Dasar Pengenaan PPN Tarif PPN Mekanisme Pengenaan PPN

8. Jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklan; 9. Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air; 10. Jasa di bidang tenaga kerja; 11. Jasa di bidang perhotelan; 12. Jasa yang disediakan pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum.

2.2.4. Dasar Pengenaan PPN

Untuk menghitung besarnya PPN yang terutang diperlukan adanya Dasar Pengenaan Pajak DPP. Mardiasmo 2006 menyebutkan DPP adalah : 1. Harga Jual, adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan BKP, tidak termasuk PPN yang dipungut menurut UU PPN 1984 dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak. 2. Penggantian, adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi jasa karena penyerahan JKP, tidak termasuk PPN yang dipungut menurut UU PPN 1984 dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak. 3. Nilai Impor, adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk ditambah pungutan lainnya yang dikenakan pajak berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan Pabean untuk impor BKP, tidak termasuk PPN yang dipungut menurut Undang-undang PPN 1984. 4. Nilai Ekspor, adalah nilai berupa uang, termasuk biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir. 5. Nilai Lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan. Universitas Sumatera Utara

2.2.5. Tarif PPN

Tarif PPN yang berlaku saat ini adalah sebagi berikut : 1. Tarif tunggal 10 sepuluh persen Tarif ini berlaku untuk semua jenis penyerahan BKP dan JKP di dalam daerah pabean. 2. Tarif ekspor 0 nol persen Tarif ini hanya berlaku untuk ekspor BKP keluar daerah pabean. Pengenaan tarif 0 bukan berarti pembebasan pengenaan PPN, tetapi Pajak Masukan yang telah dibayar dari barang yang diekspor dapat dikreditkan. Tujuannya adalah untuk mendorong pertumbuhan ekspor produk dalam negeri. Atas tarif PPN tersebut, pemerintah dapat mengubahnya menjadi paling rendah 5 lima persen dan paling tinggi 15 lima belas persen. Perubahan tarif ini diatur dengan Peraturan Pemerintah.

2.2.6. Mekanisme Pengenaan PPN

Undang-undang PPN 1984 menganut metode kredit pajak credit method serta metode faktur pajak invoice method. Dalam metode ini PPN dikenakan atas penyerahan BKP atau JKP oleh Pengusaha Kena Pajak PKP. PPN dipungut secara bertingkat pada setiap jalur produksi dan distribusi. Unsur pengenaan pajak berganda atau pengenaan pajak atas pajak dapat dihindari dengan diterapkannya mekanisme pengkreditan Pajak Masukan metode kredit pajak. Untuk melakukan pengkreditan pajak masukan, sarana yang digunakan adalah faktur pajak. Universitas Sumatera Utara Mekanisme pengenaan PPN menurut Mardiasmo 2006 dapat digambarkan sebagai berikut : a. Pada saat membelimemperoleh BKPJKP, akan dipungut PPN oleh PKP penjual. Bagi pembeli, PPN yang dipungut oleh PKP penjual tersebut merupakan pembayaran pajak dimuka dan disebut Pajak Masukan. Pembeli berhak menerima bukti pemungutan berupa faktur pajak. b. Pada saat menjualmenyerahkan BKPJKP kepada pihak lain, wajib memungut PPN. Bagi penjual, PPN tersebut merupakan Pajak Keluaran. Sebagai bukti telah memungut PPN, PKP penjual wajib membuat faktur pajak. c. Apabila dalam suatu masa pajak jangka waktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwim jumlah Pajak Keluaran lebih besar daripada jumlah Pajak Masukan, selisihnya harus disetorkan ke kas negara. d. Apabila dalam suatu masa pajak jumlah Pajak Keluaran lebih kecil daripada jumlah Pajak Masukan, selisihnya dapat direstitusi diminta kembali atau dikompensasikan ke masa pajak berikutnya.

2.3. Pengusaha Kena Pajak PKP