81 Keesing,1989. Organisasi pemuda yang berlandaskan pariwisata namun juga
mengutamakan kelangsungan dan kelestarian lingkungan mereka seperti hutan yang merupakan aset bagi kehidupan mereka..
4.3. Bentuk Partisipasi masyarakat Terhadap Kelestarian Hutan
Terbentuknya organisasi seperti HPI, bukan tidak memberikan kontribusi yang berarti bagi hutan. Terbukti, dalam waktu dekat seluruh anggota HPI dan
mengundang Lembaga-lembaga lain yang bergerak di lingkungan hidup mengadakan program Green Day. Dalam program ini, seluruh anggota dan juga
melibatkan para wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk menanam 1000-2000 pohon di kawasan hutan TNGL dan hutan disekitar TNGL.
Kegiatan yang dilakukan tersebut dalam upaya partisipasi masyarakat dan organisasi lokal dalam melestarikan hutan. Pihak HPI sendiri, berupaya
mengundang sejumlah LSM untuk mendukung kegiatan ini. Seperti pernyataan salah seorang anggota HPI, Rain, 31 tahun, yang menyatakan :
“Program perencanaan dalam hal pencarian tunas kan tidak mudah, dan butuh jangka waktu dalam pencarian bibit untuk kegiatan GreenDay
nanti. Untuk itu, kami butuh dukungan dari pihak lain seperti LSM.” Bentuk kerjasama ini, mengajak beberapa elemen lembaga serta pihak
pengelola TNGL, beberapa komunitas pencinta alam KPA namun kini mengabdikan dirinya pada pelestarian TNGL. Masyarakat lokal yang menghuni
kawasan sekitar hutan tersebut juga tampak memberikan partisipasi dalam kegiatan ini. Dengan tujuan untuk menciptakan kelestarian dan keseimbangan
hutan yang berkelanjutan. Membangun visi yang sama adalah mutlak agar dapat dicapai dan nantinya akan menjadi model sosial menuju aksi bersama.
Universitas Sumatera Utara
82 Selain itu, masyarakat dan pihak Taman Nasional Gunung Leuser serta
didukung oleh sejumlah lembaga yang konsen dalam kegiatan konservasi diantaranya Yayasan Leuser Internasional, Fauna dan Flora Internasional, Yayasan
Ekosistem Lestari, UNESCO, Conservation Internasional Indonesia, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, Lembaga Pariwisata Tangkahan dan Pemerintah
Kabupaten Langkat, juga turut didalam.
Keseluruhan lembaga tersebut membagi diri dalam berbagai kegiatan sesuai konsentrasi dan potensi masing-masing lembaga. Misalnya Yayasan Leuser
Internasional YLI memfokuskan dukungan di sekitar TN Gunung Leuser dengan berbagai inisiatif konservasi dan pembangunan berkelanjutan, Flora dan Fauna
FFI berkonsentrasi pada dukungan pembangunan sistem patroli bersama Conservation Respon Unit CRU, sekaligus melakukan perlindungan gajah
Sumatera. Di Tangkahan Kecamatan Bantang Serangan Kabupaten Langkat Leuser, keberadaan gajah ini mendukung pengembangan ekowisata berbasis
masyarakat, yang dikembangkan oleh Lembaga Parawisata Tangkahan.
HPI sebagai pihak yang penyelenggara dalam kegiatan ini, berusaha untuk mengajak segenap masyarakat untuk ambil bagian dalam kegiatan ini. Pelestarian
hutan dan ekosistem di dalam TNGL konsep kolaborasi membangun hutan berbasis ekowisata dengan memaksimalkan peran masyarakat selain bisa
bermanfaat pada pelestarian lingkungan juga bisa menopang kehidupan warga sekitar kawasan tersebut. Jadi, selain lingkungan terjaga peningkatan ekonomi di
sekitar kawasan juga terjadi.
Universitas Sumatera Utara
83
4.4. Tanaman Bambu Pengganti Pohon Kayu