4.1.8. Perkembangan Kredit Investasi
Dalam sistem perekonomian sekarang ini, perbankan memang bukan merupakan satu-satunya sumber permodalan utama bagi investasi nasional. Tetapi
bagi Indonesia perbankan merupakan sumber permodalan utama dan peranan itu masih relatif besar dan diandalkan dibandingkan dengan pasar modal dan
sumbersumber permodalan lainnya. Bagi bank umum, kredit merupakan sumber utama penghasilan, sekaligus sumber resiko operasi bisnis terbesar.
Sebagaimana umumnya negara berkembang, sumber utama pembiayaan investasi di Indonesia masih didominasi oleh penyaluran kredit perbankan.
Perkembangan kredit investasi di Indonesia pada tahun 1986 sampai dengan tahun 2010 ditunjukkan pada tabel 4.8 dibawah ini :
Tabel 4.8. dalam milyar rupiah
Perkembangan kredit investasi di Indonesia tahun 1986 s.d 2010
Tahun Kredit Investasi
Tahun Kredit Investasi
1986 74.684,0
1999 858.814,6
1987 83.752,4
2000 947.578,0
1988 93.801,1
2001 1.153.071,1
1989 104.449,9
2002 1.364.183,3
1990 123.884,9
2003 1.535.779,4
1991 145.820,4
2004 1.723.943,0
1992 160.611,6
2005 2.010.577,0
1993 188.099,2
2006 2.380.736,0
1994 259.133,3
2007 2.840.264,0
1995 315.460,6
2008 3.416.824,0
1996 1997
1998 372.393,6
430.122,7 702.239,5
2009 2010
3.828.432,1 4.223.917,8
Sumber : Bank Indonesia
Sejak tahun 1986 sampai dengan tahun 90-an kredit investasi yang disalurkan oleh bank umum selalu mengalami kenaikan tiap tahunnya.
Peningkatan yang signifikan terjadi pada tahun 1997 dan 1998. Realisasi kredit
Universitas Sumatera Utara
investasi ditahun ini mencapai 100.735,0 milyar dan 141.464,0 milyar. Namun krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan permasalahan yang besar.
Banyak kredit investasi yang diberikan oleh bank umum mengalami kemacetan. Pelaku usaha banyak yang gulung tikar sehingga tidak mampu lagi membayar
hutang. Demikian juga dengan pihak perbankan yang banyak dilikuidasi oleh pemerintah. Kondisi ini ini memberikan imbas pada tahun-tahun berikutnya.
Kebijakan penyaluran kredit investasi diperketat sehingga realisasi penyaluran kredit investasi menjadi menurun. Tahun 1999 kredit investasi yang disalurkan
hanya 57.691,0 milyar atau menurun sebesar 59,22 persen. Dengan demikian wajar apabila melambatnya penyaluran kredit perbankan di Indonesia setelah
krisis 1997 dituding sebagai salah satu penyebab lambatnya pemulihan ekonomi Indonesia dibandingkan negara Asia lainnya yang terkena krisis Korea Selatan
dan Thailand. Meskipun kondisi makroekonomi dalam beberapa tahun terakhir relatif membaik, namun kredit yang disalurkan perbankan belum cukup menjadi
mesin pendorong pertumbuhan ekonomi untuk kembali pada level sebelum krisis.
Tetapi dalam beberapa tahun belakangan ini, pertumbuhan kredit investasi sudah mengalami mengalami peningkatan. Penyaluran kredit investasi
tahun 2009 mencapai 297,486 milyar dan 347,627 milyar pada tahun 2010.
4.1.9. Perkembangan Kredit Konsumsi