13
bahwa serangga adalah spesies yang paling banyak menjadi hama dibandingkan dengan spesies hewan dari kelas lainnya, karena hampir 50 dari serangga adalah
fitofagus pemakan tumbuhan, selebihnya adalah pemakan serangga lain entomofagus, binatang lain atau sisa-sisa tanaman dan binatang. Serangga mudah
sekali menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya. Walaupun serangga suka pada tanaman tertentu, apabila tanaman itu tidak ada ia masih dapat hidup dengan
memakan jenis tanaman lain.
Pengendalian serangga yang bersifat merugikan terhadap teh sangat perlu diperhatikan. Untuk dapat melakukan perlindungan secara tepat, salah satunya dengan
mengetahui jenis-jenis serangga. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu
dilakukan penelitian dengan judul ”Inventarisasi Serangga Pada Tanaman Teh Cammelia sinensis L. Di PTPN IV Sidamanik Kecamatan Sidamanik,
Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara”.
1.2 Permasalahan
Serangga mempunyai potensi yang sangat berpengaruh pada tanaman teh. Melihat pentingnya dampak kehadiran serangga pada tanaman teh, maka perlu dilakukan
penelitian mengenai jenis-jenis serangga apa saja yang terdapat pada tanaman teh, namun demikian sejauh ini belum diketahui jenis-jenis serangga apa saja yang
terdapat pada areal perkebunan teh PTPN IV Sidamanik Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis serangga di Perkebunan PTPN IV Sidamanik Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
14
1.4 Hipotesis
Terdapat beberapa jenis serangga di Perkebunan teh PTPN IV Sidamanik Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatea Utara.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : a
Dapat dijadikan informasi bagi pihak perkebunan PTPN IV untuk melakukan kebijakan yang tepat dan cepat dalam mengatasi masalah hama dan
pengendaliannya. b
Sebagai sumber informasi bagi peneliti selanjutnya dan instansi-instansi terkait lainnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
15
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Teh
Teh dikenal di Indonesia sejak tahun 1686 ketika seorang Belanda bernama Dr Andreas Cleyer membawanya ke Indonesia yang pada saat itu penggunaannya hanya
sebagai tanaman hias. Baru pada tahun 1728, pemerintah Belanda mulai memperhatik an teh dengan mendatangkan biji-biji teh secara besar-besaran dari Cina untuk
dibudayakan di pulau Jawa. Usaha tersebut tidak terlalu berhasil dan baru berhasil setelah pada tahun 1824 Dr.Van Siebold seorang ahli bedah tentara Hindia Belanda
yang pernah melakukan penelitian alam di Jepang mempromosikan usaha
pembudidayaan dengan bibit teh dari Jepang http:www.sosro.comIndonesiasejarah
_teh.htm.
Usaha perkebunan teh pertama dipelopori oleh Jacobson pada tahun 1828 dan
sejak itu menjadi komoditas yang menguntungkan pemerintah Hindia Belanda,
sehingga pada masa pemerintahan Gubernur Van Den Bosh, teh menjadi salah satu
tanaman yang harus ditanam rakyat melalui politik Tanam Paksa Culture Stetsel.
Pada masa kemerdekaan, usaha perkebunan dan perdagangan teh diambil alih oleh
pemerintah RI. Sekarang, perkebunan dan perdagangan teh juga dilakukan oleh pihak swasta. Pada tahun 1910 mulai dibangun perkebunan teh di daerah Simalu-
ngun, Sumatera Utara http:www.sosro.comIndonesiasejarah_teh.htm.
2.2 Taksonomi dan Biologi Tanaman Teh a. Taksonomi Tanaman teh