2.6.3. Penyebab Inflasi
Berbagai penyebab inflasi antara lain Amalia, 2007 : 1.
Defisit financing Diadakannya pengeluaran-pengeluaran dalam rangka untuk memperbesar
kapasitas produksi investasi yang tidak cepat-cepat menghasilkan tambahan produk output dengan memakai tabungan atau defisit
financing. Pendapatan masyarakat bertambah, sedangkan output masih belum bertambah atau tidak bertambah karena scarce factor, dan situasi
demand supply. 2.
Terjadinya surplus ekspor X M Dengan terjadinya surplus ekspor maka pendapatan bertambah sedangkan
jumlah barang berkurang. Ini mengakibatkan demand terhadap barang- barang bertambah, sedangkan supply barang-barang berkurang. Disamping
effective demand meningkat terhadap barang-barang jadi, juga permintaan yang cepat pada waktu yang bersangkutan.
3. Inflasi yang diimpor dari luar negeri.
Jika kita sangat bergantung pada impor barang-barang atau bahan baku dari luar negeri, dimana barang atau bahan baku tersebut kita impor dari
negara yang sedang dilanda inflasi, maka kita terpaksa harus juga mengimpor dengan harga-harga yang tinggi.
4. Jika Terjadi surplus impor M X
Dalam hal ini, suatu negara memerlukan devisa untuk membayar kelebihan impor tersebut ke luar negeri. Dengan demikian akan
memperbesar demand negara tersebut terhadap valuta asing. Permintaan
Universitas Sumatera Utara
yang besar terhadap devisa itu umumnya akan meningkatkan kurs valuta asing. Dengan kurs valuta asing yang naik maka harga barang-barang di
luar negeri menjadi tinggi.
2.6.4. Efek Inflasi
Inflasi dapat menimbulkan efek atau dampak terhadap 3 tiga hal yaitu Sukirno, 2000 :
1. Efek terhadap Distribusi Pendapatan Equity Effect
Efek terhadap pendapatan umumnya tidak merata, ada pihak yang dirugikan, tetapi ada pihak yang diuntungkan. Pihak yang dirugikan adalah
mereka yang memperoleh income tetap, misalnya para pensiunan. Pihak yang diuntungkan adalah mereka yang memperoleh kenaikan pendapatan
dengan persentasi yang lebih besar dari laju inflasi. 2.
Efek terhadap Efisiensi Efficiency Effect Inflasi juga dapat mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi.
Perubahan ini dapat dirasakan bahwa permintaan barang-barang tertentu mengalami kenaikan dengan adanya inflasi. Hal ini akan mendorong
produsen untuk memperbanyak produksinya. Kenaikan produksi barang ini, pada akhirnya akan merubah pola alokasi faktor-faktor produksi yang
telah ada sebelumnya. 3.
Efek terhadap Output Output Effect Inflasi mungkin dapat menyebabkan terjadinya kenaikan produksi.
Alasannya adalah bahwa dalam keadaan inflasi biasanya harga barang mendahului kenaikan upah, sehingga keuntungan pengusaha naik.
Kenaikan usaha inilah yang akan mendorong naiknya produksi. Tetapi
Universitas Sumatera Utara
untuk kasus hyper inflation, jutstru sebaliknya, bahwa dengan hiper inflasi akan mendorong penurunan output.
2.6.5. Pengukuran Inflasi