Pembangunan pendidikan diarahkan pula untuk menumbuhkan kembanggaan kebangsaan, akhlak mulia serta kemampuan peserta didik untuk
hidup bersama dalam masyarakat yang multikultur yang dilandasi oleh penghormatan pada hak asasi manusia. Pendidikan sepanjang hayat didorong
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas penduduk Indonesia terutama penduduk usia
dewasa. Disamping itu pengelolaan pendidikan dimantapkan agar efisien dan efektif dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance, serta untuk
menghadapi persaingan dengan institusi pendidikan luar negeri yang akan semakin banyak di masa depan.
Penataan persebaran dan mobilitas penduduk secara lebih seimbang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan, melalui pemerataan
pembangunan ekonomi dan wilayah, dan pembukaan kawasan-kawasan industrial terpadu yang lebih banyak lagi menampung tenaga kerja. Penataan administrasi
kependudukan untuk mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan, dan mendorong terakomodasinya hak-hak penduduk dan
perlindungan sosial.
4.3 Kondisi perekonomian Sumatera Utara
Propinsi Daerah Tingkat I dilihat secara geografis maupun lokasi ekonomi mempunyai peran bagi upaya pembangunan regional dan nasional, karena
merupakan pintu masuk dan keluar pertama segala aktivitas dan merupakan basis katup pertumbuhan kegiatan di wilayah indonesia bagian barat.
Universitas Sumatera Utara
Setiap tahun perekonomian Sumatera Utara diwarnai dengan berbagai perkembangan ini dapat terlihat pada sesudah krisis ekonomi yang melanda
indonesia. Sejak krisis melanda indonesia terjadi perubahan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, Perekonomian mengalami pertumbuhan yang
sangat lambat. Dampak krisis moneter yang berlangsung sejak semester II 1997 sampai I tahun1998 tersebut berpengaruh terhadap perekonomian misalnya
terlihat dari terdepresiasinya nilai rupiah terhadap dolar. Dalam perkembangan selanjutnya aktivitas perekonomian Sumatera
Utara terus berjuang untuk bangkit kembali dengan berbagai indikator ekonomi yang nantinya akan mempengaruhi Sumatera Utara ke arah yang lebih baik
Dampaknya terlihat pada tahun berikutnya yaitu perkembangan tahun 2003 sebesar 4.31 dan pertumbuhan ekonomi tahun 2004 tumbuh 5.74 .Indikator
ekonomi Sumatera Utara relatif juga mengalami perbaikan, hal ini turut mempengaruhi roda pemerintahan Sumatera Utara secara keseluruhan.
Pada tahun 2005 perekonomian Sumatera Utara tidak terlalu banyak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya, walaupun pada tahun ini diwarnai
perkembangan yang cukup ketat akibat kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak BBM.
Kinerja perekonomian Sumatera Utara pada triwulan IV tahun 2007 bila dibandingkan dengan triwulan III tahun 2007 quartal to quartal, yang
digambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000, mengalami peningkatan sebesar 1,20 persen. Peningkatan ini terjadi pada semua sektor ekonomi, kecuali
Universitas Sumatera Utara
sektor listrik, gas dan air bersih yang masih mengalami penurunan minus 0,30 persen.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor bangunan 4,17 persen, disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran 2,12 persen, dan sektor pengangkutan
dan komunikasi 2,08 persen. PDRB triwulan IV tahun 2007 bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2006 year on year, berdasar PDRB atas dasar
harga konstan 2000 mencapai pertumbuhan 4,01 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 8,13 persen, disusul oleh sektor
jasa-jasa 6,13 persen, sektor bangunan 5,22 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 5,22 persen, sektor pertanian 4,45 persen, dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran 4,18 persen. Sedangkan 3 tiga sektor perekonomian lainnya hanya berhasil tumbuh dibawah 4 persen.
Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara tahun 2008 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga
konstan 2000 meningkat 6,39 persen terhadap tahun 2007. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 11,30
persen. Disusul oleh sektor jasa-jasa 9,48 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 8,89 persen, sektor bangunan 8,10 persen, sektor perdagangan, hotel,
dan restoran 6,14 persen, sektor pertambangan dan penggalian 6,13 persen, dan sektor pertanian sebesar 6,05 persen. Sedangkan 2 dua sektor perekonomian
yang lain hanya berhasil tumbuh dibawah 5 persen. Besaran PDRB Sumatera Utara pada tahun 2008 atas dasar harga berlaku
tercapai sebesar Rp.213,93 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000
Universitas Sumatera Utara
sebesar Rp. 106,17 triliun. Terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tahun 2008 sebesar 6,39 persen, sektor pertanian memberi sumbangan sebesar 1,45
persen, disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 1,13 persen, sektor jasa-jasa 0,91 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 0,81 persen,
sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 0,76 persen, dan sisanya oleh keempat sektor lainnya.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga pada tahun 2008 meningkat sebesar 7,86 persen. Pada tahun yang sama pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba 4,67
persen, pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat 9,86 persen, pembentukan modal tetap bruto 11,13 persen, ekspor barang dan jasa 10,39 persen, dan impor
barang dan jasa 17,59 persen. Disisi penggunaan, sebagian besar PDRB Sumatera Utara pada tahun 2008
digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yang mencapai 56,13 persen, disusul oleh pembentukan modal tetap bruto 19,97 persen, ekspor neto 13,03
persen ekspor 42,86 persen dan impor 29,83 persen, konsumsi pemerintah 9,59 persen dan pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba 0,44 persen
PDRB per Kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2008 mencapai Rp. 16,40 juta, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar Rp. 14,17 juta.
Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara tahun 2009 secara perlahan mulai membaik. Hal itu ditandai dengan kinerja perekonomian Sumut triwulan I 2009
berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto PDRB harga konstan 2000 meningkat 1,73 persen bila dibandingkan dengan triwulan IV 2008.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS Sumut peningkatan ini didukung
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan positif semua sektor ekonomi kecuali sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor pembangunan.
Adapun sektor pertanian merupakan sektor yang berhasil mencapai pertumbuhan tertinggi 6,70 persen dibandingkan dengan sektor perekonomian
lainnya, Sedangkan PDRB ADHK 2000 triwulan I tahun 2009 bila dibandingkan dengan triwulan sama tahun 2008 ekonomi Sumut mencapai pertumbuhan 4,67
persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai sektor listrik, gas dan air bersih 8,89 persen disusul sektor jasa-jasa 8,25 persen, sektor keuangan persewaan dan jasa
perusahaan 6,70 persen serta sektor pengangkutan dan komunikasi 6,01 persen. Sumber pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2009 antara lain sektor
pertanian memberikan sumbangan sebesar 1,55 persen, disusul sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 0,17 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi
0,14 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 0,13 persen, sektor jasa-jasa 0,04 persen, sektor listrik, gas dan air bersih 0,02 persen.
Menurut data, PDRB Sumut triwulan I ADHB mencapai Rp57,32 trilyun, sedangkan ADHK 2000 tercapai sebesar Rp27,50 trilyun. Lebih lanjut
dikatakannya, pada triwulan I 2009 ini, pengeluaran tertinggi pada konsumsi rumah tangga Sumut berkisar 10,28 persen bila dibandingkan dengan triwulan
sama pada tahun sebelumnya. Disusul pengeluaran konsumsi pemerintah 9,96 persen, pembentukan modal tetap bruto 6,84 persen dan impor barang jasa 6,78
persen. Ditinjau dari kontribusi PDRB terhadap perekonomian Sumatera Utara
tidak terlalau buruk. Pada saat setelah krisis ekonomipun PDBR Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
terus mengalami peningkatan. Perkembangannya mengalami trend yang cukup baik, misalnya pada tahun 2003 PDRB Sumatera Utara mengalami kenaikan dari
tahun sebelumnya dengan besar peningkatan 0,65. Demikian halnya pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 0,69.
Tabel 2.6 Perkembangan PDRB Sumatera Utara Berdasarkan Harga Konstan
Tahun 1997-2007 Juta Rupiah
Tahun PDRB
1993 18 215 459
1994 19 942 024
1995 21 753 806
1996 23 714 738
1997 25 065 405
1998 22 332 690
1999 22 910 086
2000 69 154 112
2001 71 908 359
2002 75 189 141
2003 78 805 609
2004 83 328 949
2005 87 897 791
Universitas Sumatera Utara
2006 93 347 404
2007 99 792 273
Sumber : Laporan Perekonomian Sumut 2005, BPS Sumut Secara umum terlihat bahwa peningkatan PDRB berasal dari sumbangan
berbagai sektor usaha seperti terlihat pada tabel 5. Jika dibandingkan dengan tahun 2005, terlihat bahwa PDRB tahun 2006 tumbuh sebesar 4,50
.Pertumbuhan tertinggi berasal dari sektor pertanian, dikuti oleh sektor Industri Pengolahan , Sektor Perdagangan, Hotel dan restoran, Sektor Jasa, Sektor
Pengangkutan dan komunikasi, Sektor Keuangan dan Jasa Perusahaan sektor bangunan, Sektor Pertambangan dan Penggalian dan Sektor Pertambangan dan
Penggalian dan sektor Listrik, Gas dan Air minum serta sektor bangunan.
Tabel 2.7 PDRB Sumatera Utara Berdasarkan Harga Konstan
Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2005-2007 Juta Rupiah
Sektor Ekonomi 2005
2006 2007
Pertanian 22 191 304
22 724 491 23 856 154
Pertambangan dan Penggalian
1 074 750 1 119 581
1 229 049 Industri Pengolahan
21 305 368 22 470 565
23 615 200 Listrik,Gas dan air
minum 716 250
738 341 739 918
Bangunan 5 515 982
6 085 612 6 559 295
Perdagangan, hotel ,restoran
15 984 925 17 095 259
18 386 279 Pengangkutan dan
komunikasi 7 397 922
8 259 198 9 076 562
Keuangan dan jasa perusahaan
5 440 496 5 977 573
6 720 615 Jasa-jasa
8 288 790 8 876 806
9 609 179 PDRB
89 897 791 93 347 404
99 792 273 Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2005-2007
Universitas Sumatera Utara
4.4 Analisis dan Pembahasan