Komunitas Desa Keterikatan Sebagai Suatu Komunitas 1. Komunitas Kekerabatan

Dari hasil wawancara tersebut sudah jelas dengan adanya kenduri sko itu mendekatkan silahturrahmi sesama kerabat. Di mana biasanya mereka jarang berkumpul, apalagi yang sudah merantau atau berkeluarga di daerah lain. Maka, pada kesempatan inilah mereka pulang dan berkumpul kembali dengan kerabat mereka. Mungkin juga yang jauh mendapat gelar adat, dengan segera mereka pulang untuk menerima gelar adat tersebut.

4.2.2. Komunitas Desa

Smith 1987: 67 mengatakan bahwa upacara agama yang biasanya dilaksanakan oleh banyak warga masyarakat pemeluk agama yang bersangkutan, bersama-sama bertujuan untuk mengintensifkan solidaritas sosial masyarakat. Durkheim dalam Lawang, 1994:181 menyatakan bahwa solidaritas sosial merupakan suatu keadaan hubungan antara individu dan kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Solidaritas menekankan pada keadaan hubungan antar individu dan kelompok yang mendasari keterikatan bersama dalam kehidupan dengan didukung nilai-nilai moral dan kepercayaan yang hidup dalam masyarakat. Wujud nyata dari hubungan bersama akan melahirkan pengalaman emosional, sehingga memperkuat hubungan antar mereka. Lebih lanjut Durkheim menjelaskan bahwa solidaritas sosial itu terdiri dari dua bentuk yaitu solidaritas sosial mekanik dan solidaritas sosial organik. Solidaritas mekanik didasarkan pada persamaan. Dalam suatu masyarakat yang ditandai oleh solidaritas ini, semua anggotanya mempunyai kesadaran kolektif Universitas Sumatera Utara yang sama. Kesadaran kolektif adalah keseluruhan keyakinan dan perasan yang membentuk sistem tertentu yang mempunyai kehidupan tersendiri dan dimiliki bersama oleh anggota masyarakat tersebut. Kesadaran kolektif memiliki sifat keagamaan karena mengharuskan rasa hormat dan ketaatan. Dalam masyarakat seperti ini, hanya sedikit anggota masyarakat yang memiliki individualistis. Kesadaran individual dikuasai oleh kesadaran kolektif. Hal ini menyebabkan solidaritas ini disebut solidaritas mekanik. Solidaritas organik menunjuk pada keterpaduan dalam organisme yang berdasarkan atas keanekaragaman demi kepentingan keseluruhan. Setiap organ memiliki ciri masing-masing dan tugas masing-masing yang tidak dapat diambil oleh orang lain. Demikian pula dengan pembagian kerja, Individu-individu tidak dikelompokkan dalam segmen-segmen tetapi menurut kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Masyarakat dengan solidaritas organik terdapat saling ketergantungan yang besar, keadaan ini mengharuskan adanya kerja sama. Aturan-aturan itu sendiri akan timbul dari interaksi yang sering terjadi. Aturan-aturan akan memperoleh pernyataan yuridis dalam hukum restitutif yang beroperasi. Bila terjadi pelanggaran terhadap hak orang lain seperti melakukan pelanggaran atas hak milik atau tidak menepati kerjasama. Hukum restitutif bertujuan untuk memulihkan keadaan kepada aslinya. Adapun solidaritas yang muncul dari pelaksanaan upacara kenduri sko ini adalah solidaritas mekanik. Hal itu disebabkan kesadaran kolektif pada masyarakat masih kuat dan semua angota masyarakat disini pada dasarnya memiliki kepercayan yang sama, pandangan, nilai, dan semuanya memiliki gaya hidup yang hampir sama. Pada acara kenduri sko ini, semua masyarakat bersatu Universitas Sumatera Utara dan berkerja sama dalam mensukseskan acara ini. Sebelum dimulainya upacara kenduri sko, masyarakat bergotong royang mempersiapkan semua yang diperlukan dalam kenduri sko nanti. Seperti gotong royong membersihkan desa dan gedung yang nantinya dijadikan tempat upacara. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Taufik bukan nama sebenarnya : “Sebelum kenduri sko dilaksanakan, masyarakat setempat mengadakan kegiatan gotong royong membersihkan desa. Tua maupun muda ikut dalam kegiatan tersebut”. Pada kesempatan ini kekompakan masyarakat terlihat jelas. Masyarakat secara bersama-sama, tua maupun muda, semuanya ikut dalam kegiatan gotong royong tersebut. Mereka bekerja bersama-sama dengan penuh semangat tanpa mengharap imbalan sehingga antara mereka timbul rasa persatuan dan kesatuan yang sangat kuat. Saat kenduri sko bukan hanya dihadiri masyarakat Keluru saja, tetapi masyarakat daerah sekitar juga akan menghadiri upacara tersebut. Masyarakat beranggapan bahwa hidup ini dituntun oleh adat. Oleh karena itu, setiap upacara-upacara adat harus tetap dilakukan terutama kenduri sko. Apabila upacara tersebut tidak dilaksanakan maka akan timbul ketidak puasan dalam hati masyarakat. Di samping itu pula apabila upacara ini tidak dilaksanakan hal itu berarti masyarakat telah melanggar adat. Waktu kenduri sko, semua elemen masyarakat Desa Keluru harus hadir demi lancarnya upacara tersebut. Seperti pepatah adat mengatakan: “ nan di bukit turun, nan diluhah naik, nan kecik dibangkit nan tuo dipapah, nan lemah dibimbing”. Adapun maksud dari pepatah tersebut menjelaskan bahwa dalam pelaksanan kenduri sko harus dihadiri oleh semua lapisan masyarakat, yang dibukit turun, Universitas Sumatera Utara dibawah naik, kecil dibangkit, tua dipapah, lemah dibimbing. Bagi masyarakat yang tidak menghadiri upacara kenduri sko ini berarti telah melanggar adat dan akan diberikan sanksi adat berupa denda kepada mereka yang tidak datang. Dalam kenduri sko, juga dilaksanakan acara makan bersama yang dikuti oleh seluruh masyarakat beserta para undangan yang hadir. Kegiatan makan bersama mempunyai arti yang amat penting dalam upacara kenduri sko. Makan bersama dilakukan di dalam ruangan berlangsungnya upacara. Saat makan bersama, tamu yang hadir duduk bersela mengelilingi makanan yang telah dihidangkan. Sebelum makan bersama dimulai, dibacakan doa terlebih dahulu oleh alim ulama. Kegiatan makan bersama ini mengandung makna persatuan dan kesatuan masyarakat baik pihak adat maupun rakyat biasa. Pada saat kenduri sko itu pula mereka saling bersalaman dan bermaaf- maafan atas kesalahan mereka, baik yang sengaja maupun yang tidak sengaja, seluruh yang berbuat salah pada kesempatan inilah mereka saling memaaf- maafkan. Sampai ada yang bertangisan nyesali kesalahan dimasa lalu. Dengan demikian, masyarakat Keluru adalah masyarakat yang hidup rukun dan damai. Jarang terjadi pertengkaran antar mereka karena mempunyai keterikatan yang sangat kuat antar sesamanya. Kalau ada masalah, mereka selesaikan dengan jalan musyawarah bersama antar masyarakat dengan orang-orang adat. Upacara kenduri sko juga dihadiri masyarakat-masyarakat desa terdekat. Hal itu disebabkan kegiatan yang diadakan dalam kenduri sko sangat meriah dan religius yang digemari oleh masyarakat. Begitu juga kalau desa lain yang mengadakan kenduri sko, maka mereka juga akan mengunjungi desa yang Universitas Sumatera Utara melakukan kenduri sko tersebut. Seperti yang diungkapkan Bapak Iwan bukan nama sebenarnya sebagai berikut: “ Pada saat kenduri sko, warga masyarakat dari desa-desa sekitar akan mengunjungi tempa t yang melaksanakan kenduri sko, begitu juga sebaliknya jika ada daerah lain yang melaksanakan upacara kenduri sko, maka masyarakat Keluru akan datang pula ke daerah tersebut”. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa upacara kenduri sko itu bukan hanya menyambung silahturrahmi antar masyarakat suatu desa. Tetapi juga memperkuat silaturahmi antar desa, karena mereka akan saling kunjung mengunjungi pada acara tersebut, sehingga mereka bisa hidup rukun dan damai, bukan hanya di dalam masyarakat mereka sendiri, tetapi juga dengan masyarakat daerah sekitarnya.

4.3. Penghormatan Kepada Leluhur