Tingkat Suku Bunga 1. Definisi Suku Bunga
2.7. Tingkat Suku Bunga 2.7.1. Definisi Suku Bunga
Menurut Nopirin 1996 suku bunga adalah biaya yang harus dibayar oleh peminjam atas pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan bagi pemberi
pinjaman atas investasinya. Suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan uangnya
dalam bentuk tabungan. Suku bunga juga merupakan sebuah harga yang menghubungkan masa
kini dengan masa depan, sebagaimana harga lainnya maka tingkat bunga ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran Suhaedi, 2000.
Suku Bunga terdiri dari dua, yaitu : a Suku Bunga Nominal
Suku bunga nominal adalah tingkat suku bunga yang ditentukan berdasarkan jangka waktu satu tahun.
b Suku Bunga Riil Suku bunga riil adalah tingkat bunga nominal dikurangi laju inflasi yang
terjadi selama periode yang sama
.
Tingkat bunga adalah harga yang menghubungkan antara masa kini dan masa depan Mankiw, 2003. Para ekonom menyebutkan tingkat bunga yang
dibayar bank sebagai tingkat bunga nominal dan kenaikan dalam daya beli adalah tingkat bunga riil. Jika i menyatakan tingkat bunga nominal, r tingkat bunga riil,
dan π tingkat inflasi, maka hubungan di antara ketiga variabel ini adalah: r = i –
π
Universitas Sumatera Utara
Tingkat bunga riil adalah perbedaan diantara tingkat bunga nominal dan tingkat inflasi.
Dalam pasar keuangan dikenal berbagai macam bunga yang disediakan para debitur sebagai suatu daya tarik kepada kreditur untuk melakukan investasi. Tipe
bunga sangat bervariasi dari suatu pasar ke pasar yang lain. Secara umum dikenal lima macam bunga dipasar keuangan sebagai berikut:
1. Bunga kupon Coupon rate
Bunga kupon adalah tingkat bunga yang dijanjikan oleh penerbit sekuritas sesuai dengan kontrak. Penerbit kontrak atau debitur menyetujui
untuk melakukan pembayaran sejumlah bunga tertentu saat melakukan pertukaran obligasi.
Bunga dibayar = Tingkat bunga kupon x Nilai nominal 2. Metode Bunga Sederhana
Metode bunga sederhana digunakan untuk membebankan kepada debitur terhadap bunga pinjaman atau sekuritas selama jangka waktu
pinjaman. Jumlah pembayaran bunga akan menurun apabila sebagian pinjaman dilunasi. Formula untuk metode bunga sederhana adalah
sebagai berikut: I = P x r x t
P = Jumlah pokok pinjaman r = tingkat bunga
t = waktu meminjam biasanya dalam tahun
Universitas Sumatera Utara
3. Add-on Rate oflnterest
Metode add-on Rate of Interest adalah dimana bunga dihitung dari seluruh pokok pinjaman ditambah bunga pinjaman dibagi jumlah angsuran.
Metode ini meningkatkan jumlah bunga efektif yang harus dibayar. Sebab jumlah pokok pinjaman dihitung selama 1 tahun untuk
membebankan bunga, meskipun pokok pinjaman telah diangsur, tetapi bunga yang harus dibayar sebesar 1 tahun. Hal ini terjadi karena jumah
rata-rata yang dipinjam menurun jika sebagian dibayar. 4.
Metode diskon Discount Method Dengan metode ini bunga ditentukan sebelum pinjaman dikeluarkan.
Kemudian bunga dikurangkan dari jumlah pokok pinjaman, selanjutnya selisih diberikan kepada debitur.
5. Compound Interest
Beberapa institusi keuangan, khususnya bank komersial dan institusi pinjaman non bank membayar compound interest kepada para nasabahnya
pada tanggal tertentu. Pada metode ini bunga dihitung dari pokok pinjaman. Kemudian jumlah pokok pinjaman akan meningkat menjadi jumlah
pokok pinjaman ditambah besarnya bunga. Jadi, bunga yang dibebankan periode tersebut akan menambah jumlah pokok ketika
menghitung jumlah bunga periode yang akan datang. Biasanya bank atau institusi yang menerapkan metode ini harus mengungkapkan hal ini
kepada nasabah atau kreditur sebelum kontrak dilakukan. Ini diwajibkan kepada bank atau institusi yang bersangkutan kepada nasabah untuk
menghindari manipulasi.
Universitas Sumatera Utara
2.7.2. Penentuan Suku Bunga Dalam penentuan suku bunga terdapat faktor penentu suku bunga Yng
terbagi atas faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang beredar JUB, dan inflasi yang diharapkan.
Sedangkan faktor eksternal merupakan penjumlahan suku bunga luar negeri dan tingkat perubahan nilai tukar valuta asing yang diharapkan.
Penetapan suku bunga merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan bank sentral dalam rangka kebijakan moneter. Teknisnya, bank sentral
menetapkan tingkat suku bunga, baik suku bunga simpanan maupun suku bunga pinjaman. Dengan penetapan suku bunga ini, bank sentral dapat melakukan
ekspansi dan kontraksi moneter sesuai kebutuhan. Akan tetapi, dengan makin mengglobalnya perekonomian dunia, penetapan suku bunga makin hari makin
tidak efektif. Perkembangan tingkat bunga yang tidak wajar secara langsung dapat
menggangu perkembangan perbankan. Suku bunga yang tinggi, di satu sisi, akan meningkatkan hasrat masyarakat untuk menabung sehingga jumlah dana
perbankan akan meningkat. Sementara itu, di sisi lain suku bunga yang tinggi akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh dunia usaha sehingga
mengakibatkan penurunan kegiatan produksi di dalam negeri. Menurunnya produksi pada gilirannya akan menurunkan pula kebutuhan dana oleh dunia usaha.
Hal ini berakibat permintaan terhadap kredit perbankan juga menurun sehingga dalam kondisi suku bunga yang tinggi, yang menjadi persoalan adalah kemana
dana itu akan disalurkan.
Universitas Sumatera Utara
Di sisi perbankan, dengan suku bunga yang tinggi, bank mampu menghimpun dana untuk disalurkan dalam bentuk kredit kepada dunia usaha.
Namun disisi dunia usaha, kendati dana kredit perbankan tersedia, beban bunga yang harus mereka tanggung lebih tinggi sehingga dunia udaha cenderung
mencari alternatif pendanaan yang lebih murah. Sebaliknya, tingkat bunga yang relatif rendah dibandingkan dengan tingkat
bunga luar negeri, di satu sisi, akan mengurangi hasrat masyarakat untuk menabung dan mendorong pengaliran dana ke luar negeri sehingga bank-bank
akan mengalami kesulitan dalam menghimpun dana. Namun, di sisi lain, tingkat bunga yang rendah tadi akan mendorong kegiatan produksi dan investasi. Karena
tingkat bunga yang relatif rendah akan mengakibatkan permintaan akan kredit perbankan juga meningkat.
2.8. Pengeluaran Konsumsi 2.8.1. Defenisi Konsumsi