Pertumbuhan Bakteri Tinjauan Tentang Bakteri

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 2.1. Perbedaan ciri – ciri bakteri Gram positif dan Gram negatif Pelczar, JM, 1988. Ciri Gram Positif Gram Negatif Struktur dinding sel Tebal 15 – 80 nm Tipis 10 – 15 nm Berlapis Tunggal mono Berlapis tiga multi Komposisi dinding sel Kandungan lipid rendah 1 – 4 Kandungan lipid tinggi 11-22 Peptidoglikan ada sebagai lapisan tunggal, komponen utama merupakan lebih dari 50 berat kering pada beberapa sel bakteri Peptidoglikan ada di dalam lapisan kaku sebelah dalam, jumlahnya sedikit merupakan sekitar 10 berat kering. Ada asam tekoat Tidak ada asam tekoat Kerentanan terhadap penisilin Lebih rentan Kurang rentan Persyaratan nutrisi Relatif rumit pada banyak spesies Relatif sederhana Resistensi terhadap gangguan fisik Lebih resisten Kurang resisten

2.4.3 Pertumbuhan Bakteri

Pertumbuhan mikroba adalah peningkatan semua komponen sel, sehingga menghasilkan peningkatan ukuran sel dan jumlah sel kecuali mikroba yang berbentuk filamen akan menyebabkan peningkatan jumlah individu didalam populasi. Inokulum hampir selalu mengandung ribuan organisme, pertumbuhan menyatakan pertambahan jumlah atau massa melebihi yang ada di dalam inokulum asalnya Pelczar dkk, 1998. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4.3.1 Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Pertumbuhan

1. Suplai Nutrisi Suharto dkk, 1993 Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya,memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur- unsur dasar tersebut adalah: karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. 2. Suhu Suhu merupakan salah satu faktor penting dalam mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Suhu yang berkaitan dengan pertumbuhan mikroorganisme digolongkan menjadi tiga, yaitu: a. Suhu minimum, yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya maka pertumbuhan bakteri terhenti. b. Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung paling cepat dan optimum Disebut juga suhu inkubasi. c. Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila berada di atasnya maka pertumbuhan tidak terjadi. 3. Keasaman atau Kebasaan pH Setiap organisme memiliki kisaran pH masing-masing dan memiliki pH optimum yang berbeda-beda. Kebanyakan mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran pH 8,0 dan nilai pH di luar kisaran 2,0 sampai 10,0 biasanya bersifat merusak. 4. Ketersediaan Oksigen Mikroorganisme memiliki karakteristik sendiri-sendiri di dalam kebutuhannya akan oksigen. Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan menjadi: a. Aerobik: hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas. b. Anaerob: hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas. c. Anaerob fakultatif: dapat tumbuh baik dengan atau tanpa oksigen bebas. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta d. Mikroaerofilik: dapat tumbuh apabila ada oksigen dalam jumlah kecil.

2.4.4 Bakteri yang Digunakan

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi-Fraksi Ekstrak Etanol Herba Ranti (Solanum nigrum Linn) dan Isolasi Senyawa Dari Fraksi Aktif

9 64 97

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi Daun Sintok (Cinnamomum sintoc. Blume) terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa serta Analisa Komponen Senyawa Fraksi Aktif dengan Kromatografi Gas – Spektrometri Massa

0 7 97

Uji Aktifitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Aktif Kulit Batang Sintok (Cinnamomum sintoc Blume)

15 109 73

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI KLOROFORM EKSTRAK ETANOLIK DAUN ARBENAN (Duchesnea indica (Andr.) Focke) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeruginosa MULTIRESISTEN ANTIBIOTIK SERTA PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA.

0 0 19

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI A EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI A EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeruginosa MULTIRESISTEN AN

0 0 17

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI A EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeruginosa MULTIRESISTEN ANTIBIOTIK.

0 3 17

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI C EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP Staphylococcus aureus UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI C EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aerugi

0 0 8

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI C EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeruginosa MULTIRESISTEN ANTIBIOTIK.

0 0 15

UJI ANTIBAKTERI FRAKSI AKTIF EKSTRAK ASETON KULIT BATANG Shorea acuminatissima terhadap Uji Antibakteri Fraksi Aktif Ekstrak Aseton Kulit Batang Shorea accuminatissima terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa Multiresisten Antibiotik.

0 1 19

PENDAHULUAN Uji Antibakteri Fraksi Aktif Ekstrak Aseton Kulit Batang Shorea accuminatissima terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa Multiresisten Antibiotik.

0 8 21