79 bila ingin menggunakan lahan hutan maka, digunakan sebaik-baiknya tanpa
merusak ekosistemnya. Dalam hal ini, masyarakat masih berpedoman pada peraturan bagaimana
tindakan yang diperbolehkan dan tidak dalam hal penggunaan hutan. seperti dikawasan hutan TNGL yang tidak boleh dilakukan sejumlah tindakan yang dapat
merusak ekosistem hutan. ada bagian pengawas yang mengawasi hutan yang dilindungi oleh negara. Berikut data kawasan hutan di Indonesia. Berdasarkan
hasil penafsiran citra satelit pada 2005 itu dapat dirinci pemanfaatannya sebagai berikut:
1. Hutan tetap : 88,27 juta ha
2. Hutan konservasi : 15,37 juta ha
3. Hutan lindung : 22,10 juta ha
4. Hutan produksi terbatas : 18,18 juta ha
5. Hutan produksi tetap : 20,62 juta ha
6. Hutan produksi yang dapat dikonversi : 10,69 juta ha.
7. Areal Penggunaan Lain non-kawasan hutan : 7,96 juta ha
4.2. Peran Masyarakat Terhadap Kelestarian Hutan di Bukit Lawang
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Universitas Sumatera Utara
80 Keterpaduan dari kesadaran baru konservasi itulah yang akan menjadi
kunci sukses penyelesaian segala kepentingan pemanfaatan Sumber Daya Alam Dongoran,2004. Kebudayaan inisiatif yang penuh dengan ide dan semangat
kerja dari masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan hutan. Adanya kesadaran dari masing-masing anggota masyarakat merupakan kunci
utama dalam upaya kerjasama tersebut. Seperti hadirnya HPI Himpunan Pramuwisata Indonesia yang bertempat
di Bukit Lawang, setidaknya membawa masyarakat setempat untuk lebih mengetahui bagaimana memberdayakan sumber daya. Begitupun juga dengan
bagaimana cara menjaga kelestarian lingkungan mereka yang notabene adalah kawasan hutan lindung dan kawasan wisata melalui gerakan-gerakan membangun
pariwisata. Salah satu anggota dari HPI, Dharma Menayang, 41 tahun, menganggap bahwa : “hutan ya..harus dijaga dan di lindungilah kelestariannya,
karna kami masyarakat sekitar tidak mau lagi mengalami banjir bandang seperti beberapa tahun yang lalu”.
Pengakuan salah seorang masyarakat yang mengalami bencana banjir bandang tersebut, seakan membuat penulis berpandangan bahwa hutan merupakan
hal sangat penting bagi kehidupan masyarakat sekitar hutan. Namun bila tidak diorganisir maka hutan tersebut juga tidak dapat dimanfaatan dan dilesterikan.
Misalnya dengan adanya organisasi setempat seperti HPI yang di himpun oleh pemuda-pemudi setempat, sedikit memberikan kontribusi walaupun organisasi ini
bergerak dibidang pariwisata. Bagian inti dari sistem sosial budaya, yang khususnya tanggap terhadap adaptasi ekologis, pembagian kerja, ukuran dan
stabilitas dari kelompok-kelompok lokal……Julian Stewart,1955 dalam
Universitas Sumatera Utara
81 Keesing,1989. Organisasi pemuda yang berlandaskan pariwisata namun juga
mengutamakan kelangsungan dan kelestarian lingkungan mereka seperti hutan yang merupakan aset bagi kehidupan mereka..
4.3. Bentuk Partisipasi masyarakat Terhadap Kelestarian Hutan