25
4. Tahapan Penerapan CSR
a. Tahap Perencanaan, terdiri atas 3 langkah utama:
7
1 Awareness building, merupakan langkah awal untuk membangun
kesadaran mengenai arti penting CSR dan komitmen manajemen. Upaya ini dapat dilakukan antara lain melalui: seminar, lokakarya, dll.
2 CSR assessement, merupakan upaya untuk memetakan kondisi
perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun
struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR yang efektif. 3
CSR manual building. Penyusunan manual CSR dibuat sebagai acuan, pedoman dan panduan dalam pengelolaan kegiatan-kegiatan sosial
kemasyarakatan yang dilakukan oleh perusahaan. Penyusunan manual ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan tenaga ahli independen
dari luar perusahaan. Prinsip dasar yang dapat dijadikan pedoman untuk perencanaan CSR secara
umum antara lain: 1 Menetapkan Visi, merupakan langkah penting dalam penyusunan program
CSR, karena visi merupakan gambaran dari sesuatu yang ingin dicapai pada masa yang akan datang.
7
Yusuf Wibisono, Membedah konsep dan Aplikasi CSR, Gresik: Fascho publishing, 2007, h. 127.
26
2 Memformulasikan Misi, misi mendeskripsikan alasan mengapa perusahaan perlu melakukan program CSR. Misi mengembangkan harapan pada
karyawan dan mengkomunikasikan pandangan umum dari perusahaan. Misi menginformasikan tentang perusahaan dan apa yang akan dilakukan oleh
perusahaan untuk program CSR. Misi merupakan cara untuk mencapai visi yang diinginkan.
8
3 Menetapkan Tujuan, tujuan merupakan hasil akhir atau wujud kongkret dari sebuah visi. Tujuan merumuskan apa yang akan diselesaikan oleh perusahaan
dan kapan akan diselesaikan dan sebaiknya diukur. 4 Menetapkan Kebijakan, kebijakan perusahaan merupakan pedoman umum
sebagai acuan pelaksanaan program CSR yang akan dijalankan. 5 Merancang Struktur Organisasi, pelaksanaan program CSR dapat ditempatkan
pada posisi yang berbeda pada masing-masing perusahaan. Banyak perusahaan yang menitipkan program CSR pada struktur eksisting, namun
tidak sedikit pula yang telah membentuk sebuah struktur organisasi yang secara khusus menangani program CSR. Sebagai kegiatan yang bersifat
strategis, maka idealnya program CSR ditempatkan pada posisi struktur yang strategis dalam perusahaan. Semakin besar kegiatan yang dikelola tentunya
memerlukan struktur organisasi yang lebih presentatif. Sehingga jelas tujuan
8
Yusuf Wibisono, Membedah konsep dan aplikasi CSR, Gresik: Fascho publishing, 2007, h. 133.
27
program CSR yang dijalankan bisa benar fokus, terarah, termonitor dengan efektif.
6 Menyediakan SDM, keberhasilan pelaksanaan program CSR tidak dapat dilepaskan dari peranan SDM yang terlibat di dalamnya. SDM merupakan
aset perusahaan yang sangat berharga. SDM merupakan sector penopang utama dalam pencapaian tujuan perusahaan. Menilai aset SDM tidak cukup
hanya menyebutkan jumlah karyawan, rincian jenjang pendidikan karyawan dan tingkat kualitas SDM.
7 Membagi Wilayah, agar lebih fokus pada sasaran, perusahaan dapat membuat pembagian wilayah. Dasar pembagian wilayah ini sangat fleksibel, bisa
berdasarkan lokasi, dampak, jenis, ukuran, atau dana yang disediakan perusahaan. Pembagian wilayah ini sangat membantu perusahaan untuk
menentukan prioritas pelaksanaan program-program CSR. 8 Mengelola Dana CSR, implementasi program CSR sangat tergantung dari
dana yang disediakan oleh perusahaan. Program yang sangat tidak akan ada artinya jika tidak didukung oleh pendanaan yang memadai. Yang lebih
penting lagi bila dana telah teralokasikan adalah pengelolaannya. 9 Self Managing Versus Outsourcing, untuk melakukan program CSR,
perusahaan dapat memilih alternartif pengelolaan yaitu dengan melakukan self managing artinya perusahaan melaksanakan sendiri kegiatan-kegiatan
CSR-nya dengan menugaskan beberapa karyawannya untuk menangani program CSR atau melalui outsourcing dimana perusahaan dapat meminta
28
bantuan kepada pihak ketiga yang mempunyai kemampuan untuk melakukan kegiatan yag diperintahkan oleh perusahaan.
10 Evaluasi Program CSR. Setelah implementasi program CSR adalah mengevaluasi program. Evaluasi bisa dilakukan harian, bulanan, triwulanan
dan semesteran atau tahunan tergantung kebutuhan perusahaan.
b. Implementasi Perencanaan sebaik apapun tidak akan berarti dan tidak akan berdampak
apapun bila tidak diimplementasikan dengan baik. Akibatnya tujuan CSR secara keseluruhan tidak akan tercapai, masyarakat tidak akan optimal. Padahal
anggaran yang telah dikucurkan mungkin tidak bisa dibilang kecil. Oleh karena itu perlu disusun strategi untuk menjalankan rencana yang telah dibuat.
c. Evaluasi Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara konsisten dari
waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan CSR. Evaluasi dilakukan dengan meminta pihak indepennden untuk melakukan audit
implementasi atas praktik CSR yang telah dilakukan. Langkah ini tidak terbatas pada kepatuhan terhadap peraturan dan prosedur operasi standar tapi juga
mencakup pengendalian risiko perusahaan. Evaluasi tersebut dapat membantu perusahaan untuk memetakan kembali kondisi dan situasi serta pencapaian
29
perusahaan dalam implementasi CSR sehingga dapat mengupayakan perbaikan- perbaikan yang perlu berdasar rekomendasi yang diberikan.
d. Pelaporan Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi, baik
untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Jadi, selain berfungsi untuk
keperluan shareholder juga untuk stakeholder lainnya yang memerlukan.
5. Penerapan CSR di Indonesia