dilaksanakan pada bulan April 2003 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2006 sebesar 262.642 jiwa yang terdiri dari
130.429 jiwa laki-laki dan 132.213 jiwa perempuan.
Rasio jenis kelamin Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2006 sebesar 98,65 ini berarti bahwa jumlah penduduk perempuan di Tapanuli Utara lebih banyak
dari pada jumlah penduduk laki-laki. Sedang tingkat kepadatan penduduk relatif rendah, yaitu 69,23 penduduk per kilometer persegi. Banyaknya rumah tangga
tahun 2006 sebesar 56.345, dengan rata-rata anggota rumah tangga sebesar 4,66 orang.Dibandingkan dengan tahun 2005, rata-rata besarnya anggota rumah tangga
tahun 2006 tidak terlalu berbeda, yaitu sebesar 4,67 orang.
4.1.3 Potensi Daerah Tapanuli Utara
Sesuai dengan potensi yang dimiliki, maka tulang punggung perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara didominasi oleh sektor pertanian
khususnya pertanian tanaman pangan dan perkebunan rakyat, menyusul sektor perdagangan, pemerintahan, perindustrian dan pariwisata. Pada era informasi dan
globalisasi peranan pemerintah maupun pihak swasta semakin nyata dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah di berbagai sektorbidang sehingga
pendapatan masyarakat semakin meningkat.
Sektor pertanian, yang dari sub sektor tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Sub sektor pertanian yang
paling dominan yang dibudidayakan masyarakat di Kabupaten Tapanuli Utara.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini sub sektor tanaman bahan makanan mencakup tanaman padi, palawija dan hortikultura. Untuk tanaman padi dan palawija, padi memiliki luas
panen terbesar seluas 28.846 ha. Sedangkan untuk tanaman sayuran, cabe memiliki luas panen terbesar yaitu sebesar 442 ha.
Daerah Tapanuli Utara tergolong beriklim sejuk dengan temperatur udara berkisar 17º - 29º C serta curah hujan yang relatif tinggi membawa berkah
untuk berbagai jenis sayur-mayur yang dibudidayakan di daerah ini, seperti: bawang merah, kentang, petsaisawi, cabe, tomat, buncis, terong, bayam dan lain-
lain. Tabel 1.5 Produksi hasil pertanian tanaman makanan 2005
Komoditi Luas areapanen Hathn 2006
Produksi TonThn 2005
Padi 27.365
143.418 Ubi Kayu
1.050 8.100
Ubi Jalar 2.119
14.234 Jagung
2.850 9.634
Kedelai 4
5 Kacang Tanah
2.596 4.565
Tabel 1.6 Hasil Pertanian Tanaman Palajiwa 2004
Komoditi Luas areapanen Ha
Produksi TonThn 2004
Cabe 345,0
1.696.0 Bawang merah
79,0 520,0
Bawang Daun 182,0
1.036,0 Buncis
54,0 358,0
Kentang 95,1
1.143,5 Kubis
238,0 5.097,0
Universitas Sumatera Utara
Sawi 287,0
3.377 Kacang panjang
61,0 122,0
Tomat 93,0
624,0 Terong
52,0 294,0
Bayam 58,0
174,0
Sumber : BPS Sumatera Utara
Tapanuli Utara dan merupakan komoditi andalan masyarakat, dimana pertanamannya tersebar di beberapa kecamatan, seperti: Kecamatan Sipahutar,
Pangaribuan, Siborongborong dan Tarutung dengan luas 1.031 Ha dan produksi pada Tahun 2005 sebesar 17.940 Ton dengan produktivitas 174 KwHa. Namun
pertanaman nenas yang paling dominan berada di Kecamatan Sipahutar, Pangaribuan dan Siborongborong, yang merupakan sentra produksi tanaman
nenas di Kabupaten Tapanuli Utara. Melalui upaya Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara yang memberikan
subsidi 50 dalam pengolahan lahan-lahan tidur dan dikaitkan dengan kebutuhan bahan baku Industri Pengolahan Nenas Terpadu PT. Alami Agro Industry di
Kecamatan Siborongborong yang telah mulai beroperasi pada Tahun 2005, maka di tahun-tahun yang akan datang diperkirakan luas areal pertanaman nenas ini
akan meningkat secara signifikan. Nenas merupakan salah satu komoditi tanaman hortikultura buah-buahan yang telah dikembangkan masyarakat secara turun-
temurun di Kabupaten Tapanuli Utara.
Selain itu di Taput juga ditemukan Salah satu jenis rempah yang pemanfaatannya hingga sekarang masih sebatas komoditas primer adalah
andaliman Zanthoxylum acanthopodium DC . Di Indonesia, tumbuhan rempah yang satu ini hanya terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara dan Toba Samosir,
Universitas Sumatera Utara
Sumatera Utara, pada daerah berketinggian 1.500 m dpl. Selain di Sumatera Utara, andaliman yang masuk dalam famili Rutacea keluarga jeruk-jerukan
terdapat di India, RRC, dan Tibet. Bentuknya mirip lada merica bulat kecil, berwarna hijau, tetapi jika sudah kering, agak kehitaman. Bila digigit tercium
aroma minyak atsiri yang wangi dengan rasa yang khas-getir-sehingga merangsang produksi air liur.
Penanaman kacang tanah dilaksanakan hampir di setiap kecamatan, komoditi ini merupakan salah satu komoditi andalan masyarakat petani dalam
upaya peningkatan pendapatan. Hal ini disebabkan di Kabupaten Tapanuli Utara telah dikembangkan sejenis industri yang mengolah kacang tanah menjadi kacang
garing yakni Kacang Sihobuk yang terkenal gurih, enak dan berkualitas baik, sehingga telah berhasil dipasarkan sampai ke Pulau Jawa.
Pada umumnya perkebunan di Kabupaten Tapanuli Utara adalah perkebunan rakyat, belum terdapat usaha perkebunan yang diusahakan oleh
perusahaan perkebunan. Walaupun demikian dimasa mendatang diharapkan perkebunan rakyat ini semakin berkembang sehingga dapat memperbaiki dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat, serta dapat berkembang menjadi perkebunan yang dikelola secara baik dan profesional oleh masyarakat.
Jenis komoditi unggulan yang dibudidayakan masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara adalah tanaman kemenyan. Hal ini terlihat dari besarnya luas
tanaman kemenyan yaitu seluas 16.282,50 Ha dan luas tanam terbesar ada di Kecamatan Pangaribuan seluas 5.084 Ha. Kemudian diikuti oleh tanaman kopi
Universitas Sumatera Utara
dengan luas tanam sebesar 14.806,75 Ha dengan luas tanam terbesar juga terdapat di kecamatan Pangaribuan yaitu seluas 2.821,00 Ha. Berikut data hasil
perkebunan masyarakat tapanuli Utara Tabel 1.7 Data produksi hasil perkebunan Tapanuli Utara
Komoditi Luas areapanen
Ha Produksi TonThn
2004 2005
Karet 8.031,25
4563,16 4.585,99
Kemenyaan 16.282,50
3.499,73 3.508,53
Kopi 14.693,25
8.223,22 8.249,68
Cengkeh 242,00
14,98 15,86
Kelapa 349,00
238,93 244,57
Tebu 172,00
- 109,50
Kulit Manis 680,50
1.167,14 1.189,51
Kemiri 451,50
180,13 181,49
Tembakau 10,00
4,00 4,25
Kelapa Sawit 69,00
0,00 0,00
Coklat 2.369,00
520,17 530,71
Jahe 88,00
1.265,00 1,725,87
Aren 374,00
78,10 81,73
Pinang 183,00
37,69 39,25
Vanili 1,00
- 0,22
Nilam 53,00
6,11 7,31
Andaliman 20,00
4,10 5,64
Sumber : Bappeda Tapanuli Utara
Daerah Kabupaten Tapanuli Utara selain memiliki Danau Toba juga terdapat kolam, rawa dan beberapa aliran sungai yang cukup panjang yang dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan perikanan. Namun usaha perikanan pada umumnya adalah usaha rumah tangga dalam skala kecil. Menurut sifat usahanya
Universitas Sumatera Utara
ada yang sudah dikelola secara budidaya dan melalui penangkapan di perairan umum.
Rumah tangga budidaya ikan lokasi usahanya ada di kolam dan sawah sedangkan penangkapan ikan dilakukan di sungai, rawa dan danau.
Jumlah rumah tangga budidaya ikan pada tahun 2006 sebanyak 4.289 rumah tangga dan penangkapan ikan ada sebanyak 856 rumah tangga. Dan hasil produksi
budidaya sebanyak 5.178,7 ton dan hasil penangkapan sebanyak 563,8 ton. Jumlah rumah tangga dan hasil produksi ini menunjukkan kenaikan dari tahun
2005. Untuk pembudidayaan ikan, ada dibebarapa tempat dan daerah yaitu Kolam Air Deras 5 unit yang terdapat di Tarutung, Siborong-borong, Pahae Jae,
Kolam Air Tenang 285 Ha yang terdapat di 15 Kecamatan, Jaring Apung 43 unit
yang terdapat di Muara dan Mina Padi Dari subsektor peternakan, pertambahan populasi ternak selama 3 tahun
terakhir ini tidak terlalu menunjukkan perubahan besar. Misal pada tahun 2005 populasi kerbau sebanyak 15.777 ekor bertambah menjadi 15.935 ekor selama
tahun 2006. Sedang untuk ternak kecil seperti babi, bertambah dari 30.791 ekor pada tahun 2005 menjadi 32.177 ekor pada tahun 2006 dan untuk ternak unggas
seperti ayam contohnya, bertambah dari 509.354 ekor pada tahun 2005 menjadi 510.627 pada tahun 2006.
1.254 Ha 15 Kecamatan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.8 Data Produksi peternakan Tapanuli Utara 2005
Jenis Ternak Populasi Ekor
Produksi Danging
Lokasi Kecamatan
Babi 35.111
345.142 Tarutung, Pagaran, Muara
Siborongborong
Domba 2.060
1.850 Siborongborong, Muara, Pahae Julu
Kerbau 4.617
738.747 Siborongborong, Sipahutar, Sipoholon
Tarutung Sumber : Bappeda Tapanuli Utara
Pembangunan sektor pertambangan dilakukan sejalan dengan
pembangunan sektor ekonomi lainnya dengan memperhatikan kebutuhan konsumsi masa depan, kelestarian alam dan lingkungan serta akibat bencana alam
yang disebabkan oleh faktor geologi. Sebagai penunjang bahan sektor industri, Tapanuli Utara menyimpan potensi cadangan yang cukup besar. Sebut saja
kandungan tambang tanah diatomea sebesar 200 juta ton, batu gamping 100 juta ton, mika 20 juta ton, grafit 67,5 juta ton dan zeolit 1,5 juta ton.
Ada juga beberapa jenis tambang lain yang belum diketahui secara pasti jumlah cadangannya, seperti bijih besi, batu bara, emas dan perak. Seluruhnya
berjumlah 26 jenis, belum termasuk panas bumi, yang terdapat di Kecamatan Pahae Jae yang dikelola Pertamina bekerja sama dengan Unocal. Pengelolaan
bahan tambang masih bersifat tradisional, sehingga belum memberikan nilai
Universitas Sumatera Utara
tambah secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat, karena secara umum usaha pertambangan yang ada masih merupakan pertambangan rakyat.
Potensi pertambangan ini sangat memungkinkan untuk pengembangannya melalui kegiatan penanaman modal baik oleh pemerintah maupun swasta, karena
disadari cepat tidaknya suatu daerah berkembang sangat ditentukan oleh sejauh mana potensi yang dimiliki dapat dimanfaatkan.
Dilihat dari kelompok usaha industri, kelompok usaha industri sandang dan kulit paling banyak terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara yaitu sebanyak
2.242 unit dengan jumlah tenaga kerja 4.225 orang, sementara kelompok industri kimia dan bahan bangunan paling sedikit jumlahnya yaitu 150 unit dengan jumlah
tenaga kerja 463 orang. Ulos identik dengan pakaian tradisional Batak. Ulos sebagai bahan utama,
dilengkapai aksesori seperti tongkat Tunggal Panaluan dan tas hajut Setiap ulos memiliki nama dan fungsi yang berbeda, misalnya ; ulos parompa untuk
menggendong bayi, ulos ragi hotang dikenakan untuk upacara perkawinan ulos ragi hidup untuk upacara orang meninggal saurmatua. Adapun jumlah unit
industri yaitu 2.100 Unit dengan produksi 8.400 buah ulos setiap hari yang ber lokasi di kecamatan Tarutung.
Selain itu tarutung juga dikenal dengn Kacang Sihobuk, Industri rumah tangga dan industri kecil di tarutung banyak menekuni pembuatan kacang ini,
proses memasaknya masih sederhana, digongseng dengan wajan besar yang dicampur dengan pasir supaya kacang tergongseng merata.
Universitas Sumatera Utara
4.1.4 Pertumbuhan Ekonomi Tapanuli Utara