t Sig = 0,000 R
2
=
Berdasarkan hasil regresi dan model estimasi diatas dapat diketahui bahwa :
0,563
a. Variabel suku bunga SBI mampu memberikan pengaruh terhadap kredit
konsumsi sebesar 56,3 persen. Hal ini dapat diketahui dari nilai koefisien determinasi R
2
b. Variabel suku bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kredit konsumsi. Hal ini dapat diketahui karena nilat t-sig sebesar 0,000 0,05.
sebesar 0,563, sedangkan sisanya sebesar 43,7 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model persamaan
tersebut.
4.3. Pembahasan 4.3.1. Analisis Pengaruh
1. Pengaruh variabel jumlah PKP, PDB
t-1
pengeluaran konsumsi, kredit investasi dan kredit konsumsi terhadap , ekspor, inflasi, suku bunga SBI,
penerimaan PPN
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan peneliti diketahui bahwa variabel jumlah PKP, PDB
t-1
Jumlah Pengusaha Kena Pajak PKP berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan PPN. PKP bukan pembayar pajak namun
hanya sebagai pemungut pajak. Apabila jumlah PKP bertambah maka , ekspor, inflasi, suku bunga SBI,
pengeluaran konsumsi, kredit investasi dan kredit konsumsi secara bersama- sama simultan mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
penerimaan PPN yaitu sebesar 99,7 persen.
Universitas Sumatera Utara
otomatis jumlah barangjasa kena pajak yang dihasilkan akan meningkat sehingga akan meningkatkan penerimaan PPN. Hasil ini mendukung hasil
penelitian sebelumnya oleh Saefudin 2008, Muhammad Fahmi 2010 bahwa jumlah PKP berpengaruh positif terhadap penerimaan PPN.
Produk Domestik Bruto PDB
t-1
tahun sebelumnya berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan PPN. PDB
t-1
adalah agregat produk barang dan jasa total yang dihasilkan dalam perekonomian suatu negara di
dalam masa satu tahun. Hal ini tentu sangat mempengaruhi penerimaan PPN yang juga merupakan pajak atas barang dan jasa yang merupakan objek PPN
menurut peraturan yang berlaku, sehingga apabila PDB
t-1
mengalami kenaikan maka penerimaan PPN juga akan mengalami kenaikan. PDB
t-1
juga merupakan gambaran umum perekonomian suatu negara. Meningkatnya
PDB
t-1
Ekspor berpengaruh positif terhadap penerimaan PPN, namun tidak signifikan. Salah satu kebijakan yang dilakukan pemerintah adalah
menetapkan tarif PPN atas ekspor BKP sebesar 0 nol persen. Tujuan mencerminkan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara juga naik
yang berarti tingkat pendapatan masyarakat juga meningkat. Tingginya pendapatan masyarakat merupakan suatu faktor yang mempengaruhi
meningkatnya pengeluaran konsumsi masyarakat, sehingga hal ini juga dapat berpengaruh positif terhadap penerimaan PPN. Hasil ini mendukung hasil
penelitian sebelumnya oleh Saefudin 2008 dan Sabrina Narulita 2008 bahwa PDRB berpengaruh positif terhadap penerimaan PPN serta hasil
penelitian Nurhayati dan Rachman 2003 bahwa PDRB berpengaruh positif terhadap pengeluaran konsumsi masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
pemerintah melakukan hal tersebut adalah untuk mendorong pertumbuhan ekspor didalam negeri. Dengan meningkatnya kegiatan ekspor pemerintah
menginginkan akan semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara dan terbukanya kesempatan kerja yang dapat meningkatkan pendapatan
perkapita masyarakat. Dengan demikian kondisi ini tentu saja akan memberikan peningkatan terhadap penerimaan PPN walaupun tidak
signifikan. Hasil ini didukung hasil penelitian sebelumnya oleh Abdul Wahab 2008 bahwa ekspor berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
ekonomi. Disisi lain, tidak semua PKP eksportir melakukan restitusi PPN Masukan atas barang yang diekspor, hal ini dikarenakan PKP tersebut juga
melakukan penjualan di dalam negeri, sehingga kelebihan PPN Masukan dikompensasikan dengan PPN Keluaran atas penjualan di dalam negeri
tersebut. Inflasi berpengaruh positif terhadap penerimaan PPN, namun tidak
signifikan. Kondisi ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap penerimaan PPN di Indonesia. Hal ini
dapat dijelaskan bahwa meskipun terjadi kenaikan tingkat inflasi, tetapi selama periode penelitian pendapatan nasional cukup stabil dan cenderung
meningkat. Peningkatan pendapatan mengakibatkan daya beli masyarakat juga meningkat sehingga kenaikkan harga-harga masih dapat ditutupi dengan
kenaikan pendapatan. James Dusenberry dalam Reksoprayitno 2000 mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat ditentukan
terutama oleh tingginya pendapatan yang pernah dicapainya. Pendapatan berkurang, konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluaran untuk
Universitas Sumatera Utara
konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi, terpaksa mengurangi besarnya saving. Hasil ini mendukung hasil penelitian
sebelumnya oleh Khairani 2008 bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap pengeluaran konsumsi masyarakat. Dengan tingkat konsumsi yang stabil dan
kenaikan harga-harga barang akibat inflasi tentu saja akan menaikan penerimaan PPN atas nilai tambah barang tersebut.
Suku bunga SBI berpengaruh negatif terhadap penerimaan PPN, namun tidak signifikan. Suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap
pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan. Bunga bank yang tinggi akan mengurangi tingkat konsumsi
yang tinggi karena orang lebih tertarik menabung di bank dengan bunga tetap tabungan atau deposito yang tinggi dibanding dengan membelanjakan banyak
uang. Hal ini tentu akan mempengaruhi penerimaan PPN secara negatif sebagai pajak atas konsumsi. Hal ini mendukung hasil penelitian sebelumnya
oleh Khairani 2008 bahwa Suku Bunga Deposito berpengaruh negatif terhadap konsumsi masyarakat Indonesia.
Pengeluaran konsumsi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penerimaan PPN. Menurut peraturan perpajakan, barang kebutuhan pokok
yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak serta makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran dan rumah makan, warung dan sejenisnya tidak
dikenakan PPN. Sebagian besar konsumsi makanan dalam PDB merupakan konsumsi barang kebutuhan pokok serta makanan dan minuman yang tidak
dikenakan PPN. Sebaliknya sebagian besar konsumsi bukan makanan dikenakan PPN. Meningkatnya konsumsi makanan tidak banyak berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
terhadap penerimaan PPN, jika yang dikonsumsi merupakan barang yang tidak dikenakan PPN. Sedangkan menurunnya konsumsi bukan makanan
akan berpengaruh terhadap penerimaan PPN karena konsumsi tersebut dikenakan PPN. Dalam lima tahun terkahir, proporsi konsumsi makanan
cenderung meningkat dihitung menggunakan harga berlaku, sebaliknya, proporsi konsumsi bukan makan cenderung menurun. Selain itu jumlah PKP
yang terdaftar juga memiliki pengaruh. Walaupun banyak barang atau jasa kena pajak yang dikonsumsi masyarakat namun apabila dijualdiserahkan
oleh pedagangpengusaha yang belum dikukuhkan sebagai PKP maka atas barang atau jasa kena pajak tersebut tidak dapat dipungut PPN. Demikian
juga dengan tingkat kepatuhan PKP yang masih belum melaksanakan semua kewajiban pembayaran dan pelaporan PPN yang telah dipungut dengan baik
dan benar menjadikan potensi PPN atas konsumsi masyarakat menjadi berkurang.
Kredit investasi berpengaruh negatif terhadap penerimaan PPN, namun tidak signifikan. Kredit investasi merupakan kredit berjangka menengah
atau panjang yang diberikan oleh perbankan kepada pelaku usaha guna merehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian-pendirian
proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin, bangunan dan tanah untuk pabrik. Didalam peraturan perpajakan, pembelian tanah dan bangunan
yang akan digunakan untuk pabrik atau gudang bukan merupakan barang kena pajak, sehingga atas perolehannya tidak dipungut PPN. Demikian
juga terhadap pembelian atas mesin-mesin yang termasuk barang modal, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2001, disebutkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
barang modal mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan terpasang maupun terlepas, dibebaskan dari pengenaan PPN baik dalam rangka impor
maupun penyerahan didalam negeri. Hal ini berarti dalam jangka pendek realisasi kredit investasi tersebut tidak memberikan pengaruh terhadap
penerimaan PPN, namun dalam jangka panjang tentunya akan memberikan pengaruh dengan meningkatnya produksi barang dan jasa yang memacu
pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan penerimaan PPN.. Kedit konsumsi berpengaruh positif terhadap penerimaan PPN, namun
tidak signifikan. Kondisi ini sesuai dengan teori bahwa penyaluran kredit konsumsi akan memberikan pengaruh positif pada penerimaan PPN.
Pertumbuhan kredit konsumsi merupakan gambaran dari pertumbuhan konsumsi masyarakat. Pertumbuhan kredit konsumsi seperti kredit
kepemilikan rumah, kendaraan bermotor maupun barang lainnya baik yang dilakukan oleh bank maupun lembaga pembiayaan finance akan turut
meningkatkan penerimaan PPN atas nilai tambah pembelian barang-barang yang termasuk barang kena pajak. Terlebih banyaknya kemudahan yang
diberikan oleh bank dan lembaga pembiayaan finance tersebut dalam memperoleh kredit konsumsi memicu keinginan masyarakat untuk
memanfaatkannya, karena hal ini menjadi sebuah solusi bagi masyarakat yang memiliki kemampuan terbatas untuk bisa mendapatkan barang
kebutuhannya.
2. Pengaruh variabel inflasi terhadap pengeluaran konsumsi
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan peneliti diketahui bahwa variabel inflasi berpengaruh positif terhadap pengeluaran konsumsi,
Universitas Sumatera Utara
namun tidak signifikan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa, meskipun terjadi kenaikan tingkat inflasi tetapi pendapatan nasional cukup stabil dan
cenderung meningkat. Peningkatan pendapatan mengakibatkan daya beli masyarakat juga meningkat sehingga kenaikan harga-harga masih dapat
ditutupi dengan kenaikan pendapatan. Kenaikan inflasi mengakibatkan harga barang dan jasa mengalami kenaikan, tetapi kenaikan ini tidak terjadi secara
proporsional. konsumen cenderung akan mengurangi pembelian terhadap barang-barang yang harganya relatif mahal dan menambah pengeluaran
konsumsi terhadap barang-barang yang harganya relatif murah efek subsitusi. Hasil ini menduku ng hasil penelitian sebelumnya oleh Khairani
2008 bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap pengeluaran konsumsi masyarakat.
3. Pengaruh variabel suku bunga SBI terhadap kredit investasi
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan peneliti diketahui bahwa suku bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kredit
investasi. Sejalan dengan penurunan suku bunga SBI maka suku bunga kredit akan menurun juga. Hal ini akan mengakibatkan adanya peningkatan
permintaan kredit investasi pada bank umum karena rendahnya suku bunga kredit yang mencerminkan semakin murahnya biaya. Sebaliknya semakin
tinggi suku bunga kredit yang menceminkan semakin mahalnya biaya maka akan menurunkan permintaan kredit. Hasil ini mendukung hasil penelitian
sebelumnya oleh Muhammad Faza 2007 bahwa suku bunga kredit berpengaruh negatif terhadap permintaan kredit perbankan.
Universitas Sumatera Utara
4. Pengaruh variabel suku bunga SBI terhadap kredit investasi
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan peneliti diketahui bahwa suku bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kredit
konsumsi. Kredit konsumsi akan semakin meningkat apabila suku bunga kredit menurun sejalan menurunnya suku bunga SBI. Masyarakat akan
memanfaatkan kecilya biaya bunga untuk menambah konsumsinya. Sebaliknya apabila suku bunga kredit naik maka permintaan kredit konsumsi
akan menurun karena masyarakat tidak mau dibebani dengan biaya bunga yang tinggi. Hasil ini mendukung hasil penelitian sebelumnya oleh
Mohammad Yusuf 2009 bahwa suku bunga kredit berpengaruh negatif terhadap permintaan kredit konsumtif masyarakat.
4.3.2. Diagram Jalur Path Diagram
Pengujian hipotesa yang dirumuskan dalam penelitian ini dilakukan dengan model analisis jalur Path Analysis yang bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh variabel-variabel bebas independent variable terhadap variabel terikat dependent variable baik secara langsung, tidak langsung maupun
secara total. Masing-masing pengaruh akan ditunjukkan melalui angka pengaruh sesuai
nilai koefisien regresi masing-masing berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, nilai koefisien regresi adalah nilai Standardized Coefficients
Beta atau Koefisien Jalur. Berikut ini Path Diagram pengaruh jumlah PKP, PDB
t-1
, ekspor, inflasi,
suku bunga SBI, pengeluaran konsumsi, kredit investasi dan kredit konsumsi
Universitas Sumatera Utara
variabel bebas terhadap penerimaan PPN sebagai variabel terikat secara langsung direct effect, secara tidak langsung indirect effect dan pengaruh total total
effect. PYX
1
= 0,655
PYX
2
= 0,896
PYX
3
= 0,077
PX
6
X
4
= 0,051 PYX
6
PYX = -0,749
4
PYX = 0,051
7
= -0,081
PX
7
X
5
PYX = -0,668
5
= -0,046
PX
8
X
5
= -0,750
=
PYX
8
= 0,166
Gambar 4.1.
Path Diagram pengaruh jumlah PKP, PDB
t-1
, ekspor, inflasi, suku bunga SBI, pengeluaran konsumsi, kredit investasi dan kredit
konsumsi variabel bebas terhadap penerimaan PPN sebagai variabel terikat secara langsung
direct effect, secara tidak langsung
indirect effect dan pengaruh total total effect
PDB
t-1
X
2
Inflasi X
4
Suku Bunga SBI X
5
Penerimaan PPN Y
Jumlah PKP X
1
Pengeluaran Konsumsi X
6
Kredit Investasi X
7
Kredit Konsumsi X
8
Ekspor X
3
Universitas Sumatera Utara
4.3.3. Penghitungan Pengaruh
Untuk penghitungan pengaruh jumlah PKP X
1
, PDB
t-1
X
2
, ekspor X
3
, inflasi X
4
, suku bunga SBI X
5
, pengeluaran konsumsi X
6
, kredit investasi X
7
dan kredit konsumsi X
8
a. Pengaruh langsung direct effect
terhadap penerimaan PPN Y sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 4.1 diatas, baik secara langsung direct
effect, secara tidak langsung indirect effect dan pengaruh total total effect dihitung dengan formula sebagai berikut :
a. Pengaruh variabel jumlah PKP X
1
X terhadap variabel penerimaan PPN
Y adalah :
1
Y = PYX
1
b. Pengaruh variabel PDB
= 0,655
t-1
X
2
X terhadap variabel penerimaan PPN Y
adalah :
2
Y = PYX
2
c. Pengaruh variabel ekspor X
= 0,896
3
X terhadap variable penerimaan PPN Y
adalah :
3
Y = PYX
3
d. Pengaruh variabel inflasi X
= 0,077
4
X terhadap variable penerimaan PPN Y
adalah :
4
Y = PYX
4
e. Pengaruh variabel suku bunga SBI X
= 0,051
5
X terhadap variable penerimaan
PPN Y adalah :
5
Y = PYX
5
= -0,046
Universitas Sumatera Utara
f. Pengaruh variabel pengeluaran konsumsi X
6
X terhadap variable
penerimaan PPN Y adalah :
6
Y = PYX
6
g. Pengaruh variabel kredit investasi X
= -0,749
7
X terhadap variabel penerimaan PPN
Y adalah :
7
Y = PYX
7
h. Pengaruh variabel kredit konsumsi X
= -0,081
8
X terhadap variabel penerimaan
PPN Y adalah :
8
Y = PYX
8
i. Pengaruh variabel inflasi X
= 0,166
4
terhadap variabel pengeluaran konsumsi X
6
X adalah :
4
X
6
= PX
6
X
4
j. Pengaruh variabel tingkat suku bunga X
= 0,051
5
terhadap variabel kredit investasi X
7
X adalah :
5
X
7
= PX
7
X
5
k. Pengaruh variabel tingkat suku bunga X
= 0,668
5
terhadap variabel kredit konsumsi X
8
X adalah :
5
X
8
= PX
8
X
5
b. Pengaruh tidak langsung indirect effect
= -0,750
a. Pengaruh variabel inflasi X
4
terhadap variabel penerimaan PPN Y melalui variabel pengeluaran konsumsi X
6
X adalah :
4
X
6
Y = PX
6
X
4
PYX
6
= 0,051 -0,749 = -0,038
Universitas Sumatera Utara
b. Pengaruh variabel tingkat suku bunga X
5
terhadap variabel penerimaan PPN Y melalui variabel kredit investasi X
7
X adalah :
5
X
7
Y = PX
7
X
5
PYX
7
= -0,668 -0,081 = 0,054
c. Pengaruh variabel tingkat suku bunga X
5
terhadap variabel penerimaan PPN Y melalui variabel kredit konsumsi X
8
X adalah :
5
X
8
Y = PX
8
X
5
PYX
8
= -0,750 0,166 = -0,124
c. Pengaruh total total effect
a. Pengaruh variabel inflasi X
4
terhadap variabel penerimaan PPN Y melalui variabel pengeluaran konsumsi X
6
X :
4
X
6
Y = PYX
4
+ PYX
6
= -0,698 = 0,051 + -0,749
b. Variabel tingkat suku bunga X
5
terhadap variabel penerimaan PPN Y melalui variabel kredit investasi X
7
X adalah :
5
X
7
Y = PYX
5
+ PYX
7
= -0,749 = -0,668 + -0,081
c. Variabel tingkat suku bunga X
5
terhadap variabel penerimaan PPN Y melalui variabel kredit konsumsi X
8
X adalah :
5
X
8
Y = PYX
5
+ PYX
8
Universitas Sumatera Utara
= -0,750 + 0,166 = -0,584
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada penelitian Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai di Indonesia maka ditarik
kesimpulan sebagai berikut : 1.
Variabel jumlah PKP, PDB, ekspor, inflasi, suku bunga SBI, pengeluaran konsumsi, kredit investasi dan kredit konsumsi secara langsung dan bersama-
sama simultan mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan PPN di Indonesia.
2. Jumlah Pengusaha Kena Pajak PKP mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap penerimaan PPN di Indonesia. 3.
Produk Domestik Bruto PDB
t-1
4. Ekspor mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan PPN di Indonesia,
namun pengaruhnya tidak signifikan. mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap penerimaan PPN di Indonesia.
5. Inflasi mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan PPN di Indonesia
namun pengaruhnya tidak signifikan. 6.
Suku Bunga SBI mempunyai pengaruh negatif terhadap penerimaan PPN di Indonesia, namun pengaruhnya tidak signifikan.
7. Pengeluaran konsumsi mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap
penerimaan PPN di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara