Biologi Serangga Kesimpulan Dan Saran

17

b. Biologi Tanaman Teh

Menurut Spillane 1992, secara botanis terdapat 2 jenis teh yaitu Thea sinensis dan Thea assamica. Thea sinensis ini disebut juga teh jawa yang ditandai dengan ciri-ciri tumbuhnya lambat, jarak cabang dengan tanah sangat dekat, daunnya kecil, pendek, ujungnya agak tumpul dan berwarna hijau tua. Poduksi tidak banyak namun kualitasnya baik. Morfologi teh sinensis dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini: Gambar 2.1 Morfologi teh sinensis Thea assmica mempunyai ciri-ciri tumbuh cepat, cabang agak jauh dari permukaan tanah, daunnya lebar, panjang dan ujungnya runcing serta berwarna hijau mengkilat. Produksinya tinggi dan mempunyai kualitas baik. Batangnya agak tegak, keras dan bila dibiarkan tanpa dipangkas bisa mencapai 3-9 m Spillane, 1992.

2.3 Biologi Serangga

Elzinga 1981 menyatakan bahwa serangga adalah hewan Arthropoda yang mempunyai tiga bagian tubuh yaitu kepala, toraks dan abdomen dan juga mempunyai sepasang antena. Jumlah segmen tubuhnya terdiri dari 19-20 segmen. Serangga adalah satu-satunya hewan invertebrata yang mempunyai sayap. Kebanyakan serangga adalah teresterial, meskipun ada beberapa serangga yang habitatnya aquatik. Perkembangannya epimorphik, kecuali pada ordo Protura, dan tidak ada segmen yang bertambah setelah menetas dari telur. Perubahannya sangat bervariasi dari metamorfosis tidak sempurna sampai metamorfosis yang sempurna. Universitas Sumatera Utara 18 Ukuran serangga berkisar antara 0,25 mm sampai 330 mm dan 0,5 mm sampai 300 mm dalam bentangan sayap. Serangga yang terbesar terdapat di Amerika utara yaitu berupa ngengat dengan bentangan sayap kira-kira 150 mm, dan serangga tongkat dengan panjang tubuh kira-kira 150 mm. Kisaran warna serangga mulai dari yang sangat tidak menarik sampai saangat cemerlang, bahkan beberapa serangga ada berwarna–warni Borror, 1996. Tidak seperti halnya vertebrata, serangga tidak memiliki kerangka dalam, oleh karena itu tubuh serangga ditopang oleh pengerasan dinding tubuh yang berfungsi sebagai kerangka luar eksoskeleton. Proses pengerasan dinding tubuh tersebut dinamakan skerotisasi. Dinding tubuh atau kulit serangga disebut integumen. Integumen terdiri atas satu lapis epidermis, selaput dasar dan kutikula. Kutikula mungkin lunak dan lemas, akan tetapi biasanya mengalami skerotisasi dan membentuk menyerupai pelat yang dinamakan sklereit. Karena komponen integumen seperti itu, menyebabkan serangga tidak dapat menjadi besar. Pertumbuhan serangga memerlukan pembaruan dan penanggalan kulit lama secara periodik Jumar, 2000. Menurut Tarumingkeng 1999, ukuran tubuh serangga bervariasi dari mikroskopis seperti Thysanoptera, berbagai macam kutu sampai yang besar seperti walang kayu, kupu-kupu gajah dan sebagainya. Walaupun ukuran badan serangga relatif kecil dibandingkan dengan vertebrata, kuantitasnya yang demikian besar menyebabkan serangga sangat berperan dalam biodiversity keanekaragaman bentuk hidup dan dalam siklus energi dalam suatu habitat. Serangga merupakan salah satu kelompok hewan yang mudah sekali menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan sekitarnya, terutama terhadap jenis makanan yang akan dimakan. Walaupun serangga suka pada tanaman tertentu, apabila makanan itu tidak ada ia masih dapat hidup dengan memakan jenis tanaman lain Pracaya, 1999. Selanjutnya Jumar 2000 menyatakan bahwa, serangga memakan hampir segala zat organik yang terdapat di alam. Serangga mempunyai saluran pencernaan yang dimulai dari mulut dengan fungsi unuk memasukkan makanan, kemudian menguraikannya dengan cara hidrolisa enzimatik, mengabsorbsi hasil penguraian makanan tersebut ke dalam tubuh, kemudian dilanjutkan dengan Universitas Sumatera Utara 19 mengeluarkan bahan-bahan sisa ke luar tubuh melalui alat saluran belakang, yaitu anus. Saluran pencernaan serangga bentuknya seperti tabung yang mungkin lurus atau berkelok, memanjang dari mulut sampai anus. Serangga adalah makhluk yang berdarah dingin poikiloterm, bila suhu lingkungan menurun, proses fisiologisnya menjadi lambat. Namun demikian banyak serangga yang tahan hidup pada suhu yang rendah dingin pada periode yang pendek, dan ada juga beberapa jenis diantaranya yang mampu bertahan hidup pada suhu rendah atau sangat rendah dalam waktu yang panjang Borror, 1996. Selanjutnya Sumardi Widyastuti 2000 menyatakan bahwa, serangga merupakan kelompok hewan yang paling luas penyebarannya. Hewan ini dapat hidup dimana-mana mulai dari daerah kering hingga daerah basah, mulai dari daerah panas hingga daerah kutub.

2.4. Perkembangan Serangga