35 mempertahankan hidup dan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada dalam
lingkungan sekitarnya. Sama halnya seperti kehidupan masyarakat Bukit Lawang yang hidup di
sekitar hutan. Masyarakat memanfaatkan segala sesuatu yang dapat di manfaatkan untuk mempertahankan hidupnya. Salah satunya seperti memanfaatkan hutan dan
sungai sebagai sarana pariwisata. Dengan demikian masyarakat mendapat keuntungan secara ekomomi dan memanfaatkan meteri tersebut untuk pemenuhan
kebutuhan hidup masyarakat sekitar. Untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, masyarakat juga
mendapatkan hasil dari peternakan. Beberapa masyarakat memiliki hewan ternak sebagai mata pencaharian sampingan, agar menjadi ‘pegangan’ sewaktu-waktu
bila mata pencaharian utama tidak menghasilkan lagi. Hewan ternak yang dipelihara oleh masyarakat sekitar yaitu, sapi, ayam, kerbau, bebek, dan kambing.
2.4. Kondisi Bukit Lawang Pasca Banjir Bandang
Banjir bandang yang melanda Bukit Lawang pada November 2003 lalu sedikit banyak menyisakan duka yang mendalam bagi masyarakat desa. Betapa
tidak air bah yang mampu dalam sekejap meluluh-lantahkan desa Perk. Bukit Lawang dan sekitarnya. Rumah-rumah penduduk, penginapan dan cafe-cafe
disekitar sungai Bahorok yang jadi korban. Kejadian memilukan tersebut terjadi pada 2 November 2003 pada saat malam hari tersebut terjadi begitu cepat. Hingga
para korban yang pada saat itu sedang tertidur tidak dapat menyelamatkan diri apalagi harta benda mereka.
Universitas Sumatera Utara
36 Hujan deras sejak sore hari di kawasan pegunungan Bukit Barisan
mengakibatkan meluapnya sungai Bahorok. Dalam sekejap air bah mencapai ketinggian 12 meter menyapu kawasan wisata hutan dan TNGL serta menelan
ratusan korban jiwa termasuk wisatawan asing maupun lokal. Namun sebagian masyarakat berhasil menyelamatkan diri dari bencana yang memilukan tersebut.
Masyarakat setempat yang menjadi korban bencana alam tersebut saat ini mulai menata kehidupannya kembali. Bencana dasyat yang mampu membuat
masyarakat sadar
4
Kesedihan yang mendalam juga masih ‘menyelimuti’ masyarakat lainnya yang tinggal di sekitar sungai. Namun mereka tidak ingin mengingat kejadian itu
lagi, sebab mereka harus melanjutkan hidup. Panataan pemukiman dan membangun kembali tempat wisata menjadi motivasi utama mereka. Pemerintah
setempat memberikan bantuan uang tunai sebesar Rp 200 juta kepada masyarakat korban banjir serta bantuan bahan makanan dan pakaian. Pemerintah juga
membangun kawasan pemukiman bagi masyarakat. Namun saat ini pemukiman akan bencana yang bisa saja menghampiri kehidupan
masyarakat kapanpun. Walaupun rasa traumatis masih ada dalam diri masing- masing orang. Tidak mau mengingat kejadian tersebut karena alasan ditinggalkan
oleh anggota keluarga maupun sanak saudara mereka. Seperti yang dialami oleh Hendrik, 28 tahun yang kehilangan orangtuanya. Pemilik salah satu penginapan
ini, tidak mau berbicara bila disinggung soal bencana alam yang merenggut nyawa kedua orangtuanya tersebut. “Sakit rasanya ‘kalo’ ingat-ingat kejadian itu,
aku cuma bisa liat rumah dan orangtuaku terbawa arus sungai”.
4
Kesadaran merupakan proses dimana masyarakat melakukan sesuatau terhadap dirinya dan lingkungan hingga membawa pengaruh yang positif terhadap lingkungan habitatnya. Dalam hal ini
manusia sadar dari kekeliruannya. Ada satu fase dimana manusia mulai sadar bahwa
Universitas Sumatera Utara
37 tersebutkan dibiarkan begitu saja, karena menurut masyarakat pemukiman
tersebut tidak layak huni. Dengan bantuan uang yang diberikan oleh pemerintah masyarakat mulai membangun kembali rumah-rumah mereka dan tak jarang
bantuan dari pihak lain juga diberikan kepada para korban. Saat ini kehidupan masyarakat sekitar sudah seperti semula, kegiatan
pariwisata juga telah berjalan serta kegiatan pertanian juga telah dilakukan. Namun untuk kegiatan pariwisata yang menjadi pelaku utama adalah pihak asing
yang bukan dari kalangan masyarakat sekitar. Beberapa penginapan dengan fasilitas kelas atas dimiliki oleh orang asing orang luar negeri seperti Rindu
Alam. Selain itu, di dalam hutan didekat hulu sungai juga terdapat penginapan dengan harga Rp 200-300ribumalam. Tentu hal tersebut sangat berbeda dengan
standart penginapan bagi wisatawan lokal, pada dasarnya penginapan tersebut memang diperuntukan bagi wisatawan asing. Masyarakat sekitar yang berperan
sebagai pemandu wisata sekaligus mengelola tempat tersebut, namun keuntungan tetap berpihak bagi pemilik penginapan-penginapan mahal tersebut. Masyarakat
sekitar juga ada yang memiliki penginapan-penginapan dengan fasilitas dan harga yang standart.
Dalam hal guide, masyarakat lokal juga memiliki organisasi tertentu untuk membangun pariwisata yaitu HPI Himpunan Pramuwisata Indonesia. Organisasi
ini didominasi oleh pemuda-pemudi setempat. Mereka berupaya untuk menciptakan kelestarian lingkungan melalui bidang pariwisata. HPI adalah
kumpulan guide-guide yang ada di desa Bukit Lawang. Organisasi ini sudah terbentuk sejak tahun 1990-an. Namun keorganisasiannya mulai tercipta pada
kelangsuangan kehidupan ini sangat tergantung dari kondisi lingkungan yang ada dan sebaliknya……Lembaga Administrasi Negara,1997 dalam Budi Susilo,2003
Universitas Sumatera Utara
38 awal tahun 1998. Anggota dari HPI sendiri saat ini sudah berkisar 100 orang yang
diketuai oleh Suhardi. Melalui kegiatan keorganisasian ini masyarakat khususnya pemuda
mengajak masyarakat sekitar untuk peduli kepada kelestarian hutan. Karena dari asumsi yang berkembang bahwa kejadian banjir bandang tersebut adalah karena
rusaknya hutan akibat penebangan yang dilakukan masyarakat lokal ataupun oknum luar. Serangkaian kegiatan peletarian dilakukan oleh HPI, bukan hanya
sekedar untuk memandu wisatawan untuk memperkenalkan wisata alam saja, namun kegiatan ini juga mendorong wisatawan yang mereka bawa untuk
mencintai alam agar tidak merusak kelestariannya. Kegiatan-kegian seperti disebutkan diatas adalah salah satu bentuk
kesadaran masyarakat sekitar. Walaupun bentuk keorganisasian tersebut sudah ada sebelum banjir bandang, setidaknya hal tersebut memberi dampak yang baik
terhadap kelestarian lingkungan, khususnya hutan karena masyarakat tinggal di kawasan sekitar hutan.
2.4. Sarana dan Prasarana Desa Bukit Lawang