan eluen n – heksana : etil asetat 4: 6. Eluen tersebut dipilih setelah dilakukan optimasi untuk mencari fasa gerak yang tepat agar memberikan noda spot pemisahan yang baik sehingga diketahui nilai Rf dari senyawa yang aktif sebagai antibakteri. Fraksi 1 dan fraksi 8 yang telah dielusi, diuji aktivitas antibakteri menggunakan metode biaoutografi langsung. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai Rf senyawa yang aktif sebagai antibakteri. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 4.4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4.4. Hasil uji bioautografi fraksi 8 terhadap S. aureus dan fraksi 1 terhadap P.aeruginosa Keterangan: a Fraksi 8 sebelum dicelupkan kedalam suspensi bakteri S.aureus b Hasil uji bioautografi fraksi 8 terhadap bakteri S.aureus c Fraksi 1 sebelum dicelupkan kedalam suspensi bakteri P.aeruginosa d Hasil uji biouatografi fraksi 1 terhadap bakteri P.aeruginosa Profil KLT fraksi 1 Gambar 4.4 c menunjukkan bahwa fraksi 1 mempunyai 7 spot atau noda. Profil KLT fraksi 8 Gambar 4.4 a menunjukkan bahwa fraksi 8 mempunyai 7 spot atau noda. Berdasarkan hasil uji bioautografi fraksi 1 terhadap bakteri P. aeruginosa Gambar 4.4 d, diketahui bahwa senyawa dengan nilai Rf 0,16 dan 0,90 diduga mempunyai aktivitas antibakteri. Sedangkan hasil uji bioautografi fraksi 8 terhadap bakteri S.aureus gambar 4.4 a, diketahui bahwa senyawa dengan nilai Rf 0,25; 0,4; 0,8 dan 0,9 diduga mempunyai aktivitas antibakteri. Nilai Rf dari senyawa yang diduga mempunyai aktivitas antibakteri ditentukan dengan melihat adanya zona jernih putih – krim dengan latar belakang plat yang berwarna ungu. Fraksi 1 dipilih untuk pengujian selanjutnya karena fraksi 1 mempunyai diameter zona hambat terbesar terhadap Pseudomonas aeruginosa , selain itu fraksi 1 juga mempunyai jumlah yang cukup untuk a b c d 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dilakukan pengujian selanjutnya. Dikarenakan fraksi 8 yang sedikit jumlahnya dan tidak mencukupi untuk pengujian, fraksi 8 tidak dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya.

4.10 Penentuan Nilai Konsentrasi Hambat Minimum KHM Fraksi 1 dari

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi-Fraksi Ekstrak Etanol Herba Ranti (Solanum nigrum Linn) dan Isolasi Senyawa Dari Fraksi Aktif

9 64 97

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi Daun Sintok (Cinnamomum sintoc. Blume) terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa serta Analisa Komponen Senyawa Fraksi Aktif dengan Kromatografi Gas – Spektrometri Massa

0 7 97

Uji Aktifitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Aktif Kulit Batang Sintok (Cinnamomum sintoc Blume)

15 109 73

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI KLOROFORM EKSTRAK ETANOLIK DAUN ARBENAN (Duchesnea indica (Andr.) Focke) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeruginosa MULTIRESISTEN ANTIBIOTIK SERTA PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA.

0 0 19

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI A EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI A EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeruginosa MULTIRESISTEN AN

0 0 17

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI A EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeruginosa MULTIRESISTEN ANTIBIOTIK.

0 3 17

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI C EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP Staphylococcus aureus UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI C EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aerugi

0 0 8

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI C EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeruginosa MULTIRESISTEN ANTIBIOTIK.

0 0 15

UJI ANTIBAKTERI FRAKSI AKTIF EKSTRAK ASETON KULIT BATANG Shorea acuminatissima terhadap Uji Antibakteri Fraksi Aktif Ekstrak Aseton Kulit Batang Shorea accuminatissima terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa Multiresisten Antibiotik.

0 1 19

PENDAHULUAN Uji Antibakteri Fraksi Aktif Ekstrak Aseton Kulit Batang Shorea accuminatissima terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa Multiresisten Antibiotik.

0 8 21