Analisa Komponen Senyawa Fraksi yang Mempunyai Aktivitas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.11.4 Inkubasi Microtiter plate yang Berisi Sampel Uji

Microtiter plate yang berisi sampel uji diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam.

3.3.11.5 Penentuan Nilai KHM

Setelah diinkubasi selama 24 jam, microtiter plate ditambahkan p- iodonitrotetrazolium violet INT 0,5 mg ml, 20 µ l ke dalam microtiter plate. Perubahan warna merah menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri. Nilai KHM ditentukan sebagai konsentrasi terendah dari sampel uji dalam sumur yang tidak membentuk warna merah Sabariah Ismail 2011.

3.3.12 Analisa Komponen Senyawa Fraksi yang Mempunyai Aktivitas

Antibakteri Tertinggi dengan Kromatografi Gas – Spektrometri Massa Sampel fraksi yang mempunyai aktivitas antibakteri tertinggi dianalisis secara kualitatif menggunakan Kromatografi Gas – Spektrometri Massa untuk mengetahui komponen senyawa yang ada di dalamnya. Jenis kolom yang digunakan adalah DB – 5 MS 30m x 0,25mm i.d dengan film thickness 0,25 m. Gas pembawa adalah helium dengan kecepatan aliran 1 mlmenit dan tekanan 53,5 Kpa. Suhu kolom diprogram dari 50 o C sampai 200 o C. Pada tahap awal, suhu dibuat konstan pada 50 o C selama 3 menit kemudian dinaikkan sampai suhu 200 o C dengan kecepatan kenaikan suhu 5 o C menit dan dipertahankan selama 3 menit pada suhu 200 o C. Temperatur interface adalah 250 o C dan autosampling sebanyak 1 μL. Solvent cut time selama 3 menit dan scan MS mulai dari 50 – 400 mz. Spektrum massa yang diperoleh kemudian diidentifikasi dengan cara membandingkannya dengan library pusat data Wiley 7 dan NIST National Institute of Standard and Technology 147. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembuatan Simplisia

Tanaman Cinnamomum sintoc yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Kebun Raya Bogor dan telah dilakukan determinasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Jawa barat. Hasilnya adalah tanaman yang diperoleh merupakan tanaman Cinnamomum sintoc Blume dan merupakan anggota suku Lauraceae Lampiran 1. Daun kayu sintok yang diperoleh sebanyak 6 kg, disortasi dan dibersihkan untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada daun. Kemudian dilakukan proses pengeringan yang bertujuan untuk menghentikan reaksi enzimatik dan mengurangi kadar air sehingga diperoleh simplisia yang tidak mudah rusak. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu 40 o C selama 3 hari. Pengeringan dengan menggunakan oven memiliki beberapa kelebihan diantaranya yaitu berat kering konstan lebih cepat diperoleh dan kadar air paling rendah dimiliki simplisia yang menggunakan pengeringan oven dibandingkan dengan pengeringan menggunakan sinar matahari langsung dan kering angin Winangsih dkk, 2013. Daun segar Cinnamomum sintoc sebanyak 6 kg setelah dikeringkan menjadi 4,7 kg daun kering yang selanjutnya dilakukan sortasi kembali untuk memisahkan bagian – bagian tanaman yang tidak diinginkan, seperti batang yang masih tertinggal. Daun kering yang telah disortasi kemudian dihaluskan menggunakan alat penggiling hammer mill dan diayak menggunakan ayakan mesh no. 40 sehingga diperoleh 4,3 kg serbuk simplisia kering. Simplisia ditampung pada wadah tertutup untuk menghindari cemaran oleh mikroorganisme.

4.2 Kadar Air Simplisia Daun Cinnamomum sintoc

Kadar air serbuk simplisia kering daun Cinnamomum sintoc yaitu 6,75. Hasil tersebut sesuai dengan syarat kadar air simplisia dari Materia Medika Indonesia MMI yaitu kadar air simplisia kurang dari atau sama 39

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi-Fraksi Ekstrak Etanol Herba Ranti (Solanum nigrum Linn) dan Isolasi Senyawa Dari Fraksi Aktif

9 64 97

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi Daun Sintok (Cinnamomum sintoc. Blume) terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa serta Analisa Komponen Senyawa Fraksi Aktif dengan Kromatografi Gas – Spektrometri Massa

0 7 97

Uji Aktifitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Aktif Kulit Batang Sintok (Cinnamomum sintoc Blume)

15 109 73

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI KLOROFORM EKSTRAK ETANOLIK DAUN ARBENAN (Duchesnea indica (Andr.) Focke) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeruginosa MULTIRESISTEN ANTIBIOTIK SERTA PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA.

0 0 19

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI A EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI A EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeruginosa MULTIRESISTEN AN

0 0 17

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI A EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeruginosa MULTIRESISTEN ANTIBIOTIK.

0 3 17

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI C EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP Staphylococcus aureus UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI C EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aerugi

0 0 8

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI C EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeruginosa MULTIRESISTEN ANTIBIOTIK.

0 0 15

UJI ANTIBAKTERI FRAKSI AKTIF EKSTRAK ASETON KULIT BATANG Shorea acuminatissima terhadap Uji Antibakteri Fraksi Aktif Ekstrak Aseton Kulit Batang Shorea accuminatissima terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa Multiresisten Antibiotik.

0 1 19

PENDAHULUAN Uji Antibakteri Fraksi Aktif Ekstrak Aseton Kulit Batang Shorea accuminatissima terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa Multiresisten Antibiotik.

0 8 21